Infinity
Penderitaan ini tak memiliki batasEntah aku yang buta, atau memang ia tak punya ekor
Aku terlalu lelah, kewalahan mencari jalan keluar dari labirin menyesatkan ini
Matahari telah tenggelam
Cahaya rembulan telah meredup
Udara semakin terasa dingin menusuk tulang
Raungan serigala semakin terdengar frustasi
Oh, apakah mereka merasakan penderitaan yang sama jua?
Apakah boleh raungan itu kujadikan perumpaan derita ini?
Seiring waktu merangkak dengan sangat, sangat lamban
Tenagaku melemah,
Jejariku semakin kaku, kebas tak terasa,
Keringat meluncur di keningku tanpa henti,
Dan air mata yang sudah mengering akibat tangis tanpa henti dahulu kala
Ini sangat menyakitkan
Aku harus menguras tenaga dan waktu lebih untuk menyulam begitu banyaknya topeng kebahagiaan untuk menutupi jutaan potongan hati yang telah rusak
Akhir, Terimakasih untuk para insan yang telag memercayai topeng-topeng itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Non-FictionInfinity. Yah, penderitaanku tak memiliki batas. Ini catatan harianku, mengenai hal-hal dan derita yang bermain peran dalam hidupku. Aku harap, kau tidak membenciku karena luka-luka sayat yang kumiliki. ===