Elfran masih memikirkan, siapa orang yang bersangkutan dengan mamanya, atau tau semua hal yang ia pertanyakan. Elfran berjalan, memasuki ruangan beraroma lavender itu, kamar Rena. Ruangannya masih sama, tak ada yang berubah. Ketika ia merindukan sosok ibunya, ia akan tidur disana, karena aroma tubuh ibunya masih menyeruak diruangan itu.
Elfran membuka lemari, mencari barang atau apapun yang bisa dijadikan petunjuk. Ia menemukan dompet milik ibunya, yang berisikan beberapa ATM, juga sebuah foto disana. Bukan foto ibunya bersama ayahnya, tetapi foto ibunya bersama lelaki lain. Mungkinkah itu ayah kandung Elfran?
Elfran mengambil foto itu, dan membaliknya. Terdapat tulisan 'to Rena from Fandi'. Elfran harus mencari sosok Fandi yang ada difoto itu. Tapi mencari kemana? Ah sudahlah, ia akan memikirkan itu nanti bersama Evelyn.
Elfran kemudian membereskan pakaian ibunya yang tadi sempat ter obrak abrik, kemudian kembali menutup lemari itu. Tentunya, foto yang ia temukan tadi, disimpannya baik baik.
..........
Keesokan harinya, Elfran pergi menemui Evelyn karena hari ini hari libur. Ia akan memberitahu mengenai petunjuk yang ia dapatkan.
Ting tong
"Eh bang, masuk bang" ucap Rion ketika ia membukakan pintu.
Elfran masuk dan disana sudah ada Evelyn, ayah, bunda, beserta Rion yang kumpul. Elfran bingung, ada apa?
"Gak usah bingung gitu El. Bunda, ayah, juga Rion udah tau kok permasalahan kamu, Evelyn cerita tadi." Elfran tersenyum kemudian duduk disamping Evelyn.
"Jadi, petunjuk apa yang kamu dapat nak?" tanya Belvan.
"Oh ini, ayah kenal sama lelaki ini?" tanya Elfran sambil menyerahkan foto yang ia temukan semalam.
Belvan mengerutkan keningnya, merasa tidak asing dengan sosok ini. Beberapa detik kemudian ia tersadar.
"Oh ini, dia Fandi kan? Dia temen kuliah ayah pas di UGM." jawab Belvan.
"Jadi ayah kenal sama om Fandi? Sekarang dia dimana Yah?" tanya Elfran lagi. Semua orang yang ada disana hanya memperhatikan.
"Pas wisuda, dia bilang mau menetap di Yogyakarta, karena dia asalnya dari sana. SMA, dia pindah ke Bandung, sekolahnya di Bima Sakti, sama kayak kalian, tapi ayah gak pernah kenal sama dia, soalnya waktu itu, ayah sekolah di Bima Sakti cuma 1 semester karena pertukaran pelajar, sama bunda mu" jawab Belvan sambil menoleh ke arah Dea.
"Ayah tau gak tempat tinggal om Fandi disana?" kini Evelyn bersuara.
"Ayah inget, tapi ayah gak yakin kalo Fandi masih tinggal disitu."
"Bunda sekolah di Bima Sakti, tapi gak pernah tuh denger ada nama Fandi. Bahkan bunda gak pernah liat orang ini" ucap Dea sambil memandang foto itu.
"Itu karena, dia menutup dirinya." jelas Belvan.
"Jadi sekarang kita harus gimana?" tanya Evelyn.
"El harus datengin om Fandi." gumam Elfran, yang masih bisa didengar karena ruang keluarga itu sepi.
"Ayah akan temani El kesana." putus Belvan.
"Evelyn juga pengen ikut" pinta Evelyn.
"Jangan, kamu sama adek, jagain bunda dirumah." tegas Belvan, mau tak mau Evelyn mengangguk menyetujui.
"Jadi kapan kita akan kesana nak? Ayah bisa menemani kamu kapanpun"
"Besok ayah" ucap Elfran.
"Baiklah, sekarang kita harus siap siap."
"Makasih ayah, bunda, Evelyn, Rion. El hutang budi sama kalian semua. El gatau gimana nasib El kalo gak ada kalian. Terima kasih banyak" ungkap Elfran. Air matanya mengalir dengan sendirinya. Membuat Evelyn tak tahan untuk tidak menangis juga.
"Gapapa nak, sudah kewajiban kita menolong sesama manusia" ucap Dea sambil mengusap pelan punggung tegap Elfran.
Evelyn yang melihat Elfran menangis, lantas bangkit dan mendekap Elfran.
........
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Couple (Selesai)
Dla nastolatkówElfran galak, Evelyn gak kalah galak!! .... Start : 19 September 2019 Finish : 31 Desember 2019 © 2019 Nagazalaa Maaf kalo ceritanya ga jelas, garing, cringe, saya bacanya aja pengen muntah. Cerita ini di tulis oleh penulis pemula Cerita 100% hasil...