Dengan perasaan yang bercampur aduk, Kevin pergi dari rumah dan menaiki mobil dengan kecepatan penuh, dia tak peduli kalaupun dia kecelakaan.
Kakaknya yang sangat dia percaya dan mengetahui rencananya bahkan membantunya untuk confess pada Jennie malah berciuman dengan Jennie dan membuat nya merasa bodoh.
Tapi pada akhirnya Kevin tetap datang ke bioskop dan menunggu Jennie dengan popcorn ditangannya.
Dari kejauhan dia melihat Jennie melambaikan tangan padanya, Kevin tak membalasnya dan malah menunjukan ekspresi datar.
"Udah nunggu lama?" Tanya Jennie.
"Enggak kok, baru sampe juga."
Dipertengahan film, Kevin mengajak Jennie keluar teater.
"Kenapa? Filmnya belum selesai."
Tapi Jennie menurut, Kevin menggenggam tangan Jennie tanpa arah tujuan mereka terus berjalan berkeliling mall.
"Mau ngomong apa?" Tanya Jennie.
Kevin melepaskan genggamannya dan berhenti dihadapan Jennie.
"Gue mau ngomong sesuatu."
"Iya, mau ngomong apa?"
(Lo wanita terjahat yang pernah gue temuin)
"Angkat aja dulu." Kevin mengurungkan niatnya untuk mengungkapkan isi hati nya karena daritadi hp Jennie terus berdering.
"Hallo."
"..."
"Apa? I-iya aku pulang sekarang." Dengan wajah gusar Jennie menatap Kevin.
"Vin anterin gue pulang sekarang." Karena tak tega melihat Jennie yang sudah berlinang air mata, Kevin langsung membawanya ke parkiran dan mengantarnya pulang.Mereka berdua langsung masuk kedalam rumah dan melihat ibu Jennie dengan kopernya, disana juga ada ibu Kevin dan Kyle.
"Jennie sini peluk mamah."
"Mamah mau kemana?jangan tinggalin Jennie." Ucap Jennie memeluk erat ibunya dengan air mata yang terus mengalir.
Terlihat juga sembab Dimata ibu Jennie.
"Mamah harus pergi dan memastikannya sendiri kalo itu jasad ayah kamu."
Ibu Jennie melepas pelukan Jennie lalu beralih memeluk sahabatnya -ibu Kevin.
"Jagain Jennie, aku titip Jennie sama kamu."
"Kevin, kamu harus janji sama Tante akan lindungi jennie apapun yang terjadi selama Tante gak ada." Kevin hanya mengangguk.
Setelah itu ibu Jennie pergi dengan Jennie yang histeris ingin mengejarnya tapi ditahan oleh Kyle.
***
"Dan sampe sekarang aku belum ungkapin perasaan aku ke dia." Jihan yang dari tadi menyimak kisah masa lalu Kevin hanya terdiam tak berkomentar.
Lalu berkata." Trus sekarang Kyle sama Jennie pacaran? Trus kenapa Jennie masih ngejar ngejar kamu?" Ucap Jihan.
"Kyle kerja di luar negeri, dan aku gak tau apa mereka masih berhubungan atau enggak." Jawab Kevin.
"Kalo soal dia yang terus ngedeketin aku, karena orang yang ada disekitarnya gak ada dan cuma ada aku." Lanjutnya.
"Ka-mu masih suka sama Jennie?" Tanya Jihan berhati hati takutnya Kevin tersinggung dengan pertanyaannya.
"Sejak kejadian aku liat mereka ciuman, hilang rasa suka aku ke dia, dan aku masih peduli sama dia karena janji aku sama ibunya." Jihan mengangguk mendengarnya.
"Karena kamu udah masuk ke kehidupan aku, apapun yang terjadi nanti kita bisa bertahan kan?" Kevin mengenggam tangan Jihan dan menatapnya penuh arti.
Jihan masih belum mengerti maksud akhir kalimat Kevin.
"Mungkin kita akan sama sama sibuk, entah itu belajar, lomba atau apapun. Kita pasti bakal berantem, salah paham dan apapun itu, kita pasti bertahan kan."
Jihan tersenyum menatap wajah Kevin yang gelisah.
"Aku cuma butuh kamu ngabarin aku dulu sebelum kamu sibuk jadi aku nanti bakal ngerti kenapa kamu gak bales chat aku, dan kita gak akan ada salah paham ataupun berantem."
Kevin mengangguk mendengar penjelasan Jihan.
***
Rena dan jelita berjalan ke kantin untuk sarapan karena tak sempat sarapan dirumah, kalo Rena alasannya biar gak telat dan dihukum Adrian, kalo jelita karena dipaksa Rena.
Dari arah belakang Andika yang ingin mengagetkan Rena, malah dia yang kaget karena Rena yang berbalik badan.
"Kok Lo bisa tau gue dibelakang." Rena hanya menunjuk pantulan cermin di depan kantin.
Andika yang tau itu, malu dan berjalan lebih dulu ke kantin.
"Ngapain sih kacanya ada disini." Ucap Andika pada cermin.
Setelah memesan nasi uduk dan es teh manis, Rena dan jelita duduk satu meja dengan Andika dan Alvin.
"Nanti kalo Lo mau ngagetin gue, liat sekitar dulu." Rena Masih mengejek Andika perihal tadi.
"Emang ada apaan?" Tanya Alvin.
"Tadi si Andika mau.. JELITA." ucapan jelita terpotong karena Andika meneriaki namanya.
"ANDIKA." Jelita membalas teriakan Andika.
"BERISIK." ucap Rena dan Alvin.
Lalu merekapun larut lagi dalam obrolan.
"Soal lomba Februari nanti, gue dapet info katanya temanya valentine day." Lalu Andika menjelaskan tentang lomba dance nanti.
"mau mulai kapan kita latihan, hari ini juga gue ayo aja." Ucap Rena bersemangat.
"Mau nya Lo itu mah, gak mau belajar." Rena hanya tersenyum mendengar ejekan jelita.
"Lusa aja gimana di rumah Lo, sekalian kita nentuin lagu sama gerakannya sebelum dikasih ke anak anak lain." Ajak Andika.
"Tapi gue mau kerja kelompok dulu sama Dena."
"Gak papa, gue tunggu aja di ruang latihan Lo sekalian nyari gerakan." Setelah sepakat akan latihan di rumah Rena, jelita yang tau modus Andika hanya menatap Andika dengan tatapan jijik.
Bel berbunyi, Rena duluan ke kelas karena lupa dia belum mengerjakan pr.
Jelita berjalan berdampingan dengan Andika dan Alvin yang masih di kantin ngobrol dengan Kevin.
"Kesempatan banget Lo, pake acara latihan di rumah Rena."
"Apa apa kita harus memanfaatkan kesempatan yang ada."
"Terserah Lo deh." Jelita yang sudah ada di depan kelasnya menepuk pundak Andika sebagai salam perpisahan.
Jalan ke kelas, jelita melihat Rena yang tengah sibuk menyalin jawaban Dena, dan Dena yang melihat Rena dengan datar tanpa ekspresi.
"Indahnya persahabatan ini." Jelita tersenyum dan mulai menganggu Rena yang tengah menyalin jawaban Dena. Dan Dena yang tertawa melihat wajah kesal Rena saat di ganggu jelita.
Dan makin tegang saat guru masuk kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTH
Teen FictionKata orang masa masa SMA adalah masa yang penuh dengan kenangan yang hanya akan terjadi sekali dalam seumur hidup. Bagi sebagian orang masa SMA menjadi kenangan manis. Tapi, bagi sebagiannya lagi masa SMA menjadi kenangan pahit yang ingin dia lupaka...