🍁Rupanya janji itu tak mampu di tepati oleh sang ayah.Laki-laki malang itu diculik oleh tentara Jepang bersama beberapa anggota kelompoknya,yang diduga sebagai provokator pemberontakan rakyat terhadap Jepang.Entah sang ayah kini hidup atau mati,namun Jepang yang tak kenal belas kasih konon tak pernah membiarkan tawanan mereka hidup.
Kinanti tak tahu apa-apa.Yang bisa dia lakulan hanyalah menunggu dan menunggu.Saat sang ibu yang sudah mengetahui kabar ini menangis di dalam kamar sambil meneriakkan nama suaminya,kinanti hanya terduduk di kursi ruang tamu sambil berharap ayahnya cepat-cepat pulang ke rumah untuk salah magrib berjamaah dan makan malam bersama,menikmati cumi asin goreng yang tadi dia siapkan.
"Ibu,kenapa ayah tidak pulang?"
"Ibu,kenapa ayah bohong?"
"Ibu,mungkinkah ayah pulang magrib ini?"
"Ibu,kemana ayah?"
"ibu...jangan menangis,anti belum lelah menunggu ayah pulang"
Setelah perkataan yang terucap dari bibir mungil kinanti hanya membuat ibunya semakin terluka dan merindukan sang suami yang entah bagaimana kini nasibnya.Sang ibu hanya bisa menjawab, "Sabar nak,ayah akan pulang"
Kala itu,matahari sudah terbenam.Kinanti duduk di ruang tamu sambil sesekali mengintip keluar dari jendela rumah,sementara sang ibu tengah bersiap melaksanakan salat magrib.Tiba-tiba saja,segerombol orang berseragam mendatangi rumah mereka,beberapa diantaranya berteriak-teriak dengan lantang menggunakan bahasa asing.
Anak itu terperanjat, beranjak dari kursi tempatnya duduk,lalu berjingkrak riang karena mengira yang datang kerumahnya adalah rombongan sang ayah yang telah lama dia nantikan.Sebelum kinanti sempat membuka kunci pintu rumah, sang ibu yang sudah memakai mukena untuk salat tiba-tiba berteriak keras dari arah belakang sambil merungkuh tubuh anaknya.
"Jangaaaaannn,jangan dibuka,kinanti!" cepat-cepat dia menggendong anaknya,berlari ke arah pintu belakang rumah.
Namun,keputusan ibu kinanti untuk mencoba kabur ternyata salah.Sebenarnya,orang-orang asing itu datang untuk mencari orang lain,yang diduga bersembunyi didalam rumah itu.Orang-orang yang memberontak terhadap Jepang,orang-orang yang ingin memperjuangkan hak bangsa mereka.
Karena dianggap berkomplot dan berusaha kabur,tak pelak sekujur tubuh sang ibu di berondong puluhan peluru dari belakang, sesaat setelah para tentara Jepang itu mendobrak pintu rumah.
Kinanti meruang, menjerit melihat tubuh ibunya bersimbah darah.Bibir mungilnya terus berteriak,"Ibu....ibu....Bangun,ibuuuu!"Namun,tak ada reaksi apapun dari sang ini.Seorang tentara Jepang merasa kasihan melihat anak itu terus meraung keras.Dia berniat menggendong kinanti,namun anak itu merangsek mundur tatkala kedua tangan si tentara hendak merengkuh tubuh kecilnya.
Anak itu menjerit-jerit histeris, "Pergiiiii!kalian jahat!kalian jahat!Tunggu ayah saya pulang,ayah akan menghukum kalian semua!" teriaknya