Selamet ya! ( bagian ke 11)

795 36 2
                                    

"Hai Van!" Sapa Rizal dibelakang Vania yang menggunakan baju seragam lengkap anak akademi militer.

"Hah..!" seketika Vania membeku, sepertinya kali ini kejutan yang tidak membuatnya sangat terkejut.

"kok malah melamun?" Rizal terkejut Melihat Vania yang terdiam membeku.

Balon Balon angka membentang panjang diarea kolam, jika dibaca menjadi satu balon balon itu tersusun menjadi kata
"WILL U BE MY GIRLFRIEND ?"

Pupil mata Vania seketika membesar, entah dia harus senang atau terkejut atau menangis? Vania berusaha berpikir jernih dari tulisan dibelakang Rizal, "Kak...bukannya kakak diasrama sampai bulan desember ya?" Tanya Vania dengan Muka yang kaget.

"Lagi ada libur sebentar," Jawab Rizal, "Van...Gimana tulisan dibelakang? jawabanya apa?" BOOM! Rizal membawa topik yang Vania hindari.

"ANJ-GUA MALU BANGET ANJERRRR AGHH!" Vania berteriak didalam hatinya, bagaimana dia tidak malu disitu ada teman- teman Rizal yang tak pernah Vania liat dan termasuk Abang Vania lengkap bersama teman-temanya. Mungkin yang inggin Vania lakukan sekarang adalah terjun ke kolam dan langsung hilang tanpa muncul muncul lagi.

"Will u ?" Rizal memberi kan tangan kanannya dan membungkuk kan badanya sedikit, Tak ada jawaban langsung dari Vania, ia membeku sekian menit.

Jujur Vania tidak tau mau berbuat apa, menolak Rizal? wahh petaka baru, menerimanya? wahh stress.
Namun ia lebih memilih. "i will.." Vania memberi tangan kananya seakan membalas ajakan dari Rizal.

Rizal mengeluarkan sekotak kalung, disaat kotak itu buka terdapat kalung yang sangat Vania ingin kan dari dulu namun tertahan karena harganya yang tinggi, padahal setiap orang ingin membeli kan nya Vania selalu menolak.

Semua orang bersorak "ADUH ADUHH!Termasuk Abang Vania yang sangat posesif pun menepukkan tangannya.

Rizal berbalik ke belakang badan Vania, ia memasangkan Kalung berliotin infinity dileher Vania.

"AAADUH ADUHH SWEET BANGET SIH!" Sorak orang orang di area itu, Vania hanya memberi senyum Manisnya saja.

Acara nembak-nembakan ini perjalan lancar, setelah penembakan, pemberian kalung, datang lah part terakhri ini.

Teman-teman Rizal mendekat ke dua orang yang baru jadian ini, "Aduh selamat ya bro!" Bimo menyalami Rizal.

"Hehe thanks bro, thanks juga udah dateng.." Rizal membalas sedikit merangkul Bimo.

"Bimo!" Bimo memberi tangan kanan nya ke "Vania kak!" dibalas oleh Vania dengan memberi tangan kananya juga dan senyum tipis Vania.

"Nah aku kenalin sama Kakak kakak ini," Rizal seakan menunjuk ke arah teman temannya,
"Ini Bimo," lelaki berbadan tegap dengan kulit berwarna coklat dengan setelan baju seragam khas anak anak akademi militer.

"Ini Wahyu," Hampir mirip dengan Bimo namun ia memiliki muka yang sedikit garang
"Ini Dika," Jika yang ini badan yang lebih kecil dibanding yang lain namun memiliki senyum yang bisa terbilang manis,

"Ini Adit, dan Fauzan.." Jika yang terakhir ini badan nya teggap sekali dan memiliki pinggang kecil yang terlihat jelas dari seragam yang diggunakan.

"Vania!" Vania hanya memberi sapaan kecil dan senyum tipis.

"Vania.." Dika memanggil Vania,

"Ya?" Vania menoleh sedikit ke arah sumber suara, "Disekolah kamu banyak yang cantik ga?" Tanya Dika langung tanpa aba-aba atau basa-basi.

"Idih jangan Van jangan dicariin.." Rizal menahan Vania untuk jangan mencarikan Dika wanita,

"Ayo dong bro biar gua ga jadi nyamuk kalian- kalian pada pliss!" Dika mengemis Agar Vania carikan,

MILO (Akmil & akpol ku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang