Mark dan Satria memutuskan untuk ke kantin rumah sakit. Mark tak ingin pergi jauh dari Rani karna dia bucin.
Mereka sudah 15 menit duduk tapi tetap saja tidak ada yang mau berbicara duluan. Mark masih terus diam sedangkan Satria malah memainkan jarinya canggung.
"Maaf."
Mereka berdua mengucapkan kata itu bersamaan membuat mereka saling menatap kemudian memalingkan wajah mereka. Suasananya benar-benar canggung.
"Maaf gue udah celakain Rani, gue ngerasa bersalah banget padahal sama Rani udah dimaafin."
Kalimat yang muncul dari mulut Satria membuat atensi Mark fokus ke Satria. Mark hanya mengangguk menanggapinya.
"Kenapa lo ada fikiran buat celakain Rani?"
"Karna gue pengen buat lo susah dan juga gue marah sama lo. Waktu itu lo janji mau tungguin Angel malah sekarang lo pacaran sama Rani."
Mark menghela nafas pelan mulai sadar bahwa titik permasalahan ada disini. Satria tak mau mendengar lebih lanjut dan malah memilih pergi waktu itu.
Mark dengan santainya menoyor kepala Satria mungkin menurutnya agar lebih sedikit bener otaknya. Susah juga punya temen kaya Satria yang main ambil kesimpulan.
"Makanya jangan asal main pergi, dengerin dari awal sampai akhir."
Satria malah bingung sendiri dan menatap Mark dengan wajah bodohnya. Untung aja ganteng kan jadi bebas lah.
"Gue nunggu Angel juga cuma sebagai sahabat gak lebih, lagian kenapa lo bisa bilang kaya gini."
"Waktu itu lo bilang ke Angel kalau lo juga sayang sama Angel."
"Gue sayang sama Angel cuma sebagai sahabat doang, gak lebih lagipula gue juga tau kalau lo suka sama dia. Angel juga gak suka sama gue. Lo bikin dia sedih dengan gak datang disaat dia mau pindah."
Satria mulai sadar bahwa apa yang dia lakukan salah, dia merasa bersalah dengan Mark dan Angel. Tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini bahkan dia masih menyukai Angel.
"Minggu depan Angel pulang, lo gak mau jemput dia?"
Memang Mark diberitahu oleh Angel bahwa dia akan kembali pindah kesini, dia akan mengurus perusahaan Ayahnya. Disana dia sudah lulus dan kesini untuk kuliah sekaligus melanjutkan bisnis Ayahnya.
"Lo beneran?"
"Emang wajah gue keliatan bohong?"
"Enggak juga sih. Tapi apa gak papa kalau gue jemput Angel?"
"Coba aja, gak ada yang tau juga kan."
Satria akhirnya merenung dan dengan tiba-tiba dia meraih tangan Mark kemudian menggenggamnya membuat Mark menatap Satria dengan bingung.
"Maafin gue ya Mark, gue bersalah banget sama lo."
Mark menatap Satria dengan tatapan jijik ya gimana gak gitu orang sekarang tangan dia dipegang sama kedua tangan Satria dan didekap di depan dada gitu.
"Ya gak usah gitu juga, jijik guenya."
Satria langsung melepaskan tangan Mark dan menatap Mark dengan senyum gilanya membuat Mark bergidik ngeri. Ini beneran sahabatnya kan.
"Gue mau balik ke kamar Rani, lo ikut?"
"Enggak, salam aja buat dia gue harus ke kantor."
"Lo udah mulai nerusin perusahaan?"
"Bokap gue sakit-sakitan jadi mau gak mau gue udah harus turun tangan sekarang."
Mark memang mendengar kalau Ayah Satria sudah sering bolak balik rumah sakit tapi dia juga tak tau Ayah Satria sakit apa karna dia tak sedekat dulu dengan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA vs SMK
Fiksi RemajaIni cerita perbedaan anak SMA dan SMK. Bukan buat menjelekkan salah satunya atau melebih-lebihkan salah satunya. Ini cuma cerita anak remaja dari sudut pandang yang berbeda, iyap SMA dan SMK itu cukup berbeda. Dan mari kita mulai kisah antara sepasa...