Sesuai dengan perintah Mark, Rani besoknya hanya diam dirumah tidak pergi kemana-mana dan berdiam di kursi ruang tamu atau duduk di teras rumah.
"Tumben kamu gak keluar?"
"Gak ada temen Ma, males juga gak ada uang."
Mama berlalu dari hadapan Rani dan pergi masuk untuk masak. Papa Rani bekerja karna hari ini katanya akan ada rapat dadakan dari pemilik perusahaan tempat Papanya kerja.
Adiknya? Sudah jelas pergi bersama anak tetangga depan rumah entah kemana dua remaja itu pergi. Kakaknya? Sudah jelas masih tidur karna ini belum tengah hari.
Rani menunggu sambil mendengarkan musik, sesekali membuka twitter atau instagram. Jika tak ada yang menarik di keduanya dia akan pindah ke Line atau Youtube. Untung rumahnya di beri wifi, kalau tidak akan banyak kuota yang terbuang.
Biasanya Mamanya akan menerima paket jam 1. Kantor pengirim paket tersebut dekat dengan rumah Rani maka dari itu terkadang dikirim pertama atau juga sering terakhir karna yang jauh dulu baru ke rumah Rani.
Rani sabar menanti karna kata orang kan orang sabar disayang Tuhan. Sebenarnya Rani bosan juga sih, mau minta temenin Adel dia pasti kencan secara hari libur kan.
"Gangguin Mark ah, gak mungkin jam segini dia belum bangun."
Akhirnya daripada gabut gak jelas Rani memutuskan menelepon Mark yang ternyata saat ini tengah kumpul bersama dengan para pemain basket dan cheers untuk merayakan kemenangan mereka. Padahal sudah lama baru dirayakan sekarang.
Dilain tempat Mark tampak tak tertarik pada perbincangan semua temannya yang sedang bercanda tawa apalagi Chelsea sudah menempel padanya sejak datang tadi.
Ponsel nya berdering dan Mark melihat id call ternyata Rani, itu tak luput dari padangan Chelsea dan langsung saja ekspresi Chelsea berubah.
"Halo?"
"Gue ganggu gak?"
"Enggak, gue lagi gak ngapa-ngapain."
Memang Mark kan lagi gak ngapa-ngapain cuma duduk bosen dengerin celotehan semua temannya. Padahal nih sekarang Mark udah jadi tontonan karna tutur kata Mark berubah lebih lembut waktu menjawab telepon.
"Gue lagi nungguin kurir, tapi lama banget gabut deh."
"Biasanya dianter jam berapa emang?"
"Sorean sih."
Rani terkekeh menyadari kekonyolannya, ya dia tau kalau dianter siangan dan ini masih jam 11 udah nungguin aja dari tadi malah.
"Mau keluar? Gue jemput."
"Enggak ah, kayaknya lo juga lagi diluar kan, rame banget."
"Lagi kumpul sama anak basket. Ayo kalau mau jalan, gue bosen disini."
Mark masih tidak sadar bahwa sedari tadi dia pusat perhatian bahkan semua obrolan Mark didengarkan semua temannya. Tapi ya perkataan Rani tidak ada yang mendengar kan tidak di loudspeaker.
"Kumpul dimana?"
"Di cafe deket sekolahan."
"Lo kesini aja deh, gue titip minum sama makanan, laper gue nya."
"Daritadi belum sarapan?"
"Males makan."
"Gue bawain nasi goreng sama jus ya?"
"Terserah deh, nanti gue ganti dirumah. Eh minumnya 2 ya panas soalnya."
"Gue pesenin dulu, tunggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA vs SMK
Teen FictionIni cerita perbedaan anak SMA dan SMK. Bukan buat menjelekkan salah satunya atau melebih-lebihkan salah satunya. Ini cuma cerita anak remaja dari sudut pandang yang berbeda, iyap SMA dan SMK itu cukup berbeda. Dan mari kita mulai kisah antara sepasa...