39. Selesai? no!

1K 151 14
                                    

Sebenarnya Seokmin sendiri bingung dengan tingkah nya kali ini, kenapa gugup disaat kemarin kemarin biasa saja jika bertemu dengan Jisoo.

Apa karena dia hanya sendiri dan jadi biasa saja dan cuek?

Lalu ketika ada Yuna disamping nya dan bertemu dengan Jisoo tiba tiba membuat nya gugup setengah mati?

"Selesaikan semua nya, aku tunggu di mobil." Kata tersebut keluar dari mulut Yuna secara tiba tiba membuat Seokmin sadar.

Tangan nya ingin menggapai tangan Yuna, namun tidak kesampaian karena Yuna berjalan melewati nya dengan jalan cepat, bahkan hampir berlari.

"Jangan lari Yuna! Tunggu aku di mobil!" Ucap Seokmin akhirnya.

Seokmin menghela nafas pelan, memejamkan mata nya perlahan dan akhir nya berbalik manghadap Jisoo yang sedikit jauh dari nya.

Hari minggu, tentu mall ramai kan?

Disana Seokmin memberi isyarat pada Jisoo untuk mengikuti nya, kemungkinan Seokmin membawa Jisoo ke tempat yang lebih sepi lagi.

Tadi Seokmin sempat melihat jika di belakang Jisoo ada Daniel, berarti mereka sedang berdua.

Seokmin gak peduli ada Daniel, karena jarang berbicara mungkin jadi canggung.

Sesampai nya ditempat yang lumayan sepi, Seokmin menyenderkan badan nya pada dinding dan menatap Jisoo datar. Tangan nya bersidaku pada dada.

"Apa?" Tanya Seokmin begitu menusuk dan dingin, gak ada sama sekali rasa lembut nya.

"Kamu berubah."

Ditanya apa di jawab apa. Dasar gendeng!

⬆️ ciri ciri mulut netizen, hehe gggg!

"Terus? Gue emang gini kan dari dulu, lo nya aja buta."

Kasar. Banget.

"Kenapa? Apa karena istri mu hamil?"

"Bukan. Karena gue benci lo dan tau akal busuk lo yang datang tiba tiba."

"Ckk! Sejauh apa yang lo tau?"

Berubah. Iya, secepat itu Jisoo mudah terpancing emosi. Seokmin hanya menyunggingkan senyum smirk nya. Maju, hingga tepat di hadapan Jisoo.

"Sejauh hubungan lo sama Daniel." Ucap nya pelan. Dan kembali memundurkan wajah nya.

"Sebenarnya gue sudah gak peduli dengan lo mau siapa, tapi gue harus peduli dong. Bentar lagi mau nikah kan? Mau kado apa? Maaf banget belum mampu ngasih mobil atau pun rumah. Bunga.... Gak masalah?" Entah kenapa Seokmin senang dengan peran nya sekarang.

Seokmin itu sama yang seperti Mingyu ucapkan pada Yuna sewaktu di caffe, penuh mystery. Sifat nya yang gak bisa dibaca, terkadang baik, terkadang jahil. Itu masih sifat yang biasa terjadi, sekarang? Sifat seperti senang memperendah seseorang. Wajar gak sih? Gak wajar bagi mereka yang hanya tau salah satu sifat mereka. Contoh nya, Selalu baik didepan umum, dan selalu ketemu disaat orang tersebut melakukan kebaikan, dan akhirnya berpikiran "ternyata dia baik ya." Ya udah, itu aja yang di pikirin, gak ada sifat yang lain.

Dan itu terjadi pada Jisoo, dia memang dekat, tapi dekat bukan untuk memahami sifat Seokmin tapi karena kehasratan nya. Seokmin tau itu, jadi buat apa ditutupi sifat asli nya.

Diam diam Seokmin melirik ke arah tangan Jisoo yang mulai terkepal kuat dan mulut yang bergetar karena ia menekankan gigi nya. Pertanda dia kesal.

"Oh atau mau yang lain? Sebutin?"

"Lo beda Seok, lo gak pernah rendahin gue kaya gini."

"Wait wait, rendahin lo? Harga diri maksud lo? Bukan nya sudah gak punya ya, bukti nya sudah tau gue beristri masih lo dekatin? Harga diri? Haha lucu!"

My Seokmin! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang