16

29 7 0
                                    

Sesampainya di pesta, kevin dan jihan keluar dari mobil, kevin berdiri disamping jihan dan menyuruhnya merangkul lengannya.

Jihan menurut lalu mereka pergi kedalam.

"OMG! jennie, liat siapa yang dateng." Ucap lisa.

Jennie yang sedang meminum minumannya, melihat kearah kevin dan jihan.

"Berani juga dia dateng kesini, girl gimana kalo kita seneng seneng hari ini." ucap jennie dengan wajah sinis nya menatap kedatangan kevin dan jihan.

Dengan kaku dan sesekali menurunkan dress nya yang pendek, Jihan berjalan disamping kevin.

"Selamat ulang tahun kak." kevin memeluk kakaknya lalu memberikannya kado.
"Siapa yang disamping kamu?cantik." Jihan tersenyum kaku dipuji seperti itu apalagi didepan keluarga kevin.
"dia jihan, temen aku." ucap kevin.
"Aku kesana dulu ya." Kevin mengajak jihan untuk masuk kedalam rumahnya.

"Kita mau kemana?" Tanya jihan.
"kamar gue." Jihan kaget, dia berusaha melepaskan genggaman tangan Kevin tapi nihil.
"gue gak akan apa apain lo, disini terlalu berisik."

Sampailah mereka di sebuah ruangan dengan nuansa abu abu hitam yang rapih.

Jihan berdiri di depan pintu karena sungkan untuk masuk.

"Ngapain disana? sini! tutup pintunya." Perintah kevin.

Setelah menutup pintu, dengan perlahan Jihan menghampiri kevin di balkon kamarnya.

"enakan disini, sepi gak rame kayak dibawah." Ucap Kevin membuka jas nya lalu memakaikannya pada Jihan.
"Dipake, diluar dingin." lanjutnya.

"Kalo dingin, kita didalem aja." Jihan menolak pemberian Kevin, lalu menyerahkan kembali pada kevin

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamar kevin.

Jihan dan Kevin berjalan ke arah pintu lalu kevin membukanya, menampilkan Jennie disana.

"Kata mama kamu disuruh kebawah, mau foto bareng,yuk!" ucap Jennie tersenyum lalu merangkul lengan Kevin.

Kevin tak bisa menolak, mereka langsung kebawah dan kevin tiba tiba jadi lupa kehadiran Jihan disana.

Jihan yang mau mengikuti kevin dibelakang dihalangi oleh lisa dan rosa.

"eit, mau kemana? lo ada urusan sama kita." lisa memndorong jihan kedalam kamar.

Pintu dari kamar itu dijaga oleh rosa.

"Mau apa kalian?" Ucap Jihan ketakukan.

--

Setelah semua penghinaan yang mereka lakukan, menjambak, menampar dan menyiramku dengan air mereka kemudian membawaku ke bawah tempat dimana pesta berlangsung.

Jennie memimpin jalan lalu sesampainya disana semua orang menatap kearahku karena aku yang berteriak kesakitan.

"Vin, liat nih si jihan mau nyuri kalung ini dikamar kamu." ucap Jennie seperti superior yang menangkap penjahat sambil menunjukan kalung yang ada ditanganya.

Kevin langsung mengambil kalung yang ada ditangan Jennie.

"Bener? kamu mau nyuri kalung ini?" tanya kevin.

"enggak, itu semua fitnah aku bahkan gak tau kalung apa itu." ucap Jihan menangis karena merasa terhina semuanya berantakan dia merasa ditelanjangi.

"Mana ada penjahat yang ngaku." ucap lisa mericuhkan suasana.
"kalo ngaku semua penjara penuh." ucap rosa.

"aku liat dengan mata kepalaku sendiri dia lagi mau masukin kalung itu kedalam tasnya." ucap jennie

"gak bener vin, semua itu bohong." Au berusaha untuk meyakinkan kevin bahwa semua itu bohong.

"kamu percaya sama aku atau sama dia? vin aku gak akan mungkin bohong sama kamu, aku cinta sama kamu." ucap jennie meyakinkan kevin untuk mempercayainya.

"gak nyangka gue, ternyata lo kayak gini." kevin menatap jihan dengan tatapan marah.

Dan jennie serta antek antek nya merasa puas karena sudah membuat kevin membenci jihan.

setelah berbicara itu kevin pergi dan berbicara pada tamu kakaknya untuk melanjutkan pesta nya di dalam.

Semuanya pergi meninggalkan jihan yang masih tergeletak lemas dilantai dan menatapnya dengan penuh menyedihkan.

Jihan menatap kepergian kevin dengan hati yang hancur, dia tidak menyangka kevin mengingkari janjinya untuk menjaganya.

"makanya jangan banyak tingkah, kan gue udah bilang jauhin kevin." jennie meraih dagu jihan dengan kasar membuatnya kesakitan lalu pergi kedalam mengejar kevin.

Dengan sekuat tenaga Jihan berdiri untuk pergi dari sana, dia tidak mempercayai kevin lagi ternyata dia sama seperti lelaki yang lain sama sama bajingan.

---

Keesokan harinya jihan pergi menemui kevin dengan paperbag di tangannya.

luka yang dibuat oleh jennie masih membekas dan rasanya sakit sekali.

Dengan lemas jihan menghampiri kevin yang saat itu tengah bersama jennie di kantin.

"vin gue mau ngomong sesuatu sama lo." ucapnya lirih.

"ngomong aja disini." ucap jennie memeluk mesra lengan kevin.

"disini aja." ucap kevin.

"gue cuma mau bilang semua ucapan jennie kemarin itu gak bener, gue gak pernah nyuri apapun dari lo."

"lo nuduh gue bohong." ucap jennie.

"DIEM LO.. gue belum selesai ngomong."

Entah keberanian dari mana jihan berkata itu pada jennie.

"kemarin saat lo keluar kamar sama jennie, kedua antek anteknya dorong gue ke kamar lo trus mereka nyiksa gue dan membuat kebohongan itu supaya lo benci sama gue."

Kevin terkejut mendengarnya.

"mau lo percaya atau enggak, tapi semua itu bener dan omongan jennie yang bohong.. Nih, gue balikin lagi dress pemberian lo." setelah meletakan paperbag itu di meja, jihan berjalan meninggalkan kantin, sempat dia mendengar pertengkaran adu mulut dibelakang.

--

Setelah keluar dari bilik kamar mandi, jihan terkejut didepannya sudah ada jennie dan antek anteknya.

"bagus lo ya, udah bikin kevin benci sama gue." jennie menjambak rambut jihan membuatnya kesakitan.

Beberapa kali jennie menamparnya dengan keras dan penuh amarah.

"gue udah mati matian buat kevin percaya sama gue tapi lo tiba tiba dateng ngerusak semuanya,, kali ini lo rasain akibatnya ngelawan omongan gue."

"girl! siram dia." jennie berjalan keluar toilet.

setelah beberapa kali menyiram jihan hingga basah kuyup lisa dan rosa mengurungnya di dalam bilik toilet.

---

"dan akhirnya lo berdua nemuin gue." Setelah jihan terdiam, semua orang yang ada didalam kamar rawat inap jihan terkejut dan merasa iba dengan apa yang dialami jihan.

"Wah, gue emosi banget dengernya." Rena mengibas gibaskan rambutnya.

"gila, gak nyangka gue si jennie bisa ngelakuin itu semua." alvin sama kesalnya dengan Rena.

"trus si kevin juga, dasar berengsek." Ucap rena.

"Baby language." tegur Adrian.

"Udahlah, lagian gue udah gak peduli lagi." ucap Jihan dengan senyuman manis terbentuk di wajahnya.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu rawat inap jihan.

saat pintu terbuka ada kevin dengan satu buket bunga ditangannya.

Langsung lah semua mata penuh kebencian mengarah pada kevin.

"Sorry, sebelum gue tau ceritanya, gue ngasih tau dia tentang rumah sakit dan nomor kamar tempat jihan dirawat." ucap Alvin dengan wajah watados.

Gantilah semua mata penuh kebencian itu beralih kearah Alvin.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang