Saat ini ada seorang anak lelaki yang berada di apartemennya seorang diri sedang duduk termenung di pinggir kasur tidurnya.
Ada perasaan janggal dalam hatinya, perasaan yang dia rasa tidak perlu hadir. Perasaan yang seharusnya memang tak ada.
Dengan lebam di wajahnya, lelaki itu tetap termenung sambil menatap kearah lantai. Hening sekali sampai detikan jam terdengar.
"Kenapa gue ngerasa bersalah?"
Lelaki itu mengacak rambutnya tanda bahwa dia frustasi dengan perasaan yang dideranya sekarang. Satria bingung, ya lelaki itu adalah Satria Gunawan.
Satria harus nya merasa lega dan puas setelah berhasil membuat Rani terluka sampai masuk rumah sakit, tapi nyatanya dia malah merasa bersalah.
Masalahnya hanya dengan Mark, dia hanya benci dengan Mark dan tak seharusnya melibatkan Rani untuk membuat Mark tersakiti.
Satria mengenal Rani, dia orang yang ramah dan baik diluar kebiasaannya ikut dalam tawuran. Mengetahui dia yang menjadi kekasih Mark membuat perasaannya lega karna Mark mendapatkan wanita yang baik.
Tapi dia juga marah, apa Mark melupakan rasa sayangnya ke Angel? Padahal waktu itu Satria mendengar sendiri bahwa Mark akan menunggu Angel kembali.
Satria sebenarnya hanya kecewa dengan Mark karna selama ini Mark selalu menjadi tempat curhat Satria tentang bagaimana rasa suka dia terhadap Angel, tapi kejadian waktu itu membuat Satria langsung berbalik pergi padahal belum sempat menemui Angel.
Akhirnya Satria bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengobati luka akibat pukulan teman-teman Rani.
-----
Di ruang inap tempat Rani berada terasa sangat sepi karna Mark yang pulang dan Septian sedang berada di kantin rumah sakit.
Rani sangat bosan, ingin rasanya pulang tapi harus menunggu pelipis nya benar-benar pulih, lagipula 2 lelaki posesifnya itu tak mengizinkan dia untuk pulang, siapa lagi kalau bukan Mark dan Septian.
Padahal Mama dan Papa sudah bertanya pada dokter dan Rani sudah boleh pulang, tapi Mark dan Septian yang malah menyuruh Rani tetap di opname.
"Bosen astaga, pengen kabur rasanya."
"Siapa yang mau kabur?"
Rani langsung menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka menampilkan seorang lelaki yang baru saja mandi terlihat dari rambutnya yang masih basah.
Mark datang dan langsung duduk di dekat ranjang yang ditempati oleh Rani.
"Siapa yang mau kabur?"
"Tuh Rossi mau kabur katanya."
Dijawab Rani dengan jutek, ya habisnya Rani yang biasanya gak bisa diem suruh rebahan mulu sambil diinfus ya mana bisa.
"Jutek banget."
"Ya habisnya kamu ngeselin, aku kan pengen pulang kamu sama Septian malah maksa aku tetep disini. Padahal aku kan udah sembuh."
Dengan nada yang merajuk dan tangan yang bersedekap di dada Rani menunjukkan ekspresi kesalnya.
"Udah sembuh kok masih di perban pelipisnya."
Haduh ini juga cowok posesifnya yang satu lagi dateng, langsung saja Rani menarik selimut rumah sakit dan menenggelamkan diri disana. Bete banget rasanya.
Sementara kedua orang yang berada di pinggir ranjang menghela nafas dan saling bertatapan. Mereka juga bingung sebenarnya, mereka takut jika nanti pulang malah bukannya sembuh tapi jadi makin sakit. Mereka cukup tau bahwa Rani tak bisa diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA vs SMK
Teen FictionIni cerita perbedaan anak SMA dan SMK. Bukan buat menjelekkan salah satunya atau melebih-lebihkan salah satunya. Ini cuma cerita anak remaja dari sudut pandang yang berbeda, iyap SMA dan SMK itu cukup berbeda. Dan mari kita mulai kisah antara sepasa...