Aku hanya mampu mematung,tercengang mendengar bisikan itu.Alih-alih menanyakan pada Nenek tentang apa yang terjadi,aku lebih memilih bungkam dan bertanya-tanya sendiri atas apa yang sedang terjadi.
Keesokan harinya,tubuhku terasa sangat sehat juga tak ada mimpi buruk seperti malam sebelumnya.
Anak-anak itu muncul lagi,wajah mereka ceria seperti biasanya.Dan si ompong Janshen berceletuk,bahwa selama dua hari ini mereka takut menemaniku, karena ada sosok wanita jelek yang terus menempel didekat ku.
Tak bisa kulupakan bagaimana takutnya aku tatkala mereka bercerita soal itu.Mereka saha ketakutan,apalagi aku.
Sejak saat itu,aku yakin bahwa orangtua kita tak main-main dengan larangan mereka.Ada alasan masuk akal yang sebenarnya mendasari larangan-larangan itu.Dan sejak saat itu pula,sebisa mungkin aku tak mau berada diluar rumah pada jam-jam rawan.Rawan versiku ya pukul 18.00 WIB sore hingga pukul 19.00 WIB.
Entah mengapa,kelima sahabatku itu juga enggan untuk berkeliaran pada jam-jam tersebut.Padahal,jika dipikirkan lebih jauh,toh mereka adalah hantu,tak sepatutnya takut terhadap hantu-hantu lain,bukan?
Memang,ternyata cerita-ceritaku juga yang akhirnya membuat mereka tak suka berkeliaran pukul 18.00 WIB sore hingga pukul 19.00 WIB.Salah satu cerita yang paling mereka ingat adalah tentang sosok anak yang diculik pada saat senja.Cerita itu sepertinya hanya mitos,namun nyatanya dialami sendiri oleh salah satu anggota keluargaku.Parahnya,anak-anak ini juga mengenal anggota keluargaku itu.Jadi,mereka benar-benar percaya.