09

44 9 1
                                    


Jelita yang sedang membereskan berkas berkas osis sendirian dikejutkan oleh Rena.

"Adrian mana?" Tanya Rena masuk ke ruang osis lalu duduk di salah satu bangku disana.

"Tadi baru aja keluar, tapi gue gak tau dia kemana." ucap Jelita masih fokus dengan berkas berkas nya.

"Ta, gue nanti bakal ngedate sama Adrian." Ucap Rena bersemangat.

Jelita masih belum menanggapi menunggu ucapan Rena selanjutnya.

"Trus?Udah gitu doang." tanya Jelita saat Rena sudah bangkit dan akan meninggalkan ruang osis.

"Kok ekspresi lo sama sih sama Andika." Rena cemberut lalu kembali duduk dengan melipat tangan di dada.

"ya, berita lo gak nguntungin gue, pantes si Andika gak seneng dengernya kan dia suka.." Jelita langsung menghentikan ucapannya hampir saja dia keceplosan.

"Suka apa?" Tanya Rena menuntut.
"suka ngambekan iya ituh." Jelita buru buru keluar dengan berkas yang dibawanya. "Kalo gitu gue duluan Re, palingan si Adrian nanti kesini lagi."

"Yah, malah gue yang ditinggalin." Gumam Rena.

***

"Hampir aja.." ucap Jelita mengusap dadanya.

"Kak, ini kertasnya ada yang jatoh." Ucap seorang berjenis laki laki menghampiri jelita.

"Makasih." Jelita mengambil kertas dari tangan adik kelasnya itu.

Tapi kertasnya tidak mau lepas karna ditahan oleh Reza , yap namanya Reza terlihat di name tag nya.

"Kakak harus traktir aku makan, soalnya aku udah ngembaliin kertas ini." Tawar Reza.

'Gila, baru aja ketemu udah minta traktiran lagi' Ucap Jelita dalam hati.

"Aku tunggu pulang sekolah di kantin kakak cantik." Reza langsung melepaskan kertas itu sampai jatuh kelantai, lalu pergi begitu saja.

Saat akan mengambil kertas itu,kertas yang lain juga ikut jatuh, Dan ada seseorang yang sudah memungutnya.

"Apaan lagi sih." Ucap Jelita emosi, dia kira bahwa yang membawa kertas itu Reza.

"Kenapa lo jeli." Ternyata dia Andika.
"Sorry tadi gue bentak lo, kesel gue tiba tiba ada adik kelas minta traktiran." Ucap Jelita sambil memungut kertas kertas itu dibantu oleh andika.

"Naksir kali sama lo." Celetuk Andika lalu menyerahkan kertas kertas itu pada Jelita.
Jelita menatap tak percaya pada Andika, "Gak mungkin lah,gila lo ya."

"Liat aja nanti dalam 1 minggu itu cowok bakalan nembak lo." Ucap Andika percaya diri.
"Kan lo tau sendiri gue suka sama siapa." Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas Andika.

"Sama si..Alvin." Andika menunjuk alvin yang sedang berjalan kearah mereka berdua, di sampingnya ada dena.
"Kenapa lo Vin?" Tanya Andika saat melihat Alvin dibopong Dena.
"Lo gak tau?si Alvin cedera pas main basket." Ucap Dena. Andika hanya mengangguk mengiyakan.

"Soalnya dari tadi gue ada di gedung seni, jadi gak tau." Ucap Andika.
"Yaudah kalo gitu gue titip si Alvin sama lo deh." Ucap Dena melepaskan rangkulan Alvin lalu Andika langsung mengambil alih.

Andika mendudukan Alvin di salah satu bangku disana.
"Yah.. Na kok gitu, lo mau kemana?" Tanya Alvin.

"Gue mau ke balik ke kelas.Bye." Dena langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Ta, lo gak ke kelas?" Dena berbalik melirik Jelita yang masih setia disamping Andika.

"Gue mau ke kelas Adrian dulu naro berkas ini di tas nya." Ucap Jelita sambil menunjukan kertas kertas yang di bawanya.
"Oh yaudah gue duluan ya." Dena hanya mendapat anggukan dari sahabatnya itu.

"Jeli, kan lo mau ke kelas gue, sekalian bawa si Alvin ke kelas juga ya." Ucap Andika sambil menepuk bahu Jelita dengan membisikan sesuatu pada telinga Jelita.
"Good luck."

"Dika, gue kan bawa berkas segini banyak gimana sih." kesal Jelita saat andika sudah jauh dari mereka dan melambaikan tangan tanpa melihat wajah kesal Jelita.

Memang sih ini kesempatan Jelita dekat dengan Alvin tapi, timing nya sangat tidak pas.

"Berkasnya sini gue aja yang bawa." Ucap Alvin berusaha untuk berdiri dengan susah payah, lalu mengambil berkas di tangan Jelita.

Jelita dengan ragu langsung memegang pinggang Alvin dan tangan yang merangkulnya.

Lalu dengan perlahan tapi pasti mereka berjalan beriringan menuju kelas Adrian.

Jika kalian bingung, Alvin, Andika dan Adrian itu sekelas.

"Dilihat dari deket gini, lo cantik juga jel." Celetuk Alvin membuatnya terjatuh, bagaimana tidak setelah Alvin berkata demikian Jelita langsung mematung dan melepaskan pegangannya pada pinggang dan tangan Alvin.

Saat mendengar Alvin merintih kesakitan karena menyentuh lantai, jelita dengan pipi memerah langsung sadar.

"Sorry sorry." Ucap Jelita mengulurkan tangan untuk membantu Alvin bangkit.
"Lo mikirin apaan sih jel." Alvin langsung menerima ukuran tangan Jelita.
'Mikirin lo vin.' gumam jelita.

Karena melihat Jelita melamun kembali, muncul ide untuk menjahili jelita.

Alvin menarik tangan Jelita hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti.

Jelita langsung kaget dan wajahnya sudah seperti kepitung rebus dengan berlakuan Alvin apalagi Alvin saat ini tengah tersenyum dihadapannya.

Alvin meniup wajah Jelita hingga Jelita sadar lalu dia langsung berdiri salting.

Setelah puas melihat jelita salah tingkah dihadapannya, Alvin memungut berkas Jelita.

"bantuin gue berdiri dong." Alvin mengulurkan tangannya pada Jelita.

Mereka pun langsung berjalan beriringan kembali dengan Alvin yang biasa saja dan jelita yang gugup terlihat dari cara jelita memegang pinggang dan tangan Alvin.

Sesampainya di kelas jelita langsung mendudukan Alvin di bangkunya yang ternyata sebangku dengan Adrian.

"Nih berkas lo." Alvin meletakan berkas itu di atas mejanya.
jelita langsung memasukannya kedalam tas Adrian, karena dia sudah mendapatkan ijin Adrian untuk membuka tas nya.

Alvin tiba tiba memegang tangan Jelita membuat jelita gugup.

"Weekend lo free gak? jalan yuk." Entah dorongan dari mana Jelita langsung mengangguk.

Bel masuk berbunyi.

"Gue.. Gue balik dulu. Bye." Ucap Jelita langsung melepaskan genggaman Alvin lalu pergi dari kelas Alvin dengan wajah yang memerah...

"Lucu banget sih." gumam Alvin.

Mending Alvin - Dena

Atau Alvin - Jelita

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang