14

39 7 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, jihan langsung ke kelasnya untuk mengambil tas, disana masih ada jennie dan geng nya.

"Bisa juga lo bolos kelas." ucap Jennie.
"Jaket siapa tuh?" Tanya jennie.
"Ini punya kevin." Dan pasti itu bukan jawaban yang ingin di dengar jennie, begitu polosnya dirimu jihan.
Jennie langsung mengambil paksa jaket kevin lalu mendorong jihan hingga terbentur tembok.

"Gue aja yang balikin, lo jangan ketemu kevin dulu hari ini, sekarang lo pulang aja." Ucap jennie melempar tas jihan lalu pergi keluar kelas.
'sabar gue pasti bisa lewatin ini semua, tinggal 2 semester lagi.' gumam jihan.

***

Keesokan harinya, kevin berniat pergi ke kelas jihan untuk menanyakan perihal kemarin.

Tapi untungnya sebelum kevin sampai dikelas, mereka berpapasan di lorong, jihan langsung lari begitu melihat kevin.

kevin menahan jihan dan membawanya ke tangga yang sepi.
"kok lo lari?"' tanya kevin.
"lo lupain soal kemarin ya."' ucap jihan menunduk.
Kevin memperhatikan gelagat jihan yang aneh, dia terus menutupi bagian dadanya.

"tenang aja kali, cuma gue doang ya liat, gpp." Ucap kevin tersenyum, jihan melotot melihat kevin.
"Ok ok gue lupain,emang kemarin ada kejadian apaan?" Ucap kevin pura pura amnesia, jihan tersenyum melihatnya.

"Gue bakal makasih banget klo lo lupain yang kemarin." ucap jihan menatap kevin.
"klo gue lupain, apa imbalannya buat gue?" tanya kevin mendekat kearah jihan.

Yang membuat jihan melangkah mundur hingga menyentuh pegangan tangga, hingga jarak mereka sangat dekat tapi segera jihan berjongkok menatap kaki kevin.

Kevin juga akhirnya ikutan berjongkok, membuat jihan kembali terpojok dengan salah satu tangan kevin menyentuh tembok hingga jarak mereka sangat dekat.

"gue mau lo ngedate sama gue." Kevin benar benar berbicara di depan wajahnya hingga nafasnya yang berhembus terasa.

Jihan yang masih mematung, karena jarak yang sangat dekat dan kekaguman jihan pada wajah kevin.

"Nafas kali, nanti kalo lo mati gimana?" ucap kevin dengan senyuman yang bisa membuat semua orang terpesona.

"ASTAGFIRULLOH KEVIN, APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?" tiba tiba seseorang mengagetkan mereka dengan teriakannya.
"Apaan sih bangsat." ucap kevin dengan menjauhkan diri dari jihan dan duduk disebelahnya.
"lo berduaan sama nih anak gak takut?" tanya Alvin pada jihan yang masih kaget.
"woy, sadar." Alvin bertepuk tangan di depan wajah jihan dan membuatnya sadar.

"oh iya.. Gu-gue pergi dulu." jihan langsung bangkit dan meninggalkan Alvin dan Kevin.

Kevin hanya menatap kepergian Jihan dengan wajah datar nya.

***

"Assalamualaikum." Tiba tiba ada yang membuka pintu ruang inap Jihan dan Andika masuk dengan membawa bunga dan buah buahan.

dan itu membuat cerita yang sedang diceritakan Jihan terpotong.

"Ganggu aja sih." Kesal Rena.
"orang salam itu dijawab bukannya bentak bentak." ucap Andika duduk di sofa yang ada disana.
"Waalaikumsalam." ucap Rena
"nih gue bawain buah buahan." lanjutnya lagi.
"Trus itu bunga buat siapa?" tanya Rena sambil mengunboxing buah buahan yang di bawa andika.
"Mau tau.. Aja." jahil Andika.
Rena menatap Andika dengan kesal.

"Makasih ya ka." ucap Jihan tersenyum dengan wajah yang masih pucat.
"lo mau gue gue kupasin jeruk gak?" tanya Rena pada Jihan.
"boleh." ucap Jihan.
"gue mau juga dong." celetuk Andika mendekati mereka dan duduk disamping Rena, karena disana ada dua kursi didekat ranjang.

"Kalian emang lagi ngapain?" Tanya Andika memakan buah jeruk.
"oh, jihan lagi cerita kenapa dia bisa pingsan." jawab Rena.

"kalian gak akan berangkat sekolah?"tanya Jihan karena melihat jam sudah jam 05.00
"masih subuh." ucap Andika.
"trus lo kenapa subuh subuh kesini?" tanya rena.
"emang gak boleh?boleh kan Jihan?" tanya Andika pada Jihan.
"boleh kok." jawab jihan.

"Berarti kalian begadang semaleman?" tanya Andika.
"mungkin, abisnya seru ceritanya." Jawab Rena.
"kok seru?" tanya Andika.
"soalnya Jihan nyeritain dari awal kenapa dia bisa kayak gini." jawab Rena.
"emang kenapa?"tanya Andika.
"trus lo terima gak ajakan si Kevin?" Rena mengabaikan pertanyaan Andika dan malah bertanya pada Jihan.

"hah.. Kevin? dia terlibat juga?" tanya Andika.
karena Jihan seperti tidak mau bercerita dihadapan Andika , Rena pun mengerti lalu mengubah topik perbicaraan.

"Udah ah gue mau mandi dulu,kita lanjutin nanti ok." Ucap Rena bangkit lalu pergi ke kamar mandi meninggalkan Andika dan Jihan.
"Si kevin yang bikin lo pingsan?" tanya Andika.
"bukan, bukan gitu." Jawab Jihan.
"Trus kenapa lo bisa pingsan?" tanya Andika.

dengan menghembuskan nafas dalam, sepertinya Jihan bisa mempercayai Andika.

"tapi lo jangan bilang siapa siapa, disekolah pun kalo lo liat pelakunya lo jangan emosi, ya?" Ucap Jihan.
"iya tenang aja." Jawab Andika.
"Gue udah siap nih, udah jam 6 juga yuk berangkat." ucap Rena memotong pembicaraan Jihan dan Andika.

"Ganggu aja lo." kesal Andika.
"ko lo kesel sih?" tanya Rena.
"Udah ah gue males sama lo." Ucap Rena ngambek.

"Assalamualaikum." Tiba tiba Adrian datang.
"ADRIAN." Rena langsung berlari memeluk Adrian.
"Re ini di rumah sakit, jangan teriak teriak." Ucap Adrian membalas pelukan Rena.
"Tau loh, berisik aja." Celetuk Andika.
"Syirik aja lo." ucap Rena.
"yuk kita berangkat." ucap Rena tersenyum kearah Adrian.
"Jihan, nanti gue pulang sekolah kesini ya.. Lo harus ceritain semuanya soalnya gue penasaran banget." Ucap Rena.
"Udah ayo entah telat." Andika mendorong pundak Rena agar meninggalkan ruang inap Jihan.
"lo istirahat gih, kan semalem kalian begadang." Setelah berkata itu, Andika menutup pintu ruang inap jihan.

"lucu banget mereka." Gumam Jihan.

Tiba tiba ada notif masuk.

Kevin

-Lo gak papa kan?

Jihan masih kecewa kepada kevin akibat kejadian itu...

Tak ada niatan membalas, jihan langsung membaringkan diri untuk istirahat.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang