Seokmin sudah siap siap buat pulang hari ini. Tugas nya sudah selesai. Semuanya di selesaikan begitu tau Yuna telpon dan ngomong kalau dia nunggu dia ada dirumah. Berarti ada sesuatu kan.
Dan karena hal itu, hati nya jadi risih gak karuan. Entah lah, feeling Seokmin benar benar gak enak.
Ting!
"Ckk!"
Seokmin memeriksa ponsel nya dan mendapati pesan dari sekretaris nya jika tiba tiba ada sesuatu mendesak soal persuhaan nya.
"Kamu urus semua nya! Saya ada urusan mendadak, kalau ada masalah lain kabarin saya."
Tut!
Iya, Seokmin lebih memilih menghubungi sekretaris baru nya itu. Seminggu yang lalu, Seokmin mutusin buat cari Sekretaris karena dia sadar kalau saat ini pekerjaan nya lumayan banyak karena ada proyek baru, terlebih dia harus selalu siaga takut Yuna kenapa napa. Yang cari sekretaris nya, Ayah nya sendiri karena Seokmin gak mau repot, tapi dia butuh. Aneh kan?
Seokmin lantas memasukkan ponsel nya ke dalam saku dan berlari keluar ruangan nya. Jam sudah menunjukkan pukul 16.30pm. dia telat 30 menit. Meskipun hanya lewat beberapa menit Seokmin merasa ini sudah lewat jam nya banget, perjalanan pulang pun gak sebentar belum lagi macet nya. Apa gak pusing Seokmin nya.
Ibaratkan, jiwa disini tapi pikiran nya dirumah. Di pikiran nya cuman Yuna Yuna dan Yuna aja.
Setelah menembus beberapa menit di jalan, hampir satu jam karena macet. Dia akhirnya sampai dirumah. Sama seperti di kantor tadi, dia langsung lari dan masuk ke dalam rumah.
Awal di masuk, ruang tamu gelap, ruang tengah pun sama. Yang nyala cuman dapur sama lantai atas. Tumben banget, pikir Seokmin.
Seokmin lantas naik ke atas menuju kamar nya berada. Begitu masuk pun sama, kamar gelap. Mau gak mau Seokmin nyalakan lampu nya.
"Yuna?" Panggil Seokmin.
Yang dia lihat kali ini bukan sesosok diri Yuna, melainkan gundukan didalam selimut. Rambut Yuna keliatan sedikit keluar dari selimut.
"Sayang? Kamu gapapa?" Ujar Seokmin pelan seraya membuka selimut pelan pelan.
Disana Yuna tidur dengan mata sembab nya, rambut sedikit acakan. Namun pergerakan Seokmin di atas kasur sama sekali tidak membangunkan Yuna. Tanda bahwa Yuna baru saja tertidur.
"Kamu sembunyikan apa dari aku Yuna?" Gumam nya dan turun dari kasur. Lebih memilih tidak membangunkan istri nya yang seperti banyak pikiran, bahkan mata nya sembab. Berarti habis nangis kan.
Seokmin pergi menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Feeling Seokmin benar, Perasaan nya gak enak karena Yuna-nya nangis dirumah tanpa memberi tahu diri nya.
Sedih tentu nya. Seokmin merasa menjadi kurang becus karena masalah istri sendiri pun gak tau.
Seokmin lama berdiam di bawah shower, mendinginkan kepala nya mungkin dapat membuat pikiran nya terbuka.
"Mingyu?" Gumam nya. Mata nya langsung terbelalak mengingat perkataan Mingyu sewaktu di pernikahan nya semalam.
Seakan mendapat pencerahan, Seokmin segera membereskan mandi nya. Dia ingin menelpon Mingyu dan menanyakan sesuatu.
•π•
"Gyu,"
"Apaan?"
"Ngapain? Sibuk gak?"
"Gak sih, lagi nunggu Sinb mandi juga. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Seokmin! ✓
Ficción GeneralBUGGG "Elah Skripsi gue..."Teriak Yuna histeris, begitu skripsi nya jatoh dan terkena es. "Eh! Lo liat liat dong kalo jalan! Gak punya mata apa?! liat nih skripsi gue jadi basah, mau ngerjain ulang lo?!"Yuna sedari tadi mengomel tanpa henti, hingga...