16 - Salah Paham

15.4K 2.2K 357
                                    

Katanya, hal yang paling mahal di dunia ini adalah kesehatan, uang sebanyak apa pun tidak akan berarti jika tidak memiliki kesehatan yang prima. Sebagai orang yang memiliki kesehatan buruk, Ursa tak setuju.

Uang itu dibutuhkan, tak peduli mau kesehatannya baik ataupun lebih buruk dari Ursa, penanganan terbaik juga deteksi dini diperlukan uang. Jika disuruh menukar kekayaannya dengan kesehatan, Ursa akan tetap memilih kekayaannya.

Keringat dingin semakin banyak bermunculan dan mulai tercetak jelas di kaus kelabu yang Ursa kenakan sebelum tersungkur di matras dengan wajah pucat. Ia melirik sudut ruang terapis yang hari itu absen dari kehadiran Dokter Eros yang bisanya tak membiarkan Suster Mary berbelas kasihan pada Ursa.

Menyadari ke mana pandangan Ursa, Suster Mary menceplos, "Dokter Eros siap-siap mau seminar di Jepang makanya nggak masuk hari ini. Untung deh, kamu jadi nggak dipaksa terapinya, ya? Eh, Sa, kamu tahu kalau Dokter Eros sama Dokter Anne akhirnya nikah tahun ini?"

Barusan sepertinya Ursa mendengar sesuatu yang patah di suatu tempat.

***

Matahari mulai tergelincir dari langit, sinar jingganya menyusup di antara gedung pencakar langit, membuat Jakarta yang carut-marut sedikit lebih romantis.

Orang lain memulai hari mereka sebelum matahari terbit, bangun pukul lima, sudah berjibaku dengan kemacetan Jakarta di pukul enam pagi, dan kembali berjibaku dengan arus balik delapan jam kemudian.

Sementara Ursa, di saat orang lain sudah bisa mencium aroma masakan hangat di rumah, dirinya justru baru keluar dari apartemen. Hanya tinggal dua mobil lagi agar Ursa bisa melewati lampu merah dan lampu berubah kuning kemudian berubah merah tepat ketika mobilnya berada di urutan depan.

Terkutuk!

Di layar iklan yang waktu itu menampilkan gosip pernikahan aktris dan aktor berbeda ras kini menampilkan iklan dengan wajah cantik Anne yang mengklaim bahwa dr. Wijaya International Hospital adalah rumah sakit terbaik di Indonesia dengan staf dokter ahli juga pelanan yang berstandar internasional, tak lupa gelar Anne sebagai mantan Puteri Indonesia dan merangkap sebagai dokter dari bagian dermatologis ditulis di bawah namanya.

Rumah sakit dr. Wijaya memang patut diacungi jempol, Ursa merasakan sendiri perbedaannya.

Jadi, lebih baik tak punya uang ketimbang kesehatan terganggu adalah hal yang salah. Lebih baik memiliki uang karena kesehatan tak selalu dalam keadaan prima dan bagaimana jika sedang jatuh sakit namun tak memiliki uang untuk berobat? Sama sedihnya dengan memiliki uang namun bisa kapan saja ke dokter untuk meredakan sakitnya, kan?

Ponselnya berbunyi nama Mbak Azwa muncul. "Kenapa?"

Lampu merah kembali berubah hijau setelah seratus dua belas detik.

"Ini gimana keputusan lo buat Anne?" semenjak formulir permintaan itu masuk, Ursa belum menjawabnya, tak ingin menjawab lebih tepatnya.

Mereka berada di posisi yang serba salah. Jika influencer yang memesan akan selalu ada sisi baik dan buruknya, Ursa sebenarnya benci, apalagi jika influencer baru dengan latar belakang keluarga yang tidak kaya-kaya amat, biasanya tingkat merasa pentingnya lebih tinggi dari influencer dengan latar belakang keluarga tajir melintir.

"Emang lo ada hubungan apa sih sama si Anne ini?"

"Enggak ada seinget gue. Dia juga nggak nikah sama gue, kenapa mesti punya hubungan?" Ursa bisa mendengar jelas hembusan napas jengkel Mbak Azwa. "Enggak ada, Mbak, gue cuma masih pikir-pikir, kalau dia bawel rasanya gue bakal beneran ke dukun."

"Tapi kalau berpotensi bakal menghina Ursa Major, mending tolak aja, Cha."

Ursa menaikkan alis kirinya mendengar jawaban singkat Mbak Azwa. "Apa yang bisa dijelekkin dari produk kita sih? Handmade yang artinya cuma ada satu di dunia ini, bahan-bahannya pun kualitas pertama, kalau soal produk, sama sekali nggak ada cacat dan gue amat percaya diri, Mbak. Ya, kecuali kelakuan kurang ajar gue ya."

URSA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang