"Cie pacarnya " ( bagian VII)

871 37 0
                                    

Perjalanan masih diawalan namun, tiba-tiba ada telpon masuk ke handphone Vania dan memotong canda tawa Vania dan Wildan. 'Kringgggg',

"Siapa Van?" Tanya Wildan menoleh ke arah Vania,

"Bentar..." Vania meliat ke layar handphonenya, "Kak rizal ?" Batin Vania,

"SiapaVan? Van?" Tanya Wildan yang melihat Vania terdiam,

"Kak Rizal.." Vania langsung mengangkat telpon nya.

Sambungan telpon langsung dimulai dengan suara Vania "Assalamualaikum..."

"Walaikum, Vania.." Suara Rizal yang sedikit serak, mungkin baru selesai latihan?

"Yaa...?"

"Kamu dimana?" Tanya Rizal berbeda dengan ekspetasi Vania,

"Diluar kak..kenapa?"

"Sama?" Ucapan Rizal selalu singkat singkat,
"Kak Wildan, kak.."

"Wildan? Mau kemana kalian?" Kali ini suara Rizal sedikit tinggi?

"Masih belum tau kak..." Vania melirik ke arah Wildan, dan dibalas Wildan hanya mengangkat alis kirinya.

Sambungan telpon itu hening beberapa menit, "Van!" Rizal menaikan nada bicaranya kembali,

"Iya kak?" Vania melembutkan nada bicaranya,

"Kasih handphone-nya ke Wildan,"

"Ahh iya iyaa..." Vania langsung merubah Mode telpon menjadi speaker dan mengarah kan ke Wildan.

"Halo!" Wildan yang memulai percakapan,
"Luh mau ngajak Vania kemana?" Tanpa basa basi Rizal langsung saja ke point utamnya,

"Cuman nyari makan aja," Jawab Wildan sedikit dingin,

"Gausah aneh-aneh, jagain dia!" Sebelum Wildan menjawab lagi Rizal langsung melanjutkan kalimatnya "Gua yakin sama lu, gua titip dia.."

"Iyaa bang...tenang kenapa sih aman kok!" Wildan seakan meyakin kan Rizal,

"Mana Vania?" Tanya Rizal sebelum menutup Telpon, Vania mematikan Mode speaker dan kembali menaruh ponsel dikupingnya.

"Ya kak?" Vania langsung menjawab sahutannya,

"Van dua hari lagi ditunggu ya.."

"Hah?"

"Udah dulu yaa, lagi pada nonton ga enak kalo sambil telponan..."

"Bentar maksud 2 hari lagi apa kak..?"

"Entar kamu juga tau kok.."

"Ta-tapi koman-"

'Tutttt..'

Oke sambungan telpon sudah dimatikan oleh Rizal. Darah Vania seekan naik, kesal rasanya diawal dibuat serasa di perdulikakan seketika diakhir dengan penasaran ditambah sambungan telpon di matikan tiba tiba.

Bentar bentar...Vania tadi menyebutkan "komandan" kan, Yang pasti Wildan mendangar ucapannya tadi.

Vania melihat perlahan ke arah wajah Wildan yang sedikit berubah, tak ada senyum nya hanya wajah datar saja.

MILO (Akmil & akpol ku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang