LIMA

79.3K 1K 8
                                    


Anindya terbangun dari tidurnya. ia mengerjap ngerjapkan matanya, ini bukan kamarnya. dimana ia?. kamar ini terlalu mewah dengan nuansa coklat yang menghiasi setiap dindingnya. anindya menghadapkan kepalanya ke arah samping dan membelalakkan matanya.

"Kyaaa" teriak nya. membuat alvaro yang tidur terkejut mendengar teriakan nya yang cukup keras.

"kenapa?"tanya alvaro dududk di tepi ranjang tanpa memakai baju sehingga memperlihatkan perut kotak kotak nya. dengan susah payah anindya menelan salivanya.

"lo ngapain disini?" Anindya malah balik bertanya

"Salah kalo saya berada dikamar sendiri?" entah itu penuturan ataukah pertanyaan yang pasti kata kata itu mampu membuat mata anindya nyari membulat sempurna.

Annindya menggeleng pelan, ia mengambil ponselnya dan melihat waktu yang masih menunjukkan pukul 01.00 am "kenapa gue bisa ada disini?" alvaro mendekatkan dirinya ke arah Anindya

"Ga inget? apa perlu diingetin lagi?" Goda alvaro sambil menyeringai. anindya ingat! kesuciannya? oh tidak! ia sudah tidak suci lagi !. "permainan mu tadi sungguh menggoda iman honey" lanjutnya sambil mengecup bibir anindya sekilas.

"tidurlah besok kita tidak punya waktu untuk istirahat." tuturnya "lebih tepatnya saya yang ga akan memberimu waktu untuk istirahat hingga saya mendapatkan alvaro junior" ucap Alvaro setengah berbisik

plak!

Anindya menampar pipi alvaro pelan "in your wish bastard!" anindya segera menutup wajahnya menggunakan selimut. ia tidur menghadap arah yang berlawanan dengan alvaro. Anindya merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya dari belakang."lo--" "sst cuma sampai pagi hari saya mohon" alvaro berhasil membuat anindya bungkam sehingga mereka tertidur dengan posisi alvaro memeluknya

***

hari H tiba. hari dimana mereka akan benar benar dipersatukan oleh takdir.
"kamu cantik sekali nak" Ucap--Sabelaa--ibunya alvaro sambil mengusap pipi anindya lembut.

"makasih tante"

"jangan panggil tante dong kan bentar lagi jadi mantu. bilang mama ya kalo alvaro mainnya kasar" mama alvaro berucap sambil cekikikan membuat semburat merah tercetak jelas di wajah anindya.

"mah udah selesai?--" Ucapan alvaro tertahan. ia memandangi anindya dari wajah hingga ujung kaki.

"hayo. mandangnya ke mama dong kan kamu nanyain mama. mama tau mantu mama cantik,tapi inget waktu dong natapnya. kan nanti malam bisa natap sepuasnya.
mama alvaro mengedipkan sebelah matanya.
"nanti mainnnya jangan kasar ya alvaro mama sama papa nginep di rumah nenek, kalo mau di ruang tamu nyalai tv pake volume paling keras ya?. kasian kalo anak tetangga yang jomblo denger " ucap mama alvaro tertawa menggoda alvaro anindya

uhuk ! uhuk ! anindya yang sedang meminum air putih tersedak mendengar ucapan mama alvaro yang blak blakan

"mama" alvaro memijat pelipisnya. heran dengan ucapan mamanya ini. "haha mama serius loh ngomongnya. waktu mama sama papa main aja itu anak tetangga suka ngintipin lewat jendela." "kayaknya tuh anak harus dikawinin deh, kasian cuma bisa liat sama denger tapi ga bisa di praktekin" ujar mama alvaro tertawa sambil melenggang pergi.

"Var mama lo masih waras kan?" anindya menatap kepergian ibunya alvaro

"i dont know mungkin mama kerasukan monyet sange" ucap Alvaro santai
"hus ngomong lo--" anindya terpaku melihat lengan alvaro yang seperti memintanya untuk melingkarkan tangannya disana. ia menurut.

"acara akan segera dimulai" alvaro berujar dengan raut wajah biasa sajaa. anindya mengangguk kemudian mengikuti

***

married with EX (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang