Selingkuhan (Bagian 44)

105 4 0
                                    


GEDUBRAK!

Pintu kamar terbuka dengan lebar, dan membanting ke dinding belakang.

BRAK!

Badan Gadis kecil terjatuh menimpa pangeran yang tenggah merakit rak lemari Bayi.

Sontak satu isi rumah bergegas menuju titik suara yang muncul bergelegar.

Badan Vania bergelantung di atas tubuh lelaki berkulit sedikit coklat. Lelaki yang tenggah merangkai lemari dengan sangat fokus tertimpa oleh bidadari yang entah dari kayangan mana.

Dagu Vania tepat mendarat di atas bahu kokoh Wildan.

Wangi badan Wildan yang memiliki khasnya sendiri. Seperti wangi Coklat namun lebih kuat lagi.

Seperti dark choco.

Dan bau ini lah yang hanya beberapa kali menusuk ke hidung Vania namun selalu membekas baunya.

Dan untuk pertama kali nya, ia dapat mencium aroma ini kembali namun dengan jarak yang dekat.

Bukan hanya dekat namun memang tak ada jarak lagi antara hidung Vania dan bahu Wildan.

"Vania Vaniaaa!"

Rizal berlari dengan kencang, dengan terbirit birit ia melompati anak tangga. Kakik nya tepat mendarat di depan pintu yang sudah terbuka lebar dan pemandangan pertama yang ia liat ialah,

Tanpa basa basi Lain Rizal dengan sigap menarik Badan Vania untuk berdiri.

Kak Ayu pun langsung sigap berjalan mengarah ke Wildan "Sakit ga sakit gaa?"
Kak Ayu mengelus berulang ulang kali punggung belakang Wildan.

Wildan menoleh kan arah pandangan nya, mata yang pertama ia tatap ialah bidadari yang menabrak nya dengan kencang.

Lalu, pindah ke arah lelaki yang berdiri di samping bidadari dari kayangan planet pluto.

Tatapan nya menuju dari puncak kepala hingga ke ujung mata kaki.

Cukup lama Wildan melakukan hal itu, masih dengan posisi duduk bersila dan badan yang memiring kebelakang.

Kak Ayu pun hanya menatap tiga makhluk aneh yang hanya saling bertatap. Menatap nya dengan aneh dan kening wajah nya yang mengkerut.

"Santai aja Van, gapapa kok gua." Balas Wildan dengan santai sembari melambai kan tangannya, lalu memutar kembali arah badan nya kepada kerjaan awal nya. Yang sedang merakit.

Hah?

Dari beribu detik hening nya ruangan ini hanya kalimat Tidak apa apa yang keluar?

Penonton yang dari tadi menunggu seakan kecewa di buat nya, penonton kira akan ada pertarungan lain nya. Namun ternyata semua nya salah.

Satpam rumah serta ART yang sudah mengintip dari luar kamar langsung menekuk kening nya kecewa.

Wildan memutar sejenak badan nya ke belakang "Bubar bubar balik kerja sana!"

"Wildan gapapa kok!" Tangan nya melambai kebelakang dengan lesu.

Semuan penonton memutar balik arah badan nya dan meninggalkan layar yang mereka tonton.

Kak Ayu menantap tak percaya apa yang ia liat barusan.

"Wow!"

Kepo juga ternyata seisi rumah nya.

Mendengar suara seperti itu langsung berlarian, apalagi mendengar hal lain.

Rizal menarik kedua tangan Vania, lalu memandangi seluruh penjuru tubuh Vania.
Mata nya menatap dengan fokus serta wajah serius nya, kening yang mengkerut serta pupil mata nya yang membesar.

MILO (Akmil & akpol ku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang