part 2

1.6K 50 0
                                    

Kini,usia saudaraku itu sudah tak muda lagi,namun kisah ini terus dia sebarkan kepada anak dan cucunya.Akibatnya,tak seorang pun anak-cucunya yang berani keluyuran kala senja ataupun malam hari,karena kejadian yang menimpa ayah atau kakek mereka diketahui banyak orang,yang saat itu ikut mencari serta membebaskan dirinya dari dekapan hantu perempuan berbadan tinggi besar yang biasa kita sebut Kalong wewe.
Mendengar nama itu saja,siapapun sudah merasa takut.Makhluk itu adalah sosok yang konon suka memangsa anak kecil,menculik,dan membuat anak itu lupa jalan pulang,lupa keluarga,dan lupa bahwa yang sedang mendekapnya itu adalah sosok hantu.Begitu pula yang diceritakan saudaraku.Sepanjang malam saat dia hilang,dia merasa sedang bermain dengan seorang wanita cantik dan baik hati yang sangat penyayang.
Dimata anak-anak yang diculiknya,wanita ini memang terlihat sangat sempurna Jauh lebih sempurna daripada sosok ibu mereka yang terkadang marah dan tak pengertian.Dia tak akan melarang sang anak melakukan apa pun.Sebaliknya,dia akan mengabulkan segala permintaan anak yang diculiknya.Kecuali jika anak itu minta pulang.
Saudaraku ini bernama iyan.Semasa kecilnya,bisa dibilang dia adalah anak hiperaktif.Dia lebih suka bermain ketimbang belajar,dan hampir setiap hari,sepulang sekolah dia akan keluyuran kemana-mana sampai fisiknya benar-benar lelah.
Kerap kali iyan beradu mulut dengan ibunya,yang kesal melihat sang anak laki-laki terus menerus bermain tanpa belajar.Sebaliknya,karena terlalu sayang,sang ayah selalu melindungi iyan,hingga ia merasa tak perlu lagi mendengarkan apapun yang diperintahkan oleh ibunya.Semua perintah sang ibu sebisa mungkin dia tentang.Begitulah yang terjadi setiap hari,hingga tak jarang iyan membuat ibunya menangis.
Suatu hari,seperti biasa sang ibu meminta iyan langsung pulang dari sekolah.Saat itu hari jum'at,ibunya berharap iyan melakukan salat jum'at di mesjid sekitar rumah saja.Sebenarnya, sang ibu bermaksud baik,karena hari itu dia memasak makanan kegemaran iyan,untuk disantap sepulang salat jum'at.
Namun,si kecil iyan yang selalu ingin membantah terang-terangan melawan.Sengaja dia tak pulang kerumah sepulang sekolah,bahkan memutuskan untuk terus bermain diluar hingga larut malam.
Dengan menggunakan seragam pramukanya,dia berlarian dengan ceria bersama teman-teman sekolahnya di pematang sawah tak jauh dari sekolah.Mereka juga memutuskan mangkir dari kewajiban salat jum'at,karena toh katanya minggu depan juga bisa salat jum'at lagi.Tanpa beban,anak-anak itu tertawa-tawa sambil melempari tubuh satu sama lain menggunakan lumpur sawah yang kotor dan penat.Tubuh mereka kotor,wajah mereka tak ubahnya pantat wajan.Mereka tertawa sangat riang tanpa menyadari ada sesuatu yang terus memperhatikan mereka sambil tersenyum dari atas pohon besar yang berdiri kokoh di tepian sawah.
Satu per satu, anak-anak itu mulai pamit pulang.Mereka masih punya rasa takut terhadap orangtua mereka yang pasti khawatir jika mereka pulang terlalu sore.Lain halnya dengan iyan.Dia yang bertekad untuk tetap keluyuran hingga malam nanti memutuskan untuk diam di sebuah bale-bale tengah sawah,sekedar duduk-duduk hingga ketiduran.
Anak itu tak sadar,sosok yang sejak tadi mendekatinya diam-diam mendekat,memperhatikan, dan merasa gemas melihat tubuh iyan yang menang lebih kecil dibandingkan teman-temannya yang lain.Memang dia yang dipilih,bukan mereka yang sudah pulang duluan ke rumah.

...............

Senjakala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang