40. Fakta Baru

1.2K 229 30
                                    

  Sesuai perjanjian Jaehyun dengan Detektif Sehun, dia dan Jeno datang ke kantor polisi. Mereka berdua duduk di ruangan Detektif Sehun.

  "Kasus ini salah satu kasus tersulit yang pernah saya tangani," kata Detektif Sehun. "Kami tidak tahu bahwa selama ini kami terkecoh. Pembunuhan dengan kedok bunuh diri. Pembunuh itu pasti sangat cerdas. Atau mungkin dia tidak sendirian."

  "Maksudnya dia membunuh Saera bersama seseorang?" tanya Jaehyun.

  "Kemungkinan begitu," jawab Detektif Sehun. "Kami juga kekurangan bukti. Kami hanya bisa mengandalkan buku diary, secarik dari bagian diary tersebut, dan satu bukti yang kami rahasiakan. Tetapi ayah anda terus mendesak kami agar kasus ini dituntaskan."

  "Ayah memang keras kepala," kata Jaehyun. "Apa detektif bisa memberi tahu kami ciri-ciri orang yang menyerahkan bukti tersebut?"

"Maaf, tetapi saya tidak bisa. Karena yang menerima bukti waktu itu bukan saya. Jadi saya juga tidak mengetahui bagaimana rupa orangnya," jawab Sehun.

  "Pak Detektif sudah mencurigai seseorang?" tanya Jeno.

  "Ya, saya curiga kepada Mark, Kun, Doyoung, dan Taeyong," jawab Detektif Sehun. "Tetapi saya tidak boleh mengatakan alasannya. Yang aneh adalah, salah satu orang yang membawa bukti yang tidak boleh kami sebutkan berkata bahwa dia menemukan bukti tersebut di halaman belakang rumah keluarga Jung. Yaitu di halaman rumahmu sendiri, Jaehyun."

Jaehyun mengernyitkan dahinya. "Hah, benarkah?"

Detektif Sehun mengangguk. "Padahal kami sudah memeriksa halaman belakang rumahmu tepat di hari kamu melaporkan bahwa Saera meninggal. Akan tetapi, bukti tersebut memang memuat sidik jari Saera. Sehingga bisa dijadikan bukti."

  "Tolong periksa dengan benar ya, Pak. Hm, bisa saya melihat diarynya lagi?" tanya Jeno.

  Detektif Sehun mengambil diary Saera lalu menyerahkannya pada Jeno.

  "Untuk apa, Jeno?" tanya Jaehyun.

  "Dari kemarin aku memikirkan diary ini terus," jawab Jeno. "Pak, boleh saya bawa pulang?"

  "Tidak bisa, Jeno," kata Detektif Sehun. "Ini adalah barang bukti. Barang bukti tidak bisa dibawa ke mana-mana."

  Jeno menghela napas. "Ya sudah, terpaksa deh Jaehyun, keluarkan bagian diary Saera yang lain."

  "Loh, kalian punya barang bukti lain?" Detektif Sehun terkejut. "Kenapa kalian tidak bilang?!"

  Jaehyun menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Anu ... bagaimana ya, Pak. Soalnya kalau kami menceritakannya pada Pak Detektif, pasti tidak akan dipercayai."

  "Mana barang buktinya?" tanya Detektif Sehun.

  Jaehyun mengeluarkan kertas-kertas tulisan diary Saera yang dia kumpulkan dari teman-temannya.

  "Pak, kami akan menyerahkan bukti ini," kata Jaehyun. "Tapi, biarkan kami melihat dulu buku diarynya."

  Detektif Sehun mengangguk. "Tapi, saya harus ikut menyelidiki ini."

Mereka bertiga pun sepakat untuk menyelidiki bersama-sama.

  Jaehyun dan Jeno mengernyit heran. Beberapa bagian di depan buku diarynya tetap utuh. Sedangkan semakin ke belakang, mengapa banyak bagian yang robek?

  Jaehyun dan Jeno kemudian mengurutkan sesuai dengan waktu mereka menerima diarynya.
 

1
Satu hari lagi terlewati.

LILILI YABBAY • NCT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang