22. Game Begin

2.8K 177 3
                                    

Rani sudah memikirkan cara untuk membalas semua yang sudah diperbuat oleh Chelsea. Tapi sampai saat ini Chelsea masih saja mengirim walau dengan kurir yang berbeda karna mungkin kantor pengiriman itu sudah tidak mau menerima barang Chelsea.

Saat ini Rani dengan Adel sedang menyusun rencana yang akan digunakan untuk membalas semuanya. Rani butuh bantuan Adel karena dia juga harus fokus pada olimpiade yang sebentar lagi akan tiba.

"Gus gak sabar gimana reaksi Chelsea."

"Sama gue juga, gue yakin pasti dia mikir ini dari Mark."

Rani dan Adel memang sudah memikirkan ini matang-matang, mungkin membuat Chelsea melambung sedikit tidak masalah kan karna setelah itu akan dijatuhkan lagi.

"Cari masalah sama Rani sama aja cari mati."

Rani tertawa mendengar perkataan Adel, ya memang itu yang akan didapat jika berani mengusik Rani.

Tiba-tiba saja ponsel Rani berdering dan terdapat nama Mark di layar yang berkelip itu, Rani langsung mengangkatnya tanpa basa-basi.

"Halo Mark, ada apa?"

"Dimana?"

"Di cafe sama Adel, kenapa? Ada yang penting?"

"Rencanain pembalasan?"

Rani tertawa mendengar penuturan Mark. Pembalasan? Ya mungkin bisa dibilang begitu.

"Bisa jadi, tumben telpon biasanya chat aja jarang."

"Ada festival musik di taman kota, mau lihat?"

"Boleh, sekalian refreshing sebelum berangkat olimpiade."

"Jam 7 gue jemput."

"Siap."

Panggilan dimatikan oleh Mark dan Rani kembali berbincang dengan Adel yang tampak penasaran dengan pembicaraan Rani dengan Adel.

"Kenapa? Mark tanya apa? Kok refreshing-refreshing."

"Kepo banget sih lo."

"Ye gue kan denger jadi kepo."

Rani hanya tertawa tapi kemudian juga menjelaskan kepada Adel.

"Nanti malem ada festival musik di taman kota, Mark ajak gue sekalian refreshing kan."

"Gue liat ah ajak Raka, sekalian kencan."

"Ikutan mulu heran gue, gak bisa jauh dari gue ya lo?"

"Idih jijik banget dengernya."

Rani dan Adel tertawa kemudian lanjut berbincang hingga beberapa jam kedepan.

-----

Sore ini Rani sibuk dengan beberapa barang seperti coklat, pita dan kartu ucapan yang ada di kamarnya.

Rani masih bingung kata-kata apa yang akan dia tulis di kartu ucapan, atau dia harus mencari di internet dia kan gak pernah alay dengan kata-kata begitu.

Rani sudah membungkus coklat yang berukuran lumayan besar dengan harga yang lumayan juga pastinya, dia sudah membungkus dengan sangat rapi.

"Tinggal kirim ke kurir langsung beres."

Tak lupa juga Rani menyelipkan kartu yang berisi untaian kata yang dia pikir sangat dalam hingga mau gila rasanya karna biasanya Rani bersantai.

"Oke waktunya cari baju buat kencan."

Rani tertawa sendiri setelah mengatakannya dan dia langsung memilah baju yang akan dipakai nanti malam dan memilih sepatu yang cocok.

Setelah itu dia keluar menuju tempat pengiriman barang dengan montor maticnya.

SMA vs SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang