Disini aku, ditengah malam yang sejuk menusuk tulang, bercengkrama dengan sang langit yang menyimpan jutaan cerita kelam umat manusia, dan kini.. aku menatapi diriku sendiri pada pantulan cermin berbentuk segi empat itu.
Buruk! Buruk sekali! Aku terlihat begitu hancur! Aku jelek sekali! Seperempat detik kemudian, aku mengacak rambutku! Ya! Aku frustasi! Nah, aku benar-benar terlihat seperti orang gila sekarang.
Mengapa? Mengapa aku penuh dengan kekurangan dan cacat? Senyumku bahkan menambah kesan buruk pada tampilanku. Yah, aku paham. Ternyata pujian mereka itu palsu, bertujuan untuk merendahkanku. Aku terima itu. Karena memang itulah faktanya. Aku kacau sekali!
Ah, aku bersumpah.. kecemasan ini begitu menggangguku. Aku lelah. 'Dia' terus kembali. Aku ingin mengakhiri semua ini. Aku ingin melenyapkan diriku sendiri.
10'11'19
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Non-FictionInfinity. Yah, penderitaanku tak memiliki batas. Ini catatan harianku, mengenai hal-hal dan derita yang bermain peran dalam hidupku. Aku harap, kau tidak membenciku karena luka-luka sayat yang kumiliki. ===
