23. Saera

1.2K 249 42
                                    

  Malam itu, Mark berbaring di kasurnya dengan gelisah. Beberapa hari ini badannya terasa aneh. Dia bahkan kadang tak bisa membedakan mana mimpi, mana kenyataan. Dia merasa terdisorientasi dari kehidupan nyata.

  Dia juga bingung dengan perkataan Jeno waktu itu. Katanya Mark terlihat agak tidak biasa. Anehnya, Mark tak bisa mengingatnya. Dia pun tak tahu alasannya.

Tiba-tiba, sesuatu menembus tubuhnya lagi. Mata Mark membelalak kaget. Dia mencoba untuk bangun, namun sesuatu itu kembali menubruk tubuhnya.

Mark mengerang kesakitan. Rasanya sakit sekali ditembus oleh sesuatu tak kasat mata itu. Dengan menahan rasa sakitnya, Mark tetap memaksa untuk bangun.

Mark berhasil duduk. Namun, sesuatu itu kembali menubruk tubuhnya sehingga Mark harus berpegangan pada ujung kasurnya. Tubuhnya tiba-tiba terasa berat. Mark menarik napas dan mengeluarkannya secara bergantian agar bisa fokus.

Lelaki itu ingin berdiri, namun lagi-lagi tubuhnya ditubruk. Mark terjatuh ke lantai. Dia merintih tertahan. Dadanya terasa sesak dan sakit. Mark megap-megap.

"Arghhh!" erangnya. Mark mencoba bangun, namun dia malah kena tubruk dari belakang sehingga dadanya membentur lantai. Mark menjerit tertahan. Dia mengepalkan kedua tangannya, mencoba fokus agar tidak kehilangan kesadarannya.

Lelaki itu merangkak pelan-pelan, berniat keluar untuk mencari bantuan karena dia tak bisa berteriak. Tenggorokannya seakan tersumbat. Dadanya semakin lama semakin sakit, ditambah dengan sensasi terbakar yang membuatnya semakin menderita.

Dengan napas ngos-ngosan, Mark merangkak pelan menuju pintu. Dia megap-megap, namun masih berusaha. Sebelum bisa mencapai pintu, sesuatu itu menubruk tubuh Mark berulang kali dengan cepat.

Mark kejang-kejang. Seluruh tubuhnya bergetar. Sebelum kehilangan kesadarannya, Mark melihat seorang gadis melayang di depannya.

"Saera ... "

•••

Haechan baru pulang dari latihan dancenya. Dia memang sering latihan dance sampai malam. Dia pulang bersama Doyoung yang satu klub dance dengannya. Mereka berdua berjalan menuju stasiun kereta.

Rumah mereka memang agak jauh dari sekolah, makanya mereka pulang dengan kereta bawah tanah. Mereka membeli tiket, lalu menunggu kereta datang.

"Doyoung, apa kamu sudah menemukan sesuatu tentang permasalahan kita ini?" tanya Haechan.

Doyoung menghela napas. "Belum. Aku masih bingung sekali. Masih tak ada yang bisa kumengerti."

  Haechan ikut menghela napas. "Membuatku pusing saja," keluhnya. Haechan kemudian berdiri. "Aku ingin ke toilet dulu, ya. Tunggu aku."

Doyoung hanya mengangguk. Haechan pun pergi ke toilet. Selama menunggu, Doyoung hanya memandangi orang berlalu lalang di hadapannya. Dia menghembuskan napas bosan.

Setelah beberapa saat, Haechan tak kunjung kembali. Doyoung yang takut kereta mereka keburu datang pun berniat untuk mencari Haechan. Dia mendatangi toilet laki-laki.

Setibanya di sana, Doyoung tak menemukan Haechan. Ke mana perginya lelaki itu? Doyoung yang kebingungan kemudian keluar dari toilet. Matanya mencari ke sana-sini.

"Astaga Haechan, kenapa dia malah menghilang, sih? Membuat orang kesal saja," gerutu Doyoung. Dia kembali ke tempat duduknya tadi, namun tetap tak menemukan Haechan.

Kemudian matanya menangkap sosok Haechan yang berdiri di dekat rel kereta. Doyoung awalnya tak mengerti kenapa Haechan berdiri di sana.

Namun, ketika melihat kereta melaju cepat, Doyoung langsung mengerti.

Doyoung segera berlari mengejar Haechan.

"HAECHAN JANGAN!" teriak Doyoung kalut.

Namun terlambat, belum sampai Doyoung di sana, Haechan sudah melompat ke rel kereta, sehingga kereta tersebut tak dapat mengerem lagi dan menabrak tubuh Haechan.

Mata Doyoung membelalak kaget. Orang-orang berteriak ketakutan ketika melihat Haechan yang tertabrak kereta. Darah bermuncratan hingga ada yang mengenai orang lain. Tubuh Haechan hancur terlindas kereta.

Doyoung hanya bisa tertegun. Kedua tangannya gemetaran di samping tubuhnya. Dia baru saja menyaksikan kematian adik kelasnya sendiri.

Kemudian, mata Doyoung tertuju pada sesosok perempuan yang berdiri di seberang rel kereta. Perempuan itu memandang Doyoung dari seberang. Doyoung sontak berjalan mundur.

"Saera ... "

•••

nah, ada yg punya hipotesis?

LILILI YABBAY • NCT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang