10

35 10 0
                                    


"Kemana Jihan, dia selalu saja absen pelajaran saya." Kesal pak Ahmad saat sedang mengabsen kelas.
"Bolos pak, tadi saya liat dia lagi berduaan sama cowok pak." Celetuk Jenny dengan nada sinis nya.

"Menurut lo si Jihan kenapa suka bolos?padahal kan dia anak rajin." Tanya Rena menepuk bahu Jelita.

Jelita yang dari tadi menulis sesuatu langsung menutupnya lalu menatap Rena dengan terkejut.

"Mungkin dia lagi pengen aja." Jawab asal Jelita.
"Ah masa, jihan yang rajin kayak gitu, bolos karna dia pengen?." Ucap Rena.
"Udah ren, itu urusan dia, dia juga gak ngerugiin lo." celetuk Dena yang tiba tiba berbalik ke belakang menatap Rena dan Jelita.

"Lagi nulis apa lo?" Tanya Dena pada Jelita.

Buru buru jelita memasukan buku itu ke kolong meja.

"Diary gue, rahasia lo berdua gak boleh tau." ucap Jelita, Menunjuk Rena dan Dena.

Setelah mendengar ucapan jelita, dena langsung berbalik dan rena kembali fokus pada bukunya.

***

"Gue duluan ya, bye." Ucap Rena kepada Jelita dan Dena.
"Gue juga duluan ya, lo gpp kan di tinggal?" Dena masih menunggu jawaban Jelita.
"Udah sono, gue udah biasa ditinggal." Ucap Jelita dengan nada bercanda.
Dena tak menanggapinya langsung pergi begitu saja.

Saat melihat sekeliling kelas kosong hanya tersisa dirinya.

Jelita langsung lompat lompat kegirangan.

Saat melihat ada orang yang berlalu di depan kelas nya dia langsung merapikan pakaiannya lalu menenteng tas nya keluar kelas.

Langkah jelita bukannya ke parkiran tapi dia ke kantin terlebih dahulu.

sesudah membayar minuman, saat berbalik dia langsung melihat bahu seseorang.

"Hai kak." lelaki jangkung itu langsung mensejajarkan wajahnya dengan Jelita.
"kirain lupa,yaudah yuk." Reza langsung menarik tangan Jelita ke arah parkiran.
"Mau kemana sih?" Tanya jelita melepaskan genggaman Reza.
"Kakak kan janji mau traktir aku." Ucap Reza manatap Jelita.

Jelita berpikir, dan dia baru inget bahwa orang yang menarik tangannya sampe ke parkiran ini adalah orang yang tak niat membantunya dan memaksa untuk mentraktirnya.

"Trus mau kemana?bukannya di kantin." tanya jelita tapi Reza sudah memakaikan Jelita helm.
"gak mau di kantin, kita makan di luar aja."

Jelita buru buru melepaskan genggaman tangan Reza dan langsung memberi jarak.

Reza yang diperlakukan seperti itu menatap Jelita masih pada tempat nya, dan menunggu ucapan jelita selanjutnya.

"Ngapain lo natap gue." Ucap Jelita dengan wajah tak bersahabat.
"Gue nunggu lo ngomong kak." kok tiba tiba sikap Reza berubah menjadi lebih dingin, atau memang sikapnya seperti ini jelita tidak tau.

Jelita yang terus di tatap, merasa malu sendiri.

"Ya-yaudah mau makan dimana?" Tanya jelita gelagapan, kenapa gue jadi gugup gini sih.

"beneran? kalo gitu sekalian anter aku beli sesuatu." Reza langsung menarik tangan Jelita ke tempat motornya parkir.

Tuh kan, tengil , sebelum naik ke atas motor Reza mengejutkan Jelita dengan mengikat jaketnya untuk menutupi pahanya sampai lutut.

"Biar gak keliatan, abisnya roknya kependekan." Ucap Reza lalu menampakan senyum manisnya.

Sesaat Jelita terpesona dengan Reza, tapi buru buru dia menganggap bahwa Reza playboy dan selalu memperlakukan perempuan seperti ini.

Anjir, hampir aja gue baper sama nih anak Gumam jelita masih dengan melihat apa yang dilakukan Reza.

Setelah itu reza langsung memakaikan helm pada jelita.

"Biar aman." Reza mengetuk ngetuk helm yang dipakai Jelita, setelah itu jelita langsung naik keatas motor Reza.
"Ayo naik." Reza yang sudah berada di atas motornya menatap Jelita.

Jelita langsung naik dengan berpegangan pada pundak Reza.

"Ayo jalan." Ucap Jelita siap, masih dengan memegang pundak Reza.
"Gak mau meluk aja?" Tanya Reza belum menyalakan motornya.
"Ja-lan!" Titah Jelita mengetuk ketuk helm Reza, Reza langsung menyalakan motor nya lalu berlalu pergi meninggalkan sekolah.

Dan sekali kali Reza iseng ngerem mendadak dan pastinya langsung mendapatkan pukulan dari Jelita, tapi itu tak membuatnya kapok malah dia makin bersemangat mengerjai kakak kelasnya itu. Lagipula pukulan Jelita tidak sakit.

Tibalah mereka di salah satu mall.

Jelita mengembalikan jaket yang di pakainya pada Reza, lalu reza langsung memakainya. Tak lupa helm yang dipakainya dibuka oleh Reza setelah merapikan rambut Jelita, Reza menarik tangan jelita masuk kedalam mall.

"Kita kesini dulu ya?" Belum menjawab Jelita sudah di tarik Reza kesebuah toko sepatu.

kalo biasanya cowok yang suka dibuat bosan dan lelah karena mengikuti cewek belanja ini malah sebaliknya Jelita lelah ditarik ketoko satu masuk toko lain oeeh Reza dan jelita tak peduli apa yang di beli Reza.

"Masih mau belanja?" Tanya Jelita saat melihat belanjaan Reza.
Reza menggeleng lalu menyerahkan sebagian belanjaanya pada jelita."Kita makan aja."

"lo udah nyebelin, nyusahin lagi." Ucap Jelita tapi tetap saja jelita menggenggam belanjaan Reza.

Ini Reza sadar atau tidak, sedari tadi dia menggenggam tangan Jelita hingga saat Jelita melihat Alvin, Adrian dan Andika berjalan kearah mereka.

Reza bingung kenapa genggamannya dilepas paksa.

"Hai Jeli jeli." sapa Alvin melambaikan tangannya mendekati jelita bersama kedua temannya.

"Hai vin." Ucap Jelita tersipu malu.
Reza melihat pemandangan itu mengerti, tapi dia jadi terpikirkan satu ide.

"Hai, ketua osis, ketua basket, ketua seni." Sapa Reza ramah.
Mereka bertiga jadi beralih menatap Reza.
"Reza mahendra kelas 10 ipa 1." Reza mengulurkan tangan pada satu persatu kakak kelasnya itu.
"widih, anak kutu buku." ucap Alvin menerima jabatan tangan Reza.
"Gue gak kutuan kak, udah genius dari lahir gak perlu baca." Ucap Reza dengan nada bercanda.

"Bisa aja lo kutu kupret." Ucap Alvin membalas candaan Reza, mereka hanya tertawa canggung.
"Lo kesini sama Jelita?" tanya Andika.
"Iya kak, di traktir makan." Hal itu membuat Jelita melotot kepada Reza yang hanya menatapnya dengan Cengiran.

"Seorang jelita yang suka minta traktiran sama gue, traktir orang lain?" Ucap Andika di dramatisir.
"Lebay lo bangke." Jelita menjitak Andika.
"Dia pacar lo ta?" Pertanyaan Adrian membuat semua menatap Jelita.
"Otw." Jawab Reza.
"Oh lagi pdkt." Ucap Alvin.

"Enggak kok siapa bilang." Bantah jelita, saat mendengar ucapan Alvin.
"Udah lo gak usah malu sama kita kita, yaudah kalian have fun ya." Ucap alvin menepuk pundak Jelita lalu Alvin, Adrian, Andika pergi.

Setelah sepeninggalan Alvin dan temannya Jelita seketika mendengus kesal mendengar penuturan Alvin tadi.

"Ketua basket itu gebetan lo ya?" Tanya Reza, jelita hanya menatap Reza dengan tatapan datar tanpa ekspresi lalu pergi mendahului Reza.

"Kak, tungguin." Reza menyusul Jelita lalu merangkulnya.
"Gak usah rangkul rangkul gue." ucap Jelita malas, moodnya hancur setelah bertemu Alvin tadi.
"Dia juga udah pergi, dari pada galau mending kita senang senang." Reza menaik turunkan kedua alisnya.

Reza langsung menarik tangan Jelita membawanya ke timezone.

'Entah kenapa gue pengen bahagiain lo kak.'~Reza

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang