Menempuh perjalanan selama 13 jam lebih 30 menit akhirnya Mark sampai di Bandara Heathrow London. Dia juga langsung dijemput oleh orang suruhan Ayahnya dan mengambil barang bawaan nya di bagasi pesawat.
Dia langsung menuju ke apartemen yang disediakan oleh Ayahnya dengan sopirnya itu. Orang suruhan Ayahnya ini akan bersedia mengantarkan Mark kemanapun selama Mark berada di London. Mark kan belum hafal jalan-jalan yang ada di London.
Membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk bisa sampai ke apartemennya. Dia juga dibantu oleh pihak apartemen untuk membawa barang-barangnya ke lantai apartemennya.
Apartemen yang dibelikan oleh Ayahnya ini adalah apartemen dimana satu lantai penuh akan diisi oleh satu orang. Dan Mark menempati lantai 12 untuk apartemennya.
Begitu Mark menempelkan kartu untuk akses masuk pintu apartemennya, didalam sudah tertata dengan rapi sebagaimana selera Mark. Ayahnya sangat mengerti bagaimana membuat Mark bisa nyaman.
Dia meletakkan bawaannya dan duduk disofa yang ada diruang tamu apartemennya. Dia langsung mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi Rani.
Anak durhaka memang, dia lebih memilih menghubungi Rani terlebih dahulu sebelum menghubungi orang tuanya. Ya Mark pikir bahwa Ayahnya pasti sudah tau dari orang suruhannya bahwa Mark sudah sampai di apartemen.
Dering ketiga baru diangkat oleh Rani. Muncul wajah Rani yang sangat kucel karna di sana kan sudah pukul 1 pagi, sementara di London masih pukul 7 malam.
"Halo, siapa sih nelpon jam segini."
Rani tampak menggerutu dengan mengucek kedua matanya. Mark tertawa melihat bagaimana tingkah gadisnya ini.
"Yaudah kalau ngantuk tidur aja lagi."
Begitu suara Mark terdengar di tempat Rani, dia langsung melihat ke arah layar ponselnya dengan pandangan melotot lucu. Menggemaskan sekali pikir Mark.
"Yaampun Markus!"
"Jangan teriak Rani, udah malem."
Rani langsung membekap mulutnya sendiri membuat Mark tertawa. Sungguh rasanya capek perjalanan tadi sudah tak lagi dirasakan oleh Mark.
"Baru sampek?"
"Iya, aku baru masuk ke apartemen."
"Harusnya mandi dulu, beberes baru deh telpon aku."
"Masih capek banget akunya."
"Perjalanan lama kaya gitu gimana gak capek kamunya. Mandi dulu sana biar seger badannya."
"Aku masih kangen kamu."
"Masih belum sehari kamu sama aku pisahnya."
"Siapa juga yang tau kan kangen kapan datangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA vs SMK
Teen FictionIni cerita perbedaan anak SMA dan SMK. Bukan buat menjelekkan salah satunya atau melebih-lebihkan salah satunya. Ini cuma cerita anak remaja dari sudut pandang yang berbeda, iyap SMA dan SMK itu cukup berbeda. Dan mari kita mulai kisah antara sepasa...