Fluffy Love [NAMJIN]✔️

15 🌹 Maaf ku.

16 11 2019

Hai.
Coba minta 💜
Biar aku tau seberapa antusias kalian dengan work ini.

.

Namjoon's POV

Ini sudah masuk bulan ke dua Seokjin tinggal di sini. Sudah sekitar seminggu sejak kejadian di kantor kala itu.

Apa kalian bertanya apakah ada adegan skidipapap biskut ahoy?

Gak..

Tak ada apapun diantara kami.

Sesaat setelah aku menciumnya, dan ia membalasnya...

Dengan sialannya Hoseok mendobrak pintu dan mengagetkan kami. Ah ralat, sepertinya hanya aku yang terkejut kala itu. Seokjin terlihat biasa saja. Wajahnya itu terlihat begitu datar. Seolah lupa bahwa sebelumnya kita berciuman begitu hebat.

Dan semenjak saat itulah..

Seokjin seakan berubah di mata ku.

Sikapnya mendadak dingin. Hmmm ya... Tidak dingin juga.

Maksud ku.. Lebih patuh.

Ia memang tak pernah membantah ku, tapi kali ini rasanya berbeda. Ketika aku memanggilnya tiba tiba untuk memuaskan ku, Ia hanya akan melakukannya tanpa bicara.

Tak ada senyum hangat nya lagi yang selalu menghangatkan ku..

Tapi sungguh, aku belum pernah melakukan 'itu' padanya. Aku memanggilnya hanya untuk memuaskan ku saja. Ketika mulutnya itu bekerja untuk ku dan berada di bawah kuasa ku, aku sungguh semakin tergila gila dengannya.

Ingin sekali menyerangnya dan menanam kan jutaan benih ku pada hole nya. Namun entah mengapa, aku belum melakukannya sampai detik ini. Aneh saja rasanya. Baru kali pertama ini aku merasa ragu ketika ingin meniduri seseorang.

Untuk ucapan ku soal mendapatkan hatinya..

Aku bersungguh-sungguh.

Aku sungguh-sungguh menyukainya. Dan berusaha mendapatkan hatinya.

Ya..

Akhirnya aku mengakuinya.

Aku jatuh cinta padanya.

Sepuluh tahun terakhir, kembali ku rasakan hal bernama cinta. Sesuatu yang sudah ku anggap sebagai mitos belaka. Rasa hangat yang menjalari dada setiap kali memanggil namanya, memikirkannya, atau pun menyentuhnya sering kali datang ketika Ia mulai hadir dalam hidup ku.

Aku bukan bodoh. IQ ku hampir menyentuh angka 200.

Dan apalagi tidak peka. Kebetulan aku tipe orang yang begitu peka dan pandai membaca segala hal di sekitar ku.

Maka dari itu aku cepat menyadarinya. Bahwa aku telah jatuh pada pesonanya sejak awal.

Entah sudah berapa bulan kami saling kenal. Tapi entah bagaimana tingkah polosnya membuat ku semakin jatuh padanya. Itu adalah sebuah pesona yang mengagumkan dari dalam dirinya.