20. Salah Satu

1.2K 251 37
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

  Setelah insiden pingsannya Mark tadi, mereka semua menjadi semakin gelisah.

  Jaehyun dan Renjun yang setia menunggu Mark di UKS karena mereka bertiga sudah bersahabat dari awal. Mereka yang persahabatannya paling tulus. Jaehyun khawatir sekali dengan keadaan Mark.

  Memang seharian ini Mark terlihat pendiam. Dia terlihat seperti orang yang kehilangan arah. Tubuhnya lunglai. Bahkan wajahnya pucat.

  Teman-teman yang lain sudah Renjun suruh untuk ke kelas saja. Dia tak mau Mark merasa pusing dengan banyaknya orang yang mengelilinginya.

  Tiba-tiba, seseorang masuk ke UKS. Jaehyun dan Renjun serentak mendongak. Mereka mendapati Jeno yang terlihat khawatir.

  "Dia belum sadar?" tanya Jeno.

  Jaehyun menghela napasnya. Dia menggelengkan kepalanya. Jeno berdiri di samping ranjang Mark.

  "Tadi pagi, aku bertemu dengan Mark," kata Jeno, memutuskan untuk menceritakan peristiwa yang dia alami tadi pagi. "Aku tidak sengaja menabrak dia. Tetapi, dia kelihatan seperti orang linglung. Matanya seakan menerawang ke mana-mana."

  "Astaga Mark, ada apa dengan dirimu?" tanya Renjun. Dia bisa frustrasi kalau begini.

  "Dia jadi misterius akhir-akhir ini," kata Jaehyun. "Sepertinya, dia mengetahui sesuatu, tapi dia menyembunyikan hal itu."

  Jeno terlihat berpikir keras. "Dan sesuatu itu yang membuat dia seperti ini?"

  "Kita tidak tahu pasti," sahut Renjun pasrah.

  Tiba-tiba, Mark terbangun, membuat mereka terkejut setengah mati.

  Tidak, dia tidak terbangun perlahan-lahan seperti orang yang baru siuman. Tetapi, Mark bangun dengan mata yang langsung terbuka lebar.

  Mereka bertiga tentu saja ketakutan.

  "Mark?" panggil Renjun. Jujur saja, Renjun benar-benar takut melihat keadaan Mark sekarang ini.

  "Aku ada di mana?" tanya Mark dengan suara serak. Entah mengapa, tiba-tiba saja Mark kembali normal.

  "Di UKS," jawab Jaehyun. "Kamu tadi pingsan, tidak ingat?"

  Mark menggelengkan kepala. Lelaki itu pelan-pelan bangkit untuk duduk. Kemudian, dia bersandar di sandaran ranjang.

  "Ada apa dengan dirimu, Mark?" tanya Jeno. "Kenapa kamu agak ... tidak biasa?"

  "Maksudnya?" tanya Mark.

  "Seperti ada sesuatu yang berbeda dari dirimu," sahut Jaehyun.

  Mark mengerutkan keningnya. "Aku tidak ingat."

  "Yang benar, Mark?" tanya Renjun memastikan. Karena sejujurnya, dia ragu.

  "Aku saja tidak ingat mengapa aku bisa ada di sini," jawab Mark. "Perasaan terakhir kali, aku masih berada di kamarku, sedang mengerjakan PR."

  Jaehyun, Renjun, dan Jeno sukses dibuat kebingungan.

  "Oh ... oke," kata Jaehyun, tak tahu harus bicara apa lagi.

  "Aku ingin ke kelas dulu," kata Jeno, merasa tak tahu harus bagaimana lagi. Akhirnya, pemuda itu pun pergi.

  Tak lama, Renjun dan Jaehyun mengikutinya.

  "Kami juga ingin ke kelas dulu, Mark," kata Jaehyun. "Nanti kami ke sini lagi. Kamu istirahat aja dulu."

  Dan Mark mengangguk dengan polos.

•••

  Pulang sekolah pun tiba. Namun, Mark masih belum kembali ke kelas. Jaehyun dan yang lain membiarkannya saja. Lagipula, dia sudah mengecek keadaan Mark sejam yang lalu.

  Kala itu, Doyoung dan Winwin berjalan berdua menuju parkiran. Namun, tak sengaja mereka melihat Kun berjalan di gedung seberang.

  Doyoung berhenti sebentar untuk mengamati Kun.

  "Kenapa?" tanya Winwin.

  Winwin ikut mengamati Kun. Namun kemudian, dia tersadar sesuatu.

  "Apa Kun baru saja dari UKS?" tanya Winwin. Karena UKS berada di gedung seberang, dan letaknya pun di depan.

  Doyoung dan Winwin berpandangan sebentar, kemudian segera berlari ke UKS. Doyoung membuka pintu UKS. Matanya membelalak kaget ketika melihat keadaan Mark.

  Lelaki itu kejang-kejang di ranjangnya. Sementara petugas UKS kewalahan untuk menenangkan lelaki itu.

  "Telepon Jaehyun," kata Doyoung pada Winwin. Lelaki itu menurut. Dia segera menelepon Jaehyun. Tak lama, Jaehyun datang bersama Renjun dan Jeno.

  Mark masih kejang-kejang. Tetapi semakin lama dia semakin melemah. Hingga kemudian dia tiba-tiba berhenti. Petugas UKS itu mengecek nadi Mark, lalu menghela napas lega. Mark masih hidup.

  Mereka berlima menyaksikan Mark dengan ngeri.

  "Dia baik-baik saja," kata Jungwoo, si petugas UKS.

  Jaehyun hanya mengangguk. Jungwoo pun kembali ke mejanya. Renjun dan Winwin mendekati Mark.

  "Jaehyun, Jeno, kita bicara di luar," kata Doyoung dengan nada tegas. Mereka bertiga kemudian keluar.

  "Tadi itu apa-apaan?" tanya Jaehyun yang masih bingung.

  Doyoung menghembuskan napas dengan berat. "Tadi, aku dan Winwin tidak sengaja melihat Kun. Kami pikir dia sehabis dari UKS. Setelah kami tiba di sini, keadaan Mark sudah begitu."

  "Apa Kun benar-benar berbahaya?" tanya Jeno. "Tapi rasanya tidak mungkin Kun bisa membuat Mark begitu."

  "Ada satu hal yang tidak kumengerti," kata Doyoung. "Beberapa hari yang lalu, Kun mengatakan padaku untuk berhati-hati dengan Mark."

  Jaehyun mengerutkan keningnya. "Apa-apaan, coba? Dia yang membuat Mark seperti itu. Tapi, dia juga yang menyuruh kita untuk berhati-hati dengan Mark."

  "Untuk saat ini, kita lebih baik berhati-hati dengan keduanya," kata Doyoung. "Firasatku mengatakan kalau ada salah satu dari mereka yang bersalah."

  Jaehyun agak tidak terima karena secara tak sadar Doyoung sama saja menuduh sahabatnya. Namun, Jaehyun juga paham dengan situasi ini. Mark sama mencurigakannya dengan Kun.

  Jaehyun akhirnya hanya bisa menghela napas. "Oke."

•••

hayoloh gimana tuh akwkwk

siapa yg makin bingung? siapa yg udah ngerti?

LILILI YABBAY • NCT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang