Senjakala

3.5K 82 2
                                    

Aku ingat betul,dulu hampir tak pernah aku keluar rumah lebih dari pukul 18.00 WIB.Nenekku selalu mewanti-wanti agar aku tak pulang selarut itu,entah dari sekolah ataupun sekedar main di luar rumah.Namun,Kelima sahabatku selalu bersikukuh mengajakku bermain di luar rumah hingga larut malam,sementara aku tak kalah berkeras untuk pulang.Meskipun tidak pernah melanggar larangan nenek,akhirnya aku selalu bermain hingga dini hari bersama kelima sahabatku itu di dalam rumah.
Daripada keluyuran di luar, keluargaku lebih suka aku bermain di dalam rumah,walau di rumah pun aku telihat sangat ganjil karena sering bercakap-cakap sendirian,tertawa sendirian, hingga bermain petak umpet sendirian seperti orang gila.
Namun,bagi nenek,lebih baik begitu.
"Pamali" itu yang selalu nenekku bilang,dan itu pula yang kusampaikan pada peter,Hans,Hendrick,William, dan Janshen.Meski aku tak terlalu mengerti makna kata tersebut,mereka terus mendesakku agar menjelaskan apa sebenarnya pamali itu.
Sekarang aku sudah pamah,Bukan tanpa sebab orangtua zaman dulu melarang anak-anak keluar rumah waktu senja.Pertama,Mereka ingin agar anak-anak mereka berada di rumah untuk melaksanakan salat dan berdoa bersama keluarga, Kedua...Karena memang intensitas makhluk gaib sangat tinggi di jam-jam tersebut.
  Pernah suatu kali,aku terlalu asyik bermain bersama kelima sahabatku ini hingga lupa waktu. Suatu sore,Mungkin sekitar pukul 17.30 WIB,aku dan kelima sahabatku nekad memanjat pohon dan duduk di dahannya yang pendek.Kami hanya tertawa-tawa dan bercerita tentang apa saja. Kadang tangan isengku mencabuti daunnya dan melemparkan daun-daun itu pada siapa saja yang melintas dibawah. Aku tak sadar bahwa waktu berlalu sangat cepat hingga adzan maghrib berkumandang.
Saat itulah aku terperanjat. Waktu mainku sudah habis!Yang kutakutkan hanyalah pelototan Nenek dan ancaman kenakalanku akan dilaporkan pada Papa dan Mama.Buru-buru aku menuruni pohon,lalu berlari menuju rumah.Sampai dirumah,tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 WIB.
Beruntung,Nenek tak memergoki aku pulang terlambat.Namun,malam harinya aku mengalami mimpi buruk.Aku bermimpi sedang berada di situasi tadi sore,Saat sedang bertengger di batang pohon,Hanya saja tak ada Peter dan yang lainnya.Aku sendirian disana,Bernyanyi tn yang sampai memperhatikan orang-orang yang lewat di bawah pohon.Tanpa sadar,tiba-tiba aku mendengar seseorang ikut bernyanyi bersamaku.Suara nyanyian itu berasal dari seseorang yang ada diatas pohon,lebih tinggi daripada dahan tempat ku duduk..
Kudongakkan kepala,dan menjerit keras setelahnya.Diatas sana,Aku melihat sosok wanita jelek atau yang biasa kalian kenal dengan sebutan kuntilanak,tengah memandangiku sambil tersenyum,tanpa berhenti bernyanyi.
Sontak aku berteriak ketakutan hingga terbangun dari tidurku.Yang lebih menyebalkan, saat aku terbangun dari mimpi buruk itu,kelima sahabatku tidak berada di dalam kamar seperti biasanya.Mereka menghilang entah kemana!Aku sangat ketakutan hingga memutuskan untuk pindah ke kamar sepupuku yang juga tinggal dirumah Nenek.
  Keesokan harinya seluruh badanku sakit.Aku demam tinggi,hingga aku terpaksa tidak masuk sekolah,Seharian itu,tubuhku menggigil hebat.Yang bisa kulakukan hanyalah tidur dan tidur saja,dengan keringat yang membanjiri sekujur tubuh.Menurut penuturan Nenek yang terus menjagaku,selama tertidur aku terus mengigau ketakutan.Sampai akhirnya,Nenek menanyaiku saat aku terbangun.
"Darimana kemarin sore?kamu main dimana,neng?" Tanya Nenek padaku.
Akhirnya aku menceritakan semua,termasuk kesalahanku yang bermain hingga lupa waktu.
  Nenek hanya diam,menggeleng sambil memasang wajah kesal.Dia lantas menyuruhku mengambil air wushu,lalu mengajakku salat berjamaah dengannya.Sebelum kulepas mukenaku,Nenek mendekat sambil membisikkan beberapa aya suci Al-Qur'an di telingaku.Dan yang paling ku ingat adalah kalimat yang diucapkan Nenek saat mengakhiri bacaan aya sucinya.

"Jangan ganggu cucu saya,cepat pergi tinggalkan cucu saya.Demi Alloh,saya tidak ikhlas jika kamu terus-menerus mengganggunya,Apalagi membawanya pergi.."

Senjakala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang