24. ALENDRA pov

712 12 0
                                    

Setelah merayakan ulang tahunku. Aku sengaja mengajak keluarga kecilku untuk liburan bersama. Rencana Aku akan membawa mereka ke pulau terpencil, Simeulue. Di sana dulu erica pernah bersembunyi hanya untuk menghilangkan jejaknya dari musuh.

"yang udah siap?" Tanya erica.

Aku yang tengah membereskan kebutuhan kami di sana hanya tersenyum. Jangan salah, Aku bukan suami takut istri tapi Aku suami yang mengerti istri. Aku tahu jika istriku butuh bantuan karena si kembar dari tadi rewel karena ingin tidur, beginilah kalau sudah memiliki anak suami saja tidak sempat diurus, tapi sebagai suami kita juga harus mengerti tugas seorang istri itu bukan hanya mengurus anak atau suami tugas mereka bahkan lebih berat dari pada seorang suami. Mereka harus bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan kebutuhan suami dan anak, kadang-kadang mereka harus membereskan rumah yang berantakan karena mainan sang anak, atau pun kertas-kertas kerja milik suami, bahkan mereka tidak memiliki waktu hanya untuk mengurus diri mereka sendiri. So, sebagai suami jika memiliki waktu senggang bantulah istri, pekerjaan apapun itu jika dilakukan secara bersamaan dan penuh kekompakkan akan dengan mudah terselesaikan.

"ayah, bun. Biasakan panggil seperti itu, biar anak-anak tahu yang mana ayah mereka dan bukan" jelas ku pada erica.

"iya yah, maaf-in bunda"

"jangan diulangi ya" kata ku, dan erica mengangguk paham.

"ayah, jam berapa besok kita berangkat?" Tanyanya

"emm, jam 12 bun. Kenapa?"

"nggak kok, bunda cuma tanya takutnya besok keteteran, kan si kembar lagi masa rewel-rewelnya" jelasnya.

Aku yang mengerti langsung saja memeluk erica dari belakang. Kami menikmati waktu yang ada sebelum si kembar mengajak ber-gadang. Terdengar suara benda jatuh, kami saling melihat lalu tertawa baru saja dibilang ber-gadang eh si bocah lebih cepat rupanya. Dengan cepat erica menuju box baby yang terdapat si kembar.

"wah, anak ayah bunda kok bangun?" Tanya erica.

"kenapa bangun sayangnya ayah" tanya ku.

"mungkin lagi nggak bisa tidur saja yah" balas erica.

"bun, princess-nya sini biar ayah saja yang gendong" tawar ku.

"hati-hati yah, nanti kalau nangis panjang urusan lagi" petuah erica.

Aku menggendong princess dengan sangat hati-hati seolah sebuah berlian yang sangat rapuh, jika terkena benda asing seujung jari pun akan terpecah. Oh ya Kalian pasti belum tahu siapa nama dari prince dan princess kami. Kenalkan prince kami bernama ANDRE DE ZIKRA, dan yang princess bernama RACHEL DEZI. Akhirnya Rachel terlelap dalam gendongan-ku.

"yah. Rachel-nya tidur-in di dalam box baby aja" Aku hanya mengikuti apa yang erica instruksikan.

"bun, tidur yuk. Besok kita harus siap-siap" ujarku, dan diikuti oleh erica.

pagi ini kami semua terlihat kerepotan karena Rachel dan Andrew terus saja menangis sejak bangun tidur, entah apa yang salah dengan dua bayi itu. erica yang terlambat bangun tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua anak kami sedang rewel, untung semalam kami sudah membereskan persiapan keberangkatan kami dan sekarang hanya tinggal melanjutkan membuat sarapan yang masih stengah jadi yang dibuat erica.Setelah merayakan ulang tahunku. Aku sengaja mengajak keluarga kecilku untuk liburan bersama. Rencana Aku akan membawa mereka ke pulau terpencil, Simeulue. Di sana dulu erica pernah bersembunyi hanya untuk menghilangkan jejaknya dari musuh.

"yang udah siap?" Tanya erica.

Aku yang tengah membereskan kebutuhan kami di sana hanya tersenyum. Jangan salah, Aku bukan suami takut istri tapi Aku suami yang mengerti istri. Aku tahu jika istriku butuh bantuan karena si kembar dari tadi rewel karena ingin tidur, beginilah kalau sudah memiliki anak suami saja tidak sempat diurus, tapi sebagai suami kita juga harus mengerti tugas seorang istri itu bukan hanya mengurus anak atau suami tugas mereka bahkan lebih berat dari pada seorang suami. Mereka harus bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan kebutuhan suami dan anak, kadang-kadang mereka harus membereskan rumah yang berantakan karena mainan sang anak, atau pun kertas-kertas kerja milik suami, bahkan mereka tidak memiliki waktu hanya untuk mengurus diri mereka sendiri. So, sebagai suami jika memiliki waktu senggang bantulah istri, pekerjaan apapun itu jika dilakukan secara bersamaan dan penuh kekompakkan akan dengan mudah terselesaikan.

"ayah, bun. Biasakan panggil seperti itu, biar anak-anak tahu yang mana ayah mereka dan bukan" jelas ku pada erica.

"iya yah, maaf-in bunda"

"jangan diulangi ya" kata ku, dan erica mengangguk paham.

"ayah, jam berapa besok kita berangkat?" Tanyanya

"emm, jam 12 bun. Kenapa?"

"nggak kok, bunda cuma tanya takutnya besok keteteran, kan si kembar lagi masa rewel-rewelnya" jelasnya.

Aku yang mengerti langsung saja memeluk erica dari belakang. Kami menikmati waktu yang ada sebelum si kembar mengajak ber-gadang. Terdengar suara benda jatuh, kami saling melihat lalu tertawa baru saja dibilang ber-gadang eh si bocah lebih cepat rupanya. Dengan cepat erica menuju box baby yang terdapat si kembar.

"wah, anak ayah bunda kok bangun?" Tanya erica.

"kenapa bangun sayangnya ayah" tanya ku.

"mungkin lagi nggak bisa tidur saja yah" balas erica.

"bun, princess-nya sini biar ayah saja yang gendong" tawar ku.

"hati-hati yah, nanti kalau nangis panjang urusan lagi" petuah erica.

Aku menggendong princess dengan sangat hati-hati seolah sebuah berlian yang sangat rapuh, jika terkena benda asing seujung jari pun akan terpecah. Oh ya Kalian pasti belum tahu siapa nama dari prince dan princess kami. Kenalkan prince kami bernama ANDRE DE ZIKRA, dan yang princess bernama RACHEL DEZI. Akhirnya Rachel terlelap dalam gendongan-ku.

"yah. Rachel-nya tidur-in di dalam box baby aja" Aku hanya mengikuti apa yang erica instruksikan.

"bun, tidur yuk. Besok kita harus siap-siap" ujarku, dan diikuti oleh erica.

pagi ini kami semua terlihat kerepotan karena Rachel dan Andrew terus saja menangis sejak bangun tidur, entah apa yang salah dengan dua bayi itu. erica yang terlambat bangun tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua anak kami sedang rewel, untung semalam kami sudah membereskan persiapan keberangkatan kami dan sekarang hanya tinggal melanjutkan membuat sarapan yang masih setengah jadi yang dibuat erica. 

"Yah, sini biar bunda aja yang lanjut in" tentu saya lansung aku tolak.

"Nggak papa biar ayah saja yang masak, bunda mandi in rachel sama andrew" kataku.

*** the and ***

MY GIRL BOS MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang