SEPULUH(21+)

70.8K 906 9
                                    

Sepuluh
Alvaro terbangun dari tidurnya dalam posisi berhadapan dengan Anindya, ia tersenyum tipis.

Wanita ini... Pernah menyakitinya dulu.. tapi kenapa ia masih cinta? Walaupun sudah 10 tahun lamanya.

Alvaro membelai rambut Anindya lembut, menangkup pipi Anindya kemudian mengelusnya. Pipinya masih sama, halus.

Ia tidak mengerti hal istimewa apa yang dimiliki Anindya hingga membuatnya tampak sangat spesial Dimata Alvaro.

Mengecup kening Anindya tampaknya sudah menjadi rutinitasnya sekarang.

"Engghh" dengan gerakan cepat Alvaro kembali menutup matanya, pura pura tidur.

Anindya terkejut melihat Alvaro yang terlihat sangat dekat dengannya, walaupun suami istri tentu saja rasa canggung itu ada.

Tapi sungguh Anindya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Alvaro.

Wajah maskulin dengan rahang yang tegas, rambut yang acak acakan,alis yang tebal. Membuat Anindya berpikir apa ada hal yang Alvaro tidak miliki? Ia terlalu sempurna.

Anindya dengan geram mengecup pipi Alvaro, tidak mengetahui bahwa Alvaro sedang berpura pura tidur.

Karena merasa Alvaro belum terbangun dari tidurnya, Anindya kembali mengecupnya. Di pipi, kening, bahkan di bibir. Terus mengecupnya kemudian sedikit melumatnya.

Anindya memindahkan posisinya di atas Alvaro lalu kembali mengecup bibir Alvaro yang sangat membuat Anindya kecanduan.

Saking asiknya ia mencium Alvaro, ia tidak sadar bahwa sebuah tangan memeluk pinggangnya dan sebelahnya lagi meraih tengkuknya untuk terus memperdalam ciumannya.

"Mphhhm" desah Anindya disela sela ciuman nya.

Alvaro terus memeluknya, mempererat seolah olah tidak ingin Anindya melepaskan pagutan.

"Al mphhm stop.. gue mau mandi" Anindya berusaha lepas dari ciumannya, tetapi Alvaro terus menahannya.

Ia justru memainkan lidahnya didalam mulut anindya, ahh pagi pagi sudah melakukan itu apa semalam tidak cukup baginya?.

Dengan masih memeluk anindya, Alvaro bangkit dari posisinya berbaring, kemudian menggendong Anindya tanpa melepaskan ciumannya.

"Biar aku yang memandikanmu pagi ini" ujar Alvaro disela sela ciumannya

Alvaro mendudukkan Anindya di wastafel kamar mandi kemudian membuka piyama Anindya dengan cepat. Lalu Alvaro kembali menggendong Anindya untuk memindahkannya ke shower.

Di tengah guyuran shower Alvaro terus menerus mencium Anindya, mencium bibirnya, pundaknya, mengulum payudaranya, hingga tangannya terus saja bermain di kemaluan Anindya.

"Al stop, kita bisa masuk angin"

Anindya mendorong Alvaro kemudian berniat ingin lari darinya, namun ia kembali di tarik oleh Alvaro. Hah. Susah jika kabur dari orang yang hasrat seksualnya sedang menguasai tubuhnya.

"Salah mu karena sudah membangunkan junior honey, kau tau jika aku tidak bisa tahan melihat tubuhmu" ucap Alvaro sambil terus menghisap payudara Anindya

Membuat Anindya mendesah, ia meremas rambut Alvaro untuk memperdalam hisapannya, hisapan Alvaro sungguh membuatnya terbang.

Anindya tidak bisa melakukan apa apa lagi selain diam menikmati permainan Alvaro

"Ahh Alvaro jangan, sebentar lagi waktunya berangkat kerja" itu hanyalah kebohongan semata, hatinya menolak namun tubuhnya terus saja menginginkannya. Mulai dari putingnya yang mengeras, tubuhnya yang terus mencodongkan kedepan setiap kali Alvaro menyentuhnya dan juga suara yang terus ia keluarkan benar benar membuatnya mengerti apa arti surga dunia.

"Kita libur hari ini, biarkan aku menghabiskan waktu bersama mu. Just you and i"

Anindya tidak bisa menolaknya lagi, ia pun sudah mulai bermain dengan liar. Ia menciumi bibir Alvaro sambil terus mengigit gigit kecil bibir Alvaro sehingga bibirnya tampak merah.

Kemudian melumatnya, tangannya sudah mulai nakal menggerayangi tubuh Alvaro hingga Alvaro juga ikut terangsang dibuatnya.

"Aku tidak mengerti Alvaro, tolong ajari aku" ujar Anindya dengan sangat horny.

Alvaro mengangguk kemudian menyuruh Anindya untuk berjongkok.

Ia meraih tangan Anindya dan mengarahkan nya menuju juniornya.
"Gerakkan"

Dengan perlahan Anindya menggerakkannya, gerakannya pelan namun sungguh membuat Alvaro menyukainya.

"Apalagi?" Tanya Anindya.

"Shh kulum" ujarnya

Anindya menaikkan sebelah alisnya, 'kulum? Apaan?' batinnya.

Karena Alvaro sudah tidak tahan lagi ia langsung memasukkan juniornya kedalam mulut anindya yang membuat Anindya terlonjak kaget.

Ia hampir muntah, tetapi lama kelamaan entah kenapa rasanya lumayan juga. Ia menyukainya.

Seperti layaknya orang yang sudah mahir Anindya menjilatinya. Kemudian kembali memasukkan nya kedalam mulut hingga Alvaro mendapat titik puncak kenikmatannya.

Mereka selesai dalam keadaan saling peluk satu sama lain yang masih di guyur oleh air shower.

"You are mine now baby, MINE" tegas Alvaro kembali mengecupnya.

****

Hi!!! Aku update lagii gimana gimana? Baper' ga? Panas ga? Kalo ga panas yaa maap, aku kan pikirannya masih cetek wkwkwk. Tapi aku bakal berusaha lagi supaya bisa bikin kalian puas sama cerita aku.

Aku cuma butuh vote sama dukungan kalian doang kok, ga lebih. ^^

married with EX (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang