DUAPULUHDELAPAN

19.5K 633 144
                                    

Saat tadi sore Alvaro yang marah kepada Anindya, kini sebaliknya. Anindya lah yang terus menerus memasang wajah cemberut, pasalnya Alvaro sama sekali tidak memberinya jeda untuk istirahat.

Bayangkan saja kami bermain
Dari siang hingga hampir menjelang malam, kakinya sudah mati rasa karna harus menahan badannya sendiri saat melakukan berbagai gaya.

Alvaro memang sudah gila jika menyangkut hasrat.

"Udah dong marahnya, do you want something? Ice cream? Cake? Or banana?" Tanya Alvaro membujuk Anindya

Kata kata terakhir tentang pisang membuat Anindya menatap Alvaro dengan tajam, akhir akhir ini ia tidak suka dengan pisang! Ia bosan! Bahkan pisang itu terus bergerak kesana kesini

"Diem! Aku mau naik yacht! Sendiri, kamu cariin yacht nya aja!" Ucap Anindya

Alvaro mengerutkan keningnya, ia tidak akan menyetujui itu. Ia tau ia telah salah karna memaksa kehendaknya dalam memenuhi hasrat dan membuat Anindya kualahan dalam memuasinya, namun ia masih memikirkan resiko jika Anindya pergi ke tengah laut sendirian dan tidak ada yang menjaganya. Hanya orang yang memiliki IQ serendah badan semut yang membiarkannya

"Ga" ujar alvaro singkat semakin membuat mood Anindya memburuk.

"Cepet" Anindya mendesaknya

"Ga akan an"

"Aku. Mau. Naik. Yacht. Kalo kamu ga mau izinin, biar aku berenang ketengah laut aja" ancam Anindya

Alvaro menahan tawanya "emang bisa berenang?" Tanya Alvaro menantang tentu saja sebelum ia menantang, ia sudah terlebih dahulu tahu bahwa istrinya ini tidak bisa berenang

"Ngeselin banget sih!" Anindya beranjak keluar dari hotel, setidaknya udara segar mungkin bisa membalikkan moodnya yang naik turun seperti pinggulnya jika bersama alvaro,eh.

Berjalan menyusuri pantai sambil menikmati sunset memang yang paling menyenangkan. Walaupun tidak bisa meredakan mood setidaknya bisa menenangkan hati.

Anindya terus memandang ke arah pantai tanpa menyadari bahwa ada seseorang didepannya, sehingga mereka bertubrukan, dan Anindya terjatuh ke bawah.

"Sorry-- kamu?" Ucap pria itu

"Lo?" Anindya menunjuk pria itu dengan sedikit menganga. "Lo pria yang di Prancis waktu itu kan?!"ucapnya

Pria itu mengangguk "Fredrik" ia mengulurkan tangannya
Dan disambut oleh Anindya

"Anindya, Jadi Lo asli indo?" Tanya Anindya

Fredrik menggeleng menandakan ia bukan asli Indonesia "mama indonesia sedangkan papa Prancis" ucap nya

Anindya manggut manggut mengerti, "liburan huh?"

Hanya senyuman yang Fredrik berikan kepada Anindya, tiba tiba saja tubuh Anindya terhuyung kedepan sehinggal Fredrik menangkap nya agar tidak terjatuh untuk yang kedua kalinya.

Namun posisi itu agak aneh, posisinya seperti Anindya yang memeluk Fredrik padahal itu murni kesalahan

Dan tepat pada saat mereka melakukan itu, ombak menerpa mereka dan Cekrek. Anindya merasa ada yang memotret mereka namun ia tidak tahu itu siapa, mungkin sedang memoto orang lain pikirnya

 Anindya merasa ada yang memotret mereka namun ia tidak tahu itu siapa, mungkin sedang memoto orang lain pikirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Epic moment buat ngehancurin hubungan kalian kan Al?' senyum terbit di sudut bibir Falisa. Ya, dengan foto foto ini bisa saja menimbulkan amarah yang besar untuk Alvaro.

"Makasih udah nangkep kalo ga gue bakal jatuh karena ulah Lo lagi" ucap Anindya sambil nyengir

"No problema" ujar Fredrik

"Oh iya sorry juga karna waktu di Prancis gue udah minta Lo bantuin Gue dengan cara yang anti mainstream"

"Gapapa, lagipula ciuman mu keren juga. Apa namanya itu? Ah iya, barbar" ucap Fredrik sambil tertawa

"Bajingan" Anindya juga tertawa

***
Anindya pulang ke hotel pukul 21.00
Saat ia pulang, kamar hotelnya sangat sepi, ia memanggil manggil Alvaro yang tak kunjung menyahutinya.

'mungkin dia sedang mandi' pikir Anindya

Namun saat ia menuju halaman belakang, disana ada Alvaro. Namun juga ada seorang wanita, tunggu. Apa itu Falisa?

Dan Yap, itu memang Falisa. Falisa dan suaminya Alvaro didalam Kamar hotel berduaan " ngapain Lo disini?" Anindya tampak tak senang dengan kehadiran Falisa

"Penting buat jawab pertanyaan Lo itu?" Falisa menyilangkan tangannya di dada, sambil tersenyum sinis.

"penting kalo itu menyangkut Cewe murahan kaya Lo yang masuk ke dalam kamar hotel gue dan Alvaro"

Anindya menatap Alvaro yang menatap ke arahnya dengan pandangan dingin, tidak ada ekspresi.

"Oh jadi Lo ga murahan? Munafik" ucap Falisa

"Heh jaga omongan Lo ya bitch--" ucapan Anindya ditahan lantaran Alvaro yang menyuruh Falisa Keluar

Kemudian kembali untuk berhadapan langsung dengannya, Alvaro menarik Anindya ke tengah meja makan lalu melempar beberapa lembar kertas foto yang membuat Anindya terkejut.

Foto itu, saat Fredrik menangkap nya karna hampir terjatuh. Tapi mengapa bisa sampai pada Alvaro? Berarti dugaannya benar memang ada yang memotretnya tadi.

"Jelaskan" ujar Alvaro dingin

"Al--"

"Jelaskan atau kau ku talak hari ini juga" ucap Alvaro tidak main main

***
Hehe

Author update part ke Duapuluhdelapan, author mau nanya. Apa perlu Ending nya author bikin Sad?
Atau kalian malah ingin ending happy?.

1 Kata Buat Falisa

Jangan lupa Vote dan Comment karna kali ini author punya target :) 600 vote 100 comment author lanjut part selanjutnya

Spam comment biar author ga lupa sama jalan ceritanya:)

See you soon!!!

married with EX (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang