DELAPANBELAS

32K 656 26
                                    

Perancis ia adalah simbol kebesaran bangsa mereka.
Negara yang terkenal dengan keromantisan Menara Eiffel-nya menunggu untuk di jelajahi oleh Anindya dan alvaro

Yap, mereka sudah berada di Prancis sekarang, dari jam 09.00 pagi hingga jam 13.00 jika dihitung dari Indonesia, namun disini masih jam 7 pagi.

Udaranya sangat segar, berbeda sekali dengan di Jakarta yang penuh dengan polusi udara.

"Mau langsung ke pantai?"

Anindya menggeleng, ia tidak mau ke pantai sepagi ini, setidaknya carilah tempat wisata terlebih dahulu, lagipula apa Alvaro tidak tau bahwa anindyaa saat ini sedang lapar?!.

"Jadi mau kemana?" Tanya Alvaro.

Bukannya menjawab, Anindya justru mengedikkan bahunya dalam hati ia berkata 'punya suami ga pekaan gini amat ya'

"Ga peka gimana?" Ujar Alvaro

"Kamu denger barusan?" Tanya Anindya tak percaya

Alvaro mengangguk "barusan kamu ngomong kalo aku ga pekaan"

''perasaan aku ngomongnya di dalam hati kok" ucap Anindya bingung

"Berarti benerkan kamu ngomong kalo aku ga pekaan?"

Anindya gelagapan ia keceplosan. "E engga"

"Yaudah jadi mau kemana?"

"Restoran terdekat di bandara sini ada?"

"Ada, madame EST servie mau?"

Anindya mengangguk.

Jarak dari bandara menuju restoran, hanya 250 meter.

Alvaro memilih duduk di luar, karena ia memerlukan udara segar di pagi hari.

"¹bonjour monsieur, que voulez-vous commander?" Ucap sang waitress menggunakan bahasa Prancis.

"²montrer le menu le plus vendu jamais présenté ici" balas Alvaro juga menggunakan bahasa Prancis, jujur Anindya tidak mengerti sehingga ia lebih memilih diam.

Tampak sang waitress menganggukkan kepalanya kemudian menunjukkan makanan yang menurutnya merupakan menu terlaris.

Alvaro hanya menganggukkan kepalanya kemudian sedikit tersenyum kepada sang waitress, Anindya cemburu melihatnya

"³Bon monsieur permettez-moi de répéter votre commande, le filet de solomillo, la pluma, le pavé de presa ... si le total s'élève à 63 euros"

"c'est" ucap Alvaro menggunakan kartu kredit platinum miliknya.

Anindya mengerjap ngerjapkan matanya, ia tidak mengerti "total harganya berapa? Kamu mesen apa aja?"

"Hanya menu best seller yang enak, totalnya Rp984.000.00 jika di rupiahkan, kalo euro 63"

"Mah---"

"Anindya!"

Anindya dan Alvaro sama sama menoleh ke arah orang yang memanggilnya.

"Siapa?" Tanya Alvaro

Anindya hanya menggeleng pertanda ia tidak tau.

"Lo Anindya kan?"

"Iya?" Ucap Anindya sedikit ragu mengakui dirinya

"Ini gue, Falisa sahabat Lo!"

'Sahabat? Oh sahabat gue yang pernah Suka sama Alvaro, begitu juga sebaliknya?' batin Anindya

"Oh kok Lo bisa disini sih fal?" Tanya Anindya berusaha basa basi, entahlah ia tidak lagi menganggap Falisa sebagai sahabatnya

"Eh, gue kerja disini" Falisa memandang wajah Alvaro dari atas hingga ke bawah. "Ini siapa Lo an?" Sambungnya

married with EX (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang