25. Kun

1.2K 247 48
                                    

  Sesuai dengan janjinya, Taeyong akan mengintrogasi Kun hari ini. Dia memilih waktu yang pas agar tak ada yang melihat.

  Taeyong mengajak Kun ke atap gedung sekolah mereka. Kun mengiyakan saja. Mereka kemudian pergi ke sana. Teman-teman mereka tak menyadarinya.

  Setibanya di sana, Taeyong berdiri dengan menumpukan tangannya di pagar pembatas. Kun berdiri di sampingnya.

  "Ini tempat Lucas terjun kemarin," kata Taeyong tiba-tiba. "Aku tidak akan berbasa-basi lagi. Kamu tahu sesuatu kan tentang semua masalah yang kami hadapi ini?"

  Kun tersenyum kecil. "Taeyong, jangan berlagak bodoh, deh."

  Taeyong menghembuskan napasnya kasar.  "Iya, aku tahu."

  "Dengan berlagak bodoh begini pun, kamu tetap akan dicurigai, Taeyong," kata Kun.

  "Aku sadar, kok," sahut Taeyong. "Tapi, mereka lebih curiga denganmu."

  Kun tertawa. "Aduh, kamu lucu sekali," katanya. Kemudian dia menghentikan tawanya dan tersenyum miring.

  Taeyong memutuskan untuk menahan kesalnya. "Aku ingin bertanya. Apa Saera pernah bercerita denganmu soal makhluk yang mengikuti dia?"

  "Iya," jawab Kun dengan santai.

  "Menurut kamu, ada hubungannya tidak sih dengan kejadian di sekolah sekarang?" tanya Taeyong lagi.

  "Mana aku tahu," jawab Kun seenaknya. Taeyong harus menahan diri agar tidak melempar Kun ke bawah gedung.

  "Sial, membuang-buang waktu saja aku bertanya padamu," Taeyong mengumpat kesal.

  Kun terkekeh pelan. "Kalau kamu ingin tahu, tanya sendiri pada Saera."

  "Bagaimana caranya?" tanya Taeyong.

  "Cari tahu sendiri."

  Sebelum Taeyong bisa memprotes, Kun sudah lebih dulu melangkah menjauh dari sana. Meninggalkan Taeyong yang dipenuhi rasa penasaran.

•••

  "Kun bilang, Saera tidak bercerita padanya tentang makhluk itu," kata Taeyong pada teman-temannya. Mereka sengaja berkumpul di kelas Taeyong sepulang sekolah.

  "Hah, benarkah?" tanya Jeno. "Saera itu selalu menceritakan apapun kepada Kun. Mereka sudah seperti kakak dan adik."

  "Ya, itulah yang Kun bilang padaku," kata Taeyong acuh tak acuh.

  "Berarti, hanya Doyoung dan Jeno yang diceritakan oleh Saera," kata Renjun. "Apakah Saera pernah mengatakan sesuatu yang lain tentang makhluk itu?"

  "Dia bilang makhluk itu mengikuti dia selama seminggu lebih," jawab Doyoung. "Dan itu sebelum hari kematiannya."

  "Aku tidak pernah tahu bahwa ternyata hidupnya sesulit itu," kata Bella dengan murung.

  "Oke, sekarang kita asumsikan saja kalau dia memang ada di sini," kata Renjun. "Karena tidak mungkin teman-teman kita  meninggal secara beruntun tanpa sebab. Ada kemungkinan kalau Saera ingin membalas dendam pada kita, seperti yang dibilang Doyoung kemarin."

  "Kita harus cepat-cepat menemui dia dan meminta maaf dengan dia," kata Winwin. "Aku tidak mau kehilangan salah satu temanku lagi."

  "Eh, tunggu sebentar," kata Jaemin tiba-tiba. "Kalau dia ada di sini, berarti dia lagi mengamati kita dong?"

  "Ah, benar!" seru Kyunghee.

  Semuanya merinding begitu menyadari hal tersebut. Namun, cepat-cepat Doyoung membuat mereka fokus kembali.

  "Kita harus cari cara untuk menemui dia," kata Doyoung dengan tegas. "Kita tidak bisa begini terus."

  "Saera, di manapun kamu berada, aku mohon jangan seperti ini," kata Jaehyun dengan sedih.

  Tiba-tiba, sebuah kursi terangkat dengan sendirinya.

  Mereka semua termundur karena kaget. Kursi tersebut terangkat semakin tinggi. Hingga kemudian, kursi itu berputar-putar di udara.

  Lalu, kursi tersebut dijatuhkan dengan mendadak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Lalu, kursi tersebut dijatuhkan dengan mendadak. Dan kemudian, tubuh Mark tersentak.

  Lelaki itu mengerang kesakitan. Lagi-lagi, sesuatu menubruk tubuhnya dengan cepat dan berulang kali. Mereka panik melihat Mark yang tiba-tiba seperti ini.

  Mark megap-megap. Dia terjatuh ke lantai. Tubuhnya kejang-kejang akibat tubrukan yang dia terima berulang-ulang. Kali ini lebih parah dari sebelumnya. Mark mengeluarkan suara rintihan kesakitan. Nyawanya seolah ingin tercabut dari raganya.

  "Mark, kamu kenapa?!" teriak Jaehyun yang panik sekali. Dia berlutut di samping Mark untuk memegangi tubuh lelaki itu. Jeno ikut berlutut di samping Mark.

  Mark masih kejang-kejang. Napasnya terputus-putus. Taeyong berinisiatif untuk menutup pintu agar tak ada yang mengetahui hal ini.

  Jaehyun mengguncang-guncang tubuh Mark dengan panik. Yang lain hanya bisa menonton dengan takut. Mark benar-benar terlihat kesakitan.

  Sesuatu itu tak berhenti menubruk tubuh Mark. "Arghhhh ... Tolong ... " rintih Mark tak berdaya.

  "Saera, apa itu kamu?" tanya Jeno dengan lembut. Dia menatap Mark. "Saera, berhenti."

  Mark masih kejang-kejang.

  "Saera," panggil Jeno dengan lembut. Nada itu sering dia gunakan ketika memanggil Saera. Nada lembut yang bisa menenangkan gadis itu.

  "Saera," panggil Jeno lagi. "Jika ini dirimu, tolong berhenti, Saera."

  Tubuh Mark mulai berkurang kejangnya. Namun, Mark masih terlihat kesakitan. Yang lain hanya bisa menonton tanpa suara.

  "Saera, ada Jeno di sini," kata Jeno lagi. "Jangan lakukan ini, Saera. Kami semua merindukan dirimu."

  Tubuh Mark berhenti kejang-kejang, meskipun dia masih megap-megap. Dia masih terlihat kesakitan. Namun, mereka bersyukur karena Mark tidak apa-apa.

  "Saera, jangan lakukan ini, ya," kata Jeno, kali ini benar-benar lembut. "Keluar dari tubuh Mark. Ada Jeno di sini. Saera tidak rindu dengan Jeno? Saera tidak mau bertemu dengan Jeno?"

  Tiba-tiba saja, Mark tak merasakan sakit lagi. Mark kembali bisa bernapas normal. Namun, dia terbatuk-batuk. Jaehyun membantunya untuk duduk.

  Mereka kagum dengan Jeno yang bisa menghentikan kekacauan yang terjadi. Sementara Jeno malah tak terlihat bangga. Dia terlihat berharap. Matanya penuh dengan kerinduan.

  Kemudian, terbentuklah sebuah sosok di hadapan mereka. Tak ada yang bisa bergerak karena terkejut dengan apa yang mereka lihat.

  Jeno tak kuasa menahan air matanya. "Saera ... "

•••

ini apa sih aku ga ngerti lagi :(

LILILI YABBAY • NCT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang