Segitiga (bagian VIII)

843 37 0
                                    

Sekarang mereka pergi ketempat dimana Vania berjanji untuk menggajak Wildan kesana,
"Ini nih tempatnyaa..." Vania membuka jendela mobil sedikit, balas Wildan dengan terpukau atas pemadangan kelap kelip lampu kota yang mulai hidup "Wihhh bagus banget....".

Mereka sampai di salah satu bukit yang ada di bandung, "Kamu suka tempat ini?" Wildan menoleh ke arah kanan dan kiri. Mereka duduk disalah satu rerumputan yang langsung mengadap ke pemandangan kota,

"Tempat nya enak ga kak?" Tanya Vania sambil membenarkan posisi duduknya.

"Enak kok, tempatnya dingin terus pemandangan lampu lampunya bagusss pake banget sih...." Wildan masih terpukau dengan pemandangan yang dia liat,

"Alhamdullilah kalo suka, oh iya ini tuh bagusnya malem, biasanya orang- orang dago main kesini, apa lagi ini malming pasti banyak..." Vania juga ikutan terpukau dengan pemandangan sore ini.

"Ohhh"

"Ehh pengen beli itu.." Vania menunjuk ke salah satu pedagang yang menjual mainan, dengan cepat Vania berdiri dari duduk nya dan berjalan kearah penjual.

Wildan sudah mau ikut berdiri tapi Vania menahan nya agar tetap duduk manis di rerumputan sembari melihat pemandangan yang menawan ini.

"Mang ini berapaan?" Vania menunjuk ke botol kecil yang berisi sabun dan 3 lidi berbentuk. Apa lagi jika bukan balon tiup.

Mas nya berdiri dan memberi kan botol yang berisi sabun dan 3 lidi berbentuk "ini lima belas ribu aja neng..."

"Mau dua ya," Vania memberikan uang kepada mas penjual,

"Makasih ya neng, " Mas itu memberi dua botol kecil dan 6 lidi berbentuk bentuk.

Vania kembali lagi ke Wildan dengan menenteng Botol yang dia beli tadi, "Beli apa Van?" Tanya Wildan yang melihat Vania menenteng sesuatu.

"Iniii!" Vania menunjukkan Hasil yang dia dapat dari tukang penjual mainan tadi, Seketika Wildan tertawa terbahak bahak "Hahhahahhahah!" Ada saja tingkah perempuan satu ini.

"Ini satu buat kakak, satu buat aku" Vania membagi mainan nya, satu untuknya dan satu untuk Wildan.

"Hahah oke oke..." Wildan mengambil mainannya.

Dengan posisi Vania yang masih berdiri ia mulai meniup air yang berada di tengah tengah lidi berbentuk,
"Hahhahahha ahhh sukaaa bangettt..." Vania melonjak lonjak sambil meniup balon busa itu,

"Dihhh malah senyam senyum, Ayoo mainnn..." Vania menarik lengan Wildan yang masih duduk manis direrumputan dengan memandang Vania.

"Hahaha iya iyaaa.." Wildan langsung bangun dari tempatnya duduk.

Wildan menarik lidi berbentuk hati dan meniupkan arah balon busa itu ke Vania. Botol yang berisi sabun tadi masih penuh dan sekarang tinggal seperempat.

Nafas mereka berdua juga sudah terenggah-enggah karena meniupi balon busa dengan semangat,

"Cape juga ya huftt huftt.." Vania menarik nafasnya perlahan,

"Huhhh aku juga, udah dulu ya cape huuhhh.." sekarang Wildan pun sudah lelah, dia mendudukan dirinya direrumputan lagi.

"Aku juga huhhhh.." Vania menyusul mendudukan Badannya langsung ke rerumputan,

"Ehhh bentar aku ke sana dulu ya.." Wildan langsung berdiri dari duduknya dan menghilang entah kemana,

"Oh okee.." Balas Vania singkat dan kembali melihat ke pemandangan sambil mengembalikan nafasnya yang terenyah-enyah.

MILO (Akmil & akpol ku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang