Stage 33: Goddesses & Descendants

19 2 0
                                    

Di belakangnya, empat orang pun turut muncul dan menghampiri mereka yang sedang mengalami kekalahan. Miss Julia semakin terkejut melihat kedatangan dari keempat orang tersebut. Empat anak yang dulunya diejek sebagai tim terlemah di tingkat mereka, yang kini telah menjelma jadi sosok-sosok penyelamat yang ada di dalam legenda.

"Empat Orang... Terpilih...,"

Haru menatap mereka yang sama terkejutnya dengan kedatangan Tim Four Savior yang diikuti oleh kemunculan dari para dewi. Murid-murid yang melihat hanya bisa membatu, terlebih anak-anak dari kelas yang sama dengan Tim Four Savior yang terlihat tidak percaya jika tim yang selama ini mereka anggap cupu ternyata adalah empat orang dalam legenda yang diramalkan akan menjadi penyelamat Amaveri.

"Maaf kami terlambat untuk membantu kalian. Tapi kurasa urusan ini belum selesai, ya...,"ujar Haru.

Dylan dan Erio berbalik ke arah kedua dewi. "Di sinilah tempat kami mengenyam ilmu, Yang Mulia Dewi. Sayang sekali Black Crows telah menghancurkan bangunan yang kami banggakan ini," ucap Dylan dengan nada penuh hormat.

"Kami telah berusaha keras untuk melindunginya. Namun tampaknya para gagak telah mendahului kami," lanjut Erio.

"Menara akademi tampaknya sudah ada yang dihancurkan," sambung Iriya.

Dewi Seraphine hanya mengangguk mengerti. Kemudian menoleh ke arah Miss Julia yang masih berlutut sembari memegang bendera Hogakuma dengan tangan gemetaran. Sang dewi cahaya mengulurkan tangan dengan tulus.

"Bangunlah, ksatria wanita pemberani. Kau telah berjuang keras untuk menegakkan keadilan dan melindungi akademi. Kau seharusnya bangga karena memiliki pejuang-pejuang pemberani yang membantumu dalam pertempuran ini," ujarnya lembut.

Miss Julia memberanikan diri untuk berbicara, meskipun nadanya terdengar terbata-bata. Dia masih tidak percaya dengan kedatangan dari kedua dewi yang telah menciptakan Amaveri.

"B-Bagaimana... Yang Mulia Dewi... bisa ada di Amaveri...? S-Saya pikir Anda...," tanya Miss Julia.

Dewi Hayrith menoleh ke arah Haru, Iriya, Dylan, dan Erio. "Ceritanya panjang. Namun yang pasti... keempat anak inilah yang mampu memanggi kami kembali ke Amaveri setelah sekian lama kami tinggalkan."

Miss Julia menoleh ke arah Four Savior. Dylan hanya menghela napas. "Awalnya tidak begitu menyenangkan, Miss Julia. Semua itu terjadi ketika kami berkonfrontasi dengan tangan kanan atasan Black Crows...,"

☆☆☆☆

Beberapa saat sebelumnya...

"D-Dylan...,"

Sang Akuma hound hanya menatap separuh tubuh sang kakak yang terkapar di tanah. Darah mengalir dari bagian tubuh yang terbelah akibat tangan kanan Dylan yang berubah menjadi cakar hound berwarna hitam. Cakar tersebut kemudian menghilang dan berganti kembali menjadi tangan manusianya.

Sekujur tubuh Kage dipenuhi darah, begitupula dengan temperatur tubuhnya yang mulai mendingin. Matanya membelalak ke arah Dylan. Dia tertegun melihat tidak ada tanda-tanda rasa belas kasih dan ampun dari mata sang adik. Seolah sang hound telah berubah menjadi orang lain.

Dia telah salah menilai. Sosok adik yang selama ini dianggap remeh karena kekuatan serta kenaifan sebagai akuma yang baru berkembang itu ternyata mampu membelah tubuh kakak sendiri. Yang berujung akan membunuhnya perlahan. Terlebih, dia menggunakan kekuatan hitam yang membuatnya menjadi seorang Akuma berdarah campuran. Sama seperti yang lain.

"Dy... lan...,"

Si empunya nama hanya menatap Kage dengan tatapan kosong. Seolah tidak peduli melihat kakaknya yang berada di ambang kematian. "Aku tidak mau mendengar alasanmu lagi. Peduli atau tidaknya, kau tetaplah pengkhianat keluarga yang telah menghabisi nyawa mereka. Memang, semua yang kau katakan tentangku benar. Sosok adik yang hanya bisa menyalahkan diri atas kematian keluarganya yang telah dibantai. Maaf saja, tapi...,"

[End] Descendants of Dark & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang