MENIKAH? Jimin bercanda!?
"Jimin kau gila kita baru pacaran enam bulan dan kau sudah mengajak aku untuk menikah? " Aku menatap Jimin tidak percaya.
"Iya, lalu apa masalahnya sayang? Aku ingin hubungan kita di bawa ke tahap yang lebih serius, " kata Jimin mau kalah.
"Tapi ini terlalu cepat, "
"Menurut ku itu tidak terlalu cepat, aku sudah bekerja jadi apa masalahnya? "
"Aku masih kuliah, " Aku tidak sedang beralasan, selain karena aku memang belum siap untuk menikah secepat ini.
"Sayang sumpah demi apapun kau masih bisa kuliah sambil menjadi istri ku. " Jimin menarik nafas "Besok aku akan menemui orangtua mu. " Ucap Jimin tidak mau final.
Aku ingin menyanggah ucapan Jimin, tapi aku urungkan memilih menarik nafas pasrah.
Saat ini aku sudah berusia 20 tahun, kuliah semester lima jurusan Hubungan Internasional. Sementara Jimin pria itu sudah berusia 27 tahun, mungkin karna faktor usia juga Jimin memutuskan untuk menikah secepatnya, mungkin?
Dilihat dari segi apapun Jimin sudah bisa disebut pria mapan. Berparas tampan, lumayan tinggi, dan sudah memiliki Perkerjaan.
Pekerjaan? Aku sampai lupa satu hal. Selama ini aku tidak tahu apa pekerjaan Jimin.
"Jimin, " panggilku.
"Apa? Jika kau memikirkan alasan untuk menolak lamaranku, itu tidak akan pernah bisa Lea. " kata Jimin tajam.
"Bukan, "
"Lalu? "
"Kau bilang kau sudah berkerja, tapi sampai sekarang aku belum tau perkerjaan kau apa? " tanya ku penuh selidik, aku tidak menuduh Jimin yang aneh-aneh tapi aku butuh kepastian yang lebih jelas.
Tepat seperti tebakan ku, Jimin terdiam mendengar itu. "Aku bilang aku adalah karyawan disebuah perusahan tempat aku berkerja,"
"Dari kemarin kau selalu bilang begitu Jim, bahkan saat aku ingin singgah berkunjung ke kantor mu kau selalu menolak, " ucap ku kesal sendiri.
"kantor ku bukan tempat bermain, "
Aku melolot mendengar itu "Aku tau, kau pikir aku terlalu kanak-kanakkan untuk bermain di kantor? "
"Bukan begitu maksudku, "
"Kau bahkan menolak beberapa hari yang lalu saat aku datang membawakan bekal makan siang Jim. Apa kau malu pacaran dengan anak ingusan sepertiku, kau malu menunjukan aku keteman kantor mu!"
Jimin menarik rambutnya frustasi "Baby aku tidak bermaksud bergitu,"
"Terserah, "
"Besok siang datang ke kantor ku, kita makan siang disana jika kau tidak ada jadwal kuliah, " putus Jimin pada akhirnya.
"Kau serius? " tanya ku tidak percaya.
"Iya, pulang dari sana aku akan menemui kedua orang tua mu. "
Aku menghembuskan nafas, ternyata Jimin benar serius dengan ucapannya tentang ingin menikah.
"Sini dulu aku rindu, " ucap Jimin bersamaan dengan menarik pinggan ku, selanjutnya sudah dapat ditebak. Bibir tebal Jimin mendaratkan bibirnya lalu melumat lembut bibir ku.
Sumpah demi apapun Lea sangat cantik dengan dress hitam yang ia kenakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐋𝐢𝐚𝐫
Fanfiction➶[Warning nc❗️] ✱✲✵જ! ·﹆〻₎∖ Penghianatan dalam rumah tangga adalah bumbu yang manis. Publish : - Copyright ©Skylightzv