07. alendra and erica pov...

2.1K 67 3
                                    

ALENDRA POV...

Setelah melakukan pertemuan dengan pemilik ECD yang pusat perusahaannya di pindahkan ke indonesia, aku kembali pulang ke rumah.
"Assalamualaikum, bunda" ucap ku sambil menyalami punggung tangan bunda.
"Wa'alaikum salam" jawab bunda.
"Abang baru pulang? Kok adek nya nggak di jemput" omel bunda.
"Abang tadi ada meeting dadakan. CEO ECD bisanya hari ini, bunda tau sendiri pemilik perusahaan satu itu sangat lah sibuk. Apalagi abang, perusahaan kita sejajar dengan ECD membuat abang harus kerja keras lagi, dan menggunakan waktu yang ada" jelas ku pada bunda.

Mungkin suatu kebetulan atau yang lainnya perusahaan ECD dan perusahaan AZ group memiliki keunggulan yang sama namun dalam bidang yang berbeda. Aku juga masih ada 1 saingan lagi selain ECD ada juga perusahaan nomor satu didunia yaitu DOMAIN group. Bukan rahasia lagi hubungan antara adik kecil ku dan salah satu putra dari keluarga domain. Aku sangat bersyukur akan ada pria yang akan menjaga adik kecil ku yang manja itu, hanya saja agama nya yang berbeda membuat sedikit konflik pada kelurga besar kedua pihak.

"Abang" suara panggilan itu cukup membuat aku tersentak.

"Ada apa princess nya abang?" Tanya ku pelan. Sambil mengelus rambutnya pelan.

"Abang, tau kan di kampus ada murid baru dia itu....." dengan sangat semangat prilia menceritakan tentang murid baru yang ada di kampusnya. Membuat ku bosan sekaligus penasaran bagaimana rupa anak baru itu. Sampai-sampai membuat princess ku ini antusias.

"Sayang, biarkan abang mu itu istirahat, jangan mengganggu nya dengan cerita mu yang sangat panjang itu." Kata bunda
"Bunda kau adalah malaikat penyelamat ku, I LOVE YOU bunda."kata ku dalam hati.

Tentu saja, kalau aku mengatakannya lansung aku pasti akan di bunuh oleh ayahku karena telah mengatakan cinta pada bidadari nya. Ayah memang sangat pelit soal kasih sayang bunda walau untuk putranya. Kata nya "andra sudah besar jadi jangan biarkan dia memeluk mu, karena kamu hanyalah milik ku".
Sungguh ayah ku itu sangat possessive dan pelit jika menyangkut bunda.

Entah bagaimana bisa aku sepenasaran ini. Sejak prilia bercerita tentang murid baru itu aku menjadi penasaran setengah hidup. Sejak tadi aku terus saja membolak balikkan tubuhku, tapi rasa penasaran itu masih saja menggebu, aneh biasanya aku tidak pernah seperti ini terhadap perempuan dan masalahnya lagi dia itu baru umur 17 tahun kan gila.

♡♡♡♡♡♡

Sinar mentari membuat aku terusik dari tidur lelap ku setelah bergadang semalaman. Di tambah suara cempreng milik prilia mengusik gendang telinga ku.

"ABANG BANGUN NANTI LIA TELAT" teriak nya dari luar.mendengar kata telat membuat ku menoleh kearah jam yang diatas naskas.

"WHATTT" pekik ku, sambil berlari ke kamar mandi. Dengan cepat aku mandi dan memakai pakaian kantor ku.

"Pagi bunda ayah. Pagi princess abang" sapa ku saat tiba dimeja makan.

"Pagi boy" sapa kedua orang tuaku. Ku lirik prilia namun dia malah memalingkan muka, Ku rasa dia masih marah

tidak butuh waktu lama aku dan prilia pamit untuk berangkat. Sejak dari meja makan sampai sekrang prilia masih saja mendiami ku. Sampai di kampus nya saja dia masih mendiami ku.

"Udah sampai" kata ku. Tanpa mengatakan apapun prilia turun dari mobil. Aku pun mengikuti prilia, ini tidak boleh di biarkan dia akan mendiami ku sampai 2 bulan hanya karena membuat nya terlambat.

"Lia, tunggu dong. Kamu masih marah sama abang, kamu nggak ingat kata bunda nggak boleh marah sama saudara lebih dari 3 hari" kata ku mengingatkan nya.

MY GIRL BOS MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang