"Heol!" Chaeyeon masih terus berguling guling di tempat tidurnya membayangkan apa yang ia alami tadi siang.
"Ekhem," Chaeyeon mengetes suaranya. "Maaf, jadwal dia sekarang adalah makan siang bersama, kau bisa mengganggunya ketika dia punya waktu luang."
"Astaga," Chaeyeon meniru apa yang Minhyun ucapkan tadi siang saat mereka pergi ke kantin, tak berapa lama ia mengetuk kepalanya. "Aku pasti sudah gila."
Tapi memikirkan pertanyaan Jeffrey yang terdengar tentang siapa Minhyun, kenapa Minhyun sendiri tidak berani menjawab dan memutuskan sambungannya.
Mungkin dia tidak ingin banyak bicara.
Chaeyeon memejamkan matanya.
***
Di sisi lain, Minhyun tidak bisa tertidur dengan pulas karena apa yang telah ia lakukan tadi siang. Dalam hati terdalam, ia merasa bersalah karena telah memanfaatkan keadaan Chaeyeon yang sangat tepat untuk menunjukkan bahwa ia sudah punya yang baru di depan Bona. Sebetulnya ia tidak terlalu cemburu dengan Jeffrey.
Tetapi, tidak dipedulikan bahkan tidak dilirik oleh Bona, hatinya masih terasa sakit. Setidaknya, jika ingin berpisah, maka berpisahlah dengan baik, itu maksud Minhyun. Masih ada yang ingin Minhyun katakan sebagai salam perpisahan, bukan saling memamerkan keadaan mereka sekarang. Iya, itu dia maksudnya.
Apa Chaeyeon sudah tidur?
Apa dia akan memaafkan aku untuk kedua kalinya?
Aku harus berhenti menjadi seorang yang brengsek.Contact
.
.
Jung ChaeyeonKang Daniel
Kim Bona
.
."Bona," Minhyun menghela nafasnya.
Bona, aku ingin kita bertemu besok.
**
2015"Kau berangkat be... sok?" Minhyun terkesiap dengan perkataan Bona, ia bagaikan disambar petir di siang bolong.
"Maaf tidak kasih tau dari kemarin." Bona menarik tangan Minhyun. "Aku tidak mau sedih lama lama."
"Iya, tidak usah khawatir." Minhyun mengenggam balik tangan Bona. "Aku senang kau bisa tinggal di sana."
"Ayo jangan sedih, aku hanya beberapa tahun di sana, kita bisa tetap bertukar pesan, kan?" Bona tersenyum. "Ayo kita bertukar hadiah besok?"
Minhyun mengangguk.
Awalnya satu sampai dua minggu semuanya berjalan dengan lancar, tetapi
1 bulan
3 bulan
9 bulan
1 tahun
Tidak ada kabar lagi darinya, bahkan Bona sama sekali tidak update sosial medianya. Sampai suatu hari, Daniel memberi tahu bahwa Bona kembali, tetapi perilakunya berubah drastis.
**
Pagi itu tidak seperti biasanya Doyeon pergi naik bis ke kampus, abangnya tidak mau nganterin karena takut telat, orang tuanya pun sudah berangkat pagi karena ia telat bangun.
"Hoaaam~" Dan ia pun masih mengantuk.
Dengan sekuat tenaga dan mata yang sudah terpejam ia berusaha untuk menahan kepalanya untuk tidak terjeduk kaca atau tiang penghalang di depannya. Tetapi, tetap saja ia tidak bisa melawan kantuknya tersebut.
Kepala Doyeon terjun bebas ke depan besi penghalang, tetapi sebelum kepalanya terbentur, ada tangan yang sudah siap memberikan sandaran di sana.
Doyeon pun terkaget dan membuka matanya, ia lebih terkejut setelah menelusuri tangan siapa yang telah membantunya. "Astaga! Ya Tuhan!"
"Kenapa?" Ong, itu dia. "Ayo bilang makasih, kalau ga ditadangin paling jidatnya makin maju."
"Diem, mau tidur." Doyeon kembali menyandarkan kepalanya ke belakang.
"Nih minum biar seger!" Ong menempelkan sebotol yogurt dingin ke pipi Doyeon yang membuatnya langsung membuka mata. "Tadi beli kelebihan, sekalian bayar ongkos makanan kemarin."
Doyeon yang awalnya ragu untuk mengambil yogurt tersebut pun mau tidak mau menerimanya karena pipinya lama lama kedinginan. "Makasih ya,"
Ong ngangguk. "Biasanya ngga naik bis?"
"Ga ada yang mau nganterin, terus ini ngapain juga naik bis?" Doyeon teringat bahwa selama ini biasanya Ong naik motor vespa bututnya. "Ngikutin ya?!"
"Pede! Emangnya ga boleh naik bis? Nyawanya belum ngumpul pasti, kan gue naik setelah lu naik entah dari mana."
Doyeon cengar cengir. "Hehe emang motornya kemana?"
"Di bengkel, makanya suruh abang GrapeFood buat nganterin lu makanan." Ong menggaruk-garuk tengkuknya. "Tadinya mau gue yang anterin langsung."
Doyeon tersenyum tanpa sadar dan langsung mengalihkan pandangan ke arah trotoar jalan. "Eh... kayak kenal."
Ong pun ikut melongok apa yang dilihat Doyeon. "Oh, mereka balikan?"
"Balikan?" Doyeon menarik tangan Ong untuk duduk di sampingnyaㅡ ya sebetulnya sedari tadi kursi sampingnya kosong, tapi Ong malah memilih berdiri. "Itu Minhyun, kan?"
"I.. iya, kenapa?" Ong malah grogi karena tangannya masih dipegang Doyeon, maklum, belum pernah deketin cewe, jadinya panas dingin waktu ada kejadian seperti ini.
"Cewe yang sama dia itu siapa?"
"Bona, pacarnya dulu."
"OALAH, DASAR YA SEMUA COWO SA-" Doyeon tidak sadar ia berteriak dan Ong langsung menutup mulutnya.
"Sst, kalem kalem." Ong melepaskan tangannya. "Emang kenapa?"
"Kemarin dia deketin Chaeyeon, sekarang dia jalan sama mantannya?!"
Doyeon berusaha menenangkan batinnya saat ini, begitu juga Ong, yang sebelah tangannya masih dalam pegangan tangan Doyeon.