🍁
Siang itu langit sedang bersahabat.Kinanti melompat ke sana-kemari bagai seekor anak kelinci.Dia bahagia karena ini hari minggu.Biasanya,ayah dan ibu hanya akan bersantai seharian dirumah sambil memanjakannya, anak tunggal yang menjadi kesayangan mereka berdua.
"Ibu,kinan mau main ke pasar sama ayah dan ibu, ya?Kinan pengen ibu masak cumi asin goreng untuk kinan!" anak itu masih berjingkrak-jingkrak ke sana-kemari.
Ayah dan ibunya tergelak.Bagi mereka,kinanti merupakan hiburan terbesar ditengah penatnya masa-masa pelik tanah air.Kala itu,pemerintah Jepang berjaya di Hindia Belanda,mengalahkan pemerintah Hindia Belanda
..membantu rakyat untuk berjuang melawan penguasa yang didominasi oleh warga negara Belanda.Namun,nyatanya sekarang pergolakan terjadi dimana-mana,setelah akhirnya rakyat tahu bahwa Jepang tak lebih baik dari Belanda.Padahal,awalnya mereka begitu baik mendukung segala pergerakan rakyat, menyekolahkan beberapa orang terpilih,dan bersikap seolah ikut memperjuangkan rakyat untuk mencapai kata merdeka.
Sekarang,rakyat mulai mencium kelicikan mereka,yang hanya mau bersekutu dengan rakyat untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri.Banyak korban berjatuhan, akibat sistem kerja paksa yang mereka terapkan terhadap rakyat.Banyak pula pejuang yang gugur karena menolak bekerja sama dengan mereka.Tak hanya pejuang,para ulama pun tak segan mereka hukum mati.
Ayah kinanti adalah salah satu perwira yang ikut memberontak bersama rakyat melawan rezim pemerintahan Jepang.Sehari-hari, dia disibukkan oleh rapat-rapat terselubung yang isinya merupakan penyusunan strategi untuk menaklukkan pemerintahan Jepang.Jika dipikirkan lagi,kemampuan yang dimiliki rakyat sangat jauh dibandingkan dengan kemampuan militer Jepang yang sudah sangat berkembang dan memadai.Jangankan kekuatan rakyat,bahkan Belanda yang sudah ratusan tahun menjajah negeri ini pontang-panting kepayahan dibumihanguskan oleh Jepang kala itu.
Namun,ada satu hal penting yang rakyat miliki,yaitu Semangat.Semangat untuk terbebas dari segala penindasan yang tiada habisnya ini."Kinan,mandi dulu sana.Pakai baju cantik, nak.Kita pergi ke pasar setelah kita semua siap,ya!" sang ayah tersenyum menatap anaknya yang semakin girang mendengar kata-kata itu.
"Iya,ayah!Kinan tidak akan lama-lama mandinya."
🍁
Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya hidup mereka dalam bahaya,mereka tidak tahu Jepang sudah terlebih dahulu menyiapkan strategi untuk menggempur kelompok-kelompok yang mencoba memberontak terhadap kekuasaan Jepang di Hindia Belanda.
Hari minggu itu tak secwrah warna langit di atas.Tepat setelah keluarga itu siap menuju pasar,tiba-tiba sang ayah dijemput oleh beberapa anggota kelompoknya, yang mengabarkan bahwa situasi semakin memanas.Laki-laki itu harus hadir dalam pertemuan dadakan karena keadaan genting.
Kinanti menangis,kesal karena tiba-tiba saja hari Minggunya jadi berantakan karena panggilan itu.Ketika sang ibu berupaya menghibur hati Kinanti yang sudah kecewa,sang ayah menghampiri, menatap mata anaknya lekat-lekat.
"Kinanti,jangan menangis,Nak.Ayah akan pulang sebelum magrib nanti.Kita salat bersama,setelah itu kita makan cumi asin bersama ya,Nak.Sekarang,kamu ke pasar dulu bersama ibu,setelah itu belajar masak bersama ibu.Nanti biar ayah cicipi masakan kamu,kinanti."
Selama ibunya membujuk,kinanti yang sejak tadi tak juga berhenti menangis.Namun,kali ini tiba-tiba tangisnya terhenti saat sang ayah mendekatinya sambil tersenyum.Anak itu memaku menatap kedua mata ayahnya,dan sang ayah menghapus air mata dikedua pipinya.
"Ayah,janji ya jangan pulang malam-malam.Kinanti akan tunggu ayah...Selalu tunggu ayah."
🍃🍃