D➖epresi

3.6K 518 37
                                    

Hansel itu ngga punya alasan kenapa ia akhirnya menghubungi hotline depresi kayak Ican.

Bukan karena pengen nyari jodoh. Bukan ya. Begini-begini Hansel masih laku, banyak anak angkatan ataupun adik tingkat yang naksir dia.

Emang Hanselnya aja ngga mau pacaran.

Alasan lainnya juga bukan karena Hansel itu depresi. Padahal Irsya dan Yogi udah pernah bawa dia ke psikiater. Juga udah konsumsi obat anti depresan.

Hansel itu beda dengan Ican, dia ngga punya alasan yang ngebuat dia jadi depresi. Hidupnya baik-baik aja, normal-normal aja.

Tapi entah kenapa, Hansel itu suicidal.

Yang akhirnya menjadi salah satu alasan kenapa Hansel masuk kedokteran, seenggaknya dia bisa belajar gimana caranya menghargai hidup.

"SEL?"

Hansel malingin kepalanya, melihat Lian yang tersengal sehabis naik tangga. Hansel ngasih senyum canggung ke Lian sambil turun dari tepian sisi pagar gedung fakultas kedokteran itu.

Lian ngebuka lebar kedua tanganya, menyambut Hansel dalam dekapan hangat. Membiarkan aroma maskulinnya memenuhi rongga dada pemuda tupai itu dan memberikan sedikit rasa tenang.

Angin berderu kencang di senja hari membawa daun-daun berterbangan. Langit yang berubah jingga secara perlahan menjadi saksi Lian yang kesekian kalinya hampir kehilangan Hansel.

●●●

Wetpet teros! Nonton vlive sana

ᴀ ᴛᴏ ᴢ ▪ ᴍɪɴꜱᴜɴɢ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang