Enambelas

51 10 2
                                    

Semenjak kejadian pertemuan minggu lalu dirinya dengan noval, hingga sekarang shei tidak lagi berinteraksi dengan noval entah karna apa namun noval sangat menyadari mengapa shei bersikap sangat berbeda kepadanya.
Noval masih ingat ketika ia menjalin hubungan dengan nya, setiap berangkat sekolah pasti mereka selalu barengan. Berjalan beriringan dengan tangan saling menggenggam hingga tiba di kelas shei, noval selalu mengacak rambut shei dan membuat sang empu kesal. Karna itulah noval selalu bahagia dengan kesederhanaan hubungannya. Namun sekarang ia tak bisa lagi melakukan kebiasaan itu. Seseorang yang dulu selalu ada untuknya sekarang telah tergantikan dengan seseorang yang datang dari masa lalunya.

Semakin hari fandia dan noval makin dekat. Bahkan berita kedekatan mereka telah tersebar ke seluruh penjuru sekolah. Saking sudah tersebarnya berita itu sampai-sampai berita itu terdengar ke telinga shei. Shei mungkin terlihat biasa saja ketika ada berita seperti itu namun dalam lubuk hatinya ia sangat sakit. Seseorang yang menjadi satu-satunya pelindung sekaligus penyemangat di hidup nya namun sekarang telah lenyap bagaikan di telan bumi.

Terbukti saat ini shei sedang duduk di sebuah ruangan yang memiliki banyak buku di sekelilingnya. Ia sengaja duduk di paling pojok karna tempat nya yang nyaman dan juga tidak ramai seperti di depan. Tiba-tiba shei mendengar seseorang memanggilnya namun shei malah terfokus sama buku di depannya ini.

"Hei..hei" panggil seseorang.

Shei mendongak lalu kembali lagi pada buku di depannya. Setelah insiden minggu lalu dan tersebarnya berita kedekatan noval dan fandia shei bukannya bertingkah ia malah menjadi seorang yang kutu buku.

"Eh woy lo punya kuping gak sih?" geramnya.

Shei menoleh kepada pria di depannya.
"Apa?" tanyanya.

Laki-laki yang tadinya sudah siap dengan sumpah serapah untuk perempuan di depannya ini, tapi niat tersebut ia urungkan karna perempuan di depan nya ini sepertinya bukan perempuan biasa matanya yang tajam dan muka yang datar seperti papan tulis.

"Gu..ggue" laki-laki itu gelagapan karna di tatap oleh shei.

"Gue apa?" tanyanya jengkel.

Laki-laki itu menarik nafas lalu di hembuskannya.
"Gue mau tanya buku paket kimia kelas XII IPA di sebelah mana ya?"

Shei melihat-lihat ke kesekeliling dan matanya tertuju pada buku kimia yang bertender rapi di rak. Lalu tangannya terulur ke atas dan menunjukan jari telunjuk nya ke arah rak bertulis kimia XII Ipa.

Laki-laki itu mengangguk.
"Makasih" ucapnya lalu berlalu dari hadapan shei.

Baru saja shei akan melanjutkan membaca bukunya dari arah pintu ia bisa mendengar seseorang yang sedang mengobrol dan suaranya sangat tak asing untuk nya.

Shei menoleh dan benar disana terdapat seorang perempuan dan laki-laki yang sedang berdiri dengan tangan yang di lipat di dada, yang tak lain adalah noval dan fandia. Dilihatnya mereka tengah tertawa ria seperti tidak ada seseorang yang melihatnya.

"Hei" panggil seseorang yang tak lain adalah laki-laki tadi.

Shei menatap dirinya.
"Gue boleh duduk disini?" ijin nya.

Shei menengok ke arah tempat noval berdiri lalu matanya kembali menatap laki-laki di depannya lalu menganguk.

Laki-laki itu tersenyum sumringah.
"Ngapain lo senyam-senyum kaya gitu?"

"Nggak kok gue cuma seneng aja dari sekian banyak nya cewe di sekolah ini cuman lo aja yang mau di ajak ngobrol sama gue" ucapnya.

"Lo anak baru?" tanya shei dan di angguki oleh eza.

Attala [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang