Stage 7: Alter Ego

13 3 0
                                    

Selama seminggu penuh, ketiga anggota Four Savior membuntuti Erio Hitam kemanapun dia pergi. Berusaha membuntuti, lebih tepatnya. Karena sosok yang mereka perhatikan bisa tiba-tiba menghilang entah kemana seolah tahu kalau dirinya sedang diikuti. Haru, Iriya, dan Dylan sempat berpencar, namun gagal. Mereka benar-benar harus bersabar sedikit lebih lama lagi.

Namun tampaknya kesabaran mereka terbayarkan. Setelah gagal membuntuti Erio Hitam selama enam hari, akhirnya mereka berhasil berkonfrontasi dengannya di waktu yang tidak terduga.

Awalnya sederhana saja, Iriya dan Erio sedang beradu cepat ketika kelas Transformasi mengadakan pelajaran tambahan di halaman belakang. Sementara Haru dan Dylan memperhatikan mereka dari atas Menara Hogosha. Mereka berdua nekat membolos untuk melihat apakah sosok yang tengah diburu akan muncul.

Sekilas memang tidak ada yang janggal sama sekali. Namun, Dylan mulai menyadari sesuatu dari dalam diri Erio Hitam. Aura hitam. Sepanjang ingatannya, sebagai orang yang telah mengenal Erio sejak lama, laki-laki itu tidak memiliki aura hitam sama sekali. Mereka bahkan baru tingkat dua. Aura mereka memang bisa terlihat, namun masih sedikit. Dan yang dimiliki Erio Hitam sangat kuat sehingga siapa saja bisa merasakannya, termasuk mereka.

"Kau lihat aura hitam dari tubuhnya, tidak?" tanya Dylan kepada Haru.

Sang Mechadroid mengangguk. Haru mengaktifkan scan-nya. Tak berapa lama, dia terkejut setelah mendapatkan data yang diinginkannya. "Tidak hanya auranya, tapi mana-nya juga hitam."

"Hah? Mana-nya juga?"

"Normalnya, mana seseorang berwarna biru laut dan siklusnya pun normal. Namun yang kulihat dari Erio Hitam, mana-nya berwarna hitam pekat dan memiliki siklus yang tidak biasa."

"Datamu ada berapa banyak, sih? Kau sampai tahu tentang siklus mana segala." Dylan menggaruk-garukkan kepala sambil mencoba mencerna penjelasan Haru. "Kau tahu sendiri kalau kita belum belajar siklus mana."

"Sekalian aku mengajarimu. Singkatnya Erio Hitam memiliki siklus yang berbeda dari Akuma lain. Dual siklus mana termasuk hal paling langka, dan dia adalah salah satunya," kata Haru santai sambil menoleh ke luar jendela lagi. "Jika aku tidak salah, terakhir kali kita bertemu dengan Erio Putih adalah hari Minggu kemarin, 'kan?"

"Benar. Setelah itu, Erio Hitam muncul," sahut Dylan.

Haru mengingat-ingat. "Malam bulan purnama merah terjadi dua kali dalam seminggu, dan peristiwa itu terjadi setiap enam bulan sekali. Kalau dataku tidak salah, malam ini ada bulan purnama merah lagi. Hari Minggu yang lalu pun, ada bulan purnama merah."

Dylan ikut terkejut. Tampaknya dia memahami kalimat yang Haru maksud. "Erio Hitam muncul ketika bulan purnama merah. Seharusnya dia juga bisa menghilang saat bulan purnama merah lagi."

"Tepat. Dan malam ini, bulan purnama merah pasti akan muncul. Saat itulah, kita bisa menangkap Erio Hitam dan meminta penjelasannya."

"Ide bagus," ujar Dylan.

☆☆☆☆

Malam hari...

Seluruh murid sudah terlelap sejak tadi. Sama seperti hari Minggu yang lalu, mereka diminta untuk tidur lebih cepat sebelum kekuatan mereka melemah karena bulan purnama merah yang akan muncul. Dan sama seperti hari Minggu yang lalu, ada satu murid yang tidak tidur.

Laki-laki itu bangun ketika bulan purnama merah hampir terlihat dan berjalan ke kelas Seni Pedang, kemudian menghampiri salah satu meja. Ditaruhnya sebuah boneka yang mirip dengan sang pemilik meja. Tanpa ampun, dia menghujamkan sebuah pisau ke arah boneka tersebut. Tidak lupa menuliskan sebuah kalimat di atas mejanya. Entah kalimat apa yang ditulisnya, namun kalimat tersebut bernada ancaman.

[End] Descendants of Dark & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang