Bad Couple - 11 (Sakit Gigi)

6.7K 407 3
                                    

"KAK, ADA BANG EL TUH DIBAWAH" Arion berteriak sangat kencang tak kenal tempat.

"JANGAN TERIAK-TERIAK ADEK" Dea menyahuti teriakan putranya.

"ITU BUNDA JUGA TERIAK" balas Rion

"Ih, udah-udah diem napa si, Eve lagi sakit gigi nih, makin sakit kan, aduh" Ringisnya.

"Eh iya, bunda lupa kak, maaf ya" Dea menghampiri putrinya, lalu mengelus pipi Evelyn dengan lembut.

"Yaudah, itu Elfrannya samperin dulu gih" Evelyn mengangguk, lantas berjalan menuju tempat Elfran berada sambil memegangi pipi sebelah kanannya disertai ringisan kecil.

"Megangin pipi mulu, kenapa lo?" Tanya Elfran saat Evelyn sudah ada dihadapannya.

"Gigi gue sakit" lirih Evelyn. Pandangan Elfran menajam, pasti gara-gara coklat yang diberikan Raska kemarin.

Memang, Raska, sahabat Elfran, kemarin memberinya coklat karena ia tak suka. Raska mendapatkan coklat itu dari salah satu fans nya. Raska memang sangat populer disekolah. Itu sebabnya ia selalu mendapatkan beberapa barang dan selalu ia berikan pada orang lain yang menginginkannya. Kebetulan, Evelyn tergiur dengan coklat itu, alhasil kini giginya merasakan sakit.

"Brengsek si Raska, bikin pacar gua sakit, awas aja lo, abis sama gua" gumam Elfran yang masih bisa didengar oleh Evelyn.

"Ih, udah ah, ini bukan salah Raska, ini salah gue juga, makan coklatnya kebanyakan..aduh" Elfran tak menggubris ucapan Evelyn, ia kemudian menyentuh pipi Evelyn dengan sangat lembut dan menggiring Evelyn untuk duduk.

"Kamu udah minum obat?" Tanya Elfran lembut.

"Udah, tapi gigiku masih sakit, masih nyut-nyutan..awh"

"Stt.. udah, jangan kebanyakan ngomong dulu ya. Mau kedokter gak?" tawar Elfran yang langsung dijawab dengan gelengan kuat dari Evelyn.

"Kenapa sayang?"

"Takut disuntik" gumam Evelyn. Matanya kini berkaca-kaca, siap menumpahkan air mata.

"Syutttt udah, jangan nangis ya" Evelyn justru malah menangis. Dan itu membuat giginya semakin sakit.

"Cup cup cup, jangan nangis dong, gigi kamu makin sakit kan" Elfran mengusap pelan air mata yang ada dikedua pipi bulat Evelyn.

"Aduh..hiiks...sakit El.. hiks hiks.. ayah" Evelyn menangis tersedu-sedu, membuat Elfran menahan sesak didadanya. Tangisan Evelyn mengundang penghuni rumah untuk berkumpul.

"Loh loh, kok kakak nangis?" Tanya Rion saat tiba di ruang keluarga.

"Giginya makin sakit katanya"

"Coba mana ayah lihat" Belvan menghampiri Evelyn yang sedang berada didekapan Elfran. Ia lantas mengangkat dagu putrinya, dan Evelyn perlahan membuka mulutnya.

Saat evelyn membuka mulut, Belvan kemudian mengambil senter kecilnya dan mengarahkannya pada rongga mulut Evelyn. Terlihat dibagian gigi geraham, ada bolongan kecil yang menjadi inti permasalahan kesakitan Evelyn.

"Kayaknya harus ke dokter deh kak" usul Dea

"Iya bener kata bunda, kayaknya kakak harus diperiksa sama dokter gigi langsung deh. Itu, gigi kakak ada yang bolong dikit" timpal Belvan.

"Huaaa.. gak mau ayah, bunda.. eve gamau" rengek Evelyn.

"El, antar Evelyn ke dokter gigi ya, ayah lagi banyak kerjaan nih" pinta Belvan pada calon menantunya. Eh? Calon menantu?

Elfran pun mengangguk, mengikuti arahan dari Belvan.

"El"cicit Evelyn. Ia menengadahkan kepalanya, menatap manik mata Elfran dengan mata yang kembali mengeluarkan air mata. Evelyn menggelengkan kepalanya.

"Engga sayang, kamu harus diperiksa. Kamu mau terus-terusan sakit? Hm?" Evelyn menggeleng dengan polosnya.

"Nah, yaudah, kita periksa ya sayang, gak akan disuntik kok" bujuk Elfran.

"Udah, seret aja bang seret" usul Rion yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Evelyn.

"Kabur ah" Rion berlari menaiki tangga, menuju kamar.

"Engga usah periksa ya El, nanti juga sembuh sendiri kok..aw" Evelyn masih membujuk Elfran untuk tidak membawanya ke dokter gigi.

Elran menajamkan matanya. Evelyn yang ditatap seperti itu seketika menunduk, sungguh ia sangat takut.

"Pokoknya kita periksa, aku gamau kamu terus-terusan sakit." Ucap Elfran tak terbantahkan. Ia kemudian menggiring Evelyn untuk keluar dan masuk kedalam mobil.

Sepanjang perjalanan, Evelyn tak mengeluarkan suaranya, selain karena giginya yang sakit, ia juga sedang merajuk. Elfran ingin membujuk Evelyn dengan meng iming-imingi makanan, tapi ia ingat kalau Evelyn sedang sakit gigi.

"Sayang" panggil Elfran. Evelyn hanya diam, sambil memandang keraha jedela samping.

"Jangan marah dong, kan ini juga buat kebaikan kamu, biar kamu gak sakit lagi." Evelyn tetap diam tak bergeming.

"Abis dari dokter, aku ajak kamu ke mall deh, kita belanja" Evelyn masih diam. Sebenarnya ia agak tertarik dengan ajakan Elfran, tapi ia tak boleh luluh.

"Oh atau kita beli tas yang pengen kamu beli kemarin?"

"Atau beli sepatu yang udah kamu incer dari seminggu yang lalu? Itu limited edition loh" Evelyn menegakkan badannya. Sungguh ia sangat tergiur dengan penawaran Elfran. Tapi, egonya lebih besar, ia tak mau luluh dengan rayuan-rayuan Elfran yang selalu benar itu.

"Yaudah kalo gak mau"

"Iya iya, Eve mau" Evelyn langsung menoleh pada sang kekasih. Ia tau, penawaran-penawaran Elfran bukan hanya harapan semata, melainkan kenyataan. Elfran selalu tepat janji, Ia selalu membelikan apapun yang ia janjikan pada Evelyn.

"Berarti udah gak marah dong ya" ucap Elfran disertai kekehan kecilnya. Evelyn mengangguk semangat dan menggenggam erat tangan Elfran seakan tak mau kehilangan.









Spesial malam minggu nih.

Gimana? jangan lupa kasih bintangnya yaaaaa  para readers...

Jangan jadi silent readers yaaa dosa lho

Bad Couple (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang