38. Tentang Dirinya

1.1K 225 18
                                    

  Jaehyun dan Jeno sepakat untuk langsung mengintrogasi seseorang yang Xiaojun sebutkan kemarin. Sedangkan Xiaojun tidak ikut, katanya dia harus menyusul tugas.

  Di kantin, mereka melihat Doyoung dan Kun sedang makan berdua. Biasanya mereka bertiga dengan Taeyong. Namun entah kenapa, akhir-akhir ini Taeyong suka menyendiri.

  "Eh, Jeno, Jaehyun, sini!" panggil Doyoung. Mereka berdua segera menghampiri Doyoung dan Kun.

  "Hei, aku ada informasi," kata Jaehyun yang duduk di samping Doyoung. Sedangkan Jeno duduk di samping Kun.

"Apa?" tanya Kun.

"Aku, Jeno, dan Xiaojun kemarin menyelidiki tentang ritual itu," kata Jaehyun mulai menjelaskan. "Katanya, karena kita salah dalam pelaksanaannya, arwah Saera jadi berubah-ubah sifatnya. Kadang baik, kadang jahat. Lalu setelah diselidiki lagi, ternyata ada kejanggalan di jurnalnya."

Kun dan Doyoung masih mendengarkan.

"Di jurnalnya, Saera tidak menunjukkan ketertarikannya pada mitologi yang seperti itu," lanjut Jaehyun. "Kemungkinan besar, ada seseorang yang memberi tahu dia tentang itu."

"Lalu?" tanya Doyoung.

"Ih, kalian kok biasa saja?!" Jeno protes.

"Lalu, apa kami harus senam lantai di sini?" tanya Doyoung sarkastik.

Jaehyun berdecak. "Pokoknya, aku ke sini ingin bertanya. Kata Xiaojun, Kun suka dengan mitologi-mitologi. Bukan begitu?"

"Iya," jawab Kun dengan ekspresi datar.

"Jadi, kamu yang memberi tahu Saera tentang itu, Kun?" tanya Jeno.

"Memang benar," jawab Kun.

"HAH?!" teriak Jaehyun dan Jeno bersamaan. Seluruh orang yang ada di kafetaria langsung menoleh ke arah mereka. Buru-buru mereka meminta maaf.

"S-serius?" tanya Jaehyun tak percaya.

"Tidak sadar ya kamu, Jaehyun?" tanya Kun balik. "Kamu yang tidak pernah memperhatikan Saera."

"Maksudnya?" Jaehyun tak mengerti.

"Waktu itu, Saera menangis karena mengingat ibumu," kata Kun. "Padahal dia bukan ibu kandungnya, tapi dia tetap sayang dengan ibumu. Katanya, dia merindukan ibumu. Dia ingin meminta maaf karena sidah menghancurkan keluarga kalian. Tapi, dia tidak salah apa-apa. Memangnya dia bisa tahu kalau dia akan lahir karena hasil perselingkuhan? Memangnya dia bisa memilih takdir? Kalian saja yang terlalu bodoh untuk benci pada dia."

Kesadaran menghantam Jaehyun dengan keras. Doyoung dan Jeno hanya bisa terdiam. Jaehyun merasa terpojokkan. Dia tidak berani bersuara.

"Dia ingin melihat ibumu, tapi tidak pernah menemukan," lanjut Kun. "Jadi, aku memberi tahu dia tentang ritual itu. Akhirnya, aku dan dia melakukan ritualnya. Tapi sayang, aku dan dia keliru akan satu hal. Cara pelaksanaannya salah. Itulah kenapa akhirnya dia diikuti oleh makhluk aneh yang dia bilang itu."

Kun melirik Doyoung sebentar. Lalu dia menatap Jaehyun.

"Lalu, kamu membawa-bawa tentang ritual itu lagi. Aku sempat mendengar dari pembicaraannya Doyoung dan Taeyong. Aku pikir, aku harus ikut karena mungkin aku bisa membenarkan caranya. Tapi, kalian malah kelihatan tidak percaya padaku. Jadi ya sudah kubiarkan saja."

Jaehyun dan Jeno hanya bisa menatap Kun dengan kesal. Sementara Doyoung masih diam.

"Lagi-lagi, kita keliru akan satu hal," kata Kun lagi. "Aku sudah tahu kalau arwah Saera sifatnya memang berubah-ubah. Karena aku bisa melihat dia. Aku dan dia sama-sama bisa melihat makhluk halus."

Jaehyun dan Jeno berpandangan. Lalu, mereka terbelalak kaget.

"Jadi, kamu yang mendapatkan diary Saera tapi tidak bilang-bilang?!"

•••

bentar lagi end

LILILI YABBAY • NCT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang