Selamat Tidur

683 38 4
                                    

Hal yang paling ku rindukan saat bersama teman-teman kecilku adalah saat malam menjelang dan kami semua tidur berdesakan dikamar ku yang sempit.Meski berkumpul dengan hantu pasti sangat janggal di telinga orang lain, tapi bagiku itu adalah hal yang sangat menyenangkan.Ada perasaan hangat menyeruak dalam hati, mengalahkan dinginnya suhu udara saat mereka semua mengelilingiku.

   Ya,suhu udara.Ada hal aneh yang ku alami saat bersinggungan dengan mereka.Jika berdekatan dengan mereka, rasanya suhu udara menjadi lebih dingin.Jadi, hampir selalu ada selimut tebal menyelubungi tubuhku saat berkumpul dengan mereka.Lain halnya jika yang didekatku adalah sosok-sosok jahat,biasanya udara disekelilingku mendadak menjadi panas dan menyesakkan hingga sulit aku bernafas.

  Bertahun-tahun hidup satu kamar dengan mereka membuatku menjadi terbiasa seperti itu.Begitu pula sebaliknya,berat rasanya menghadapi saat-saat kami harus berpisah tatkala aku mulai pindah ke rumah baru dan mereka pindah ke gedung sekolah tempat tinggal mereka kini.

   Pada awal masa itu, mereka kerap datang menemuiku, sekadar menghabiskan malam, sampai aku benar-benar tertidur.Tak jarang pula mereka merengek minta pindah ke rumah baruku.Berkali-kali aku harus meyakinkan bahwa tinggal di gedung sekolah jauh lebih baik untuk mereka,meskipun aku sendiri kerap merasa kesepian dan asing di kamarku yang baru tanpa kehadiran mereka.Sesekali aku menangis,membayangkan masa lalu, kala kamu masih bersama tanpa ada batas.

  Namun, Kata-kata yang diucapkan oleh kakekku kerap terngiang dikepala.Tak baik jika aku menjalani hubungan terlalu dekat dengan mereka, karena biar bagaimanapun kehidupan kami berbeda.Kakekku takut aku terlalu nyaman dengan persahabatan kami hingga akhirnya aku memutuskan untuk mati dan memilih kehidupan setelah mati bersama mereka.

  Sering aku membayangkan, betapa menyenangkannya jika suatu hari nanti aku benar-benar meninabobokan mereka jingga tertidur, tidak seperti sekarang, yang hanya mampu melihat mereka menungguiku hingga aku tertidur.Sering pula aku membayangkan bagaimana kelak jika aku tak lagi bersama mereka.


              🍁

"Risa, apakah kau akan menemui kami jika kelak kau mati?" Peter pernah bertanya serius kepadaku tentang hal itu.

   Aku tak merespon pertanyaannya, karena aku sendiri tak tahu harus menjawab apa.Bagiku, jika kelak nanti mati, aku akan benar-benar pulang dan tak mengurusi segala urusan yang berhubungan dengan hidupku didunia lagi.Mungkin itu adalah hal klise, tetapi rasanya itu adalah cita-cita mutlak seluruh manusia.

  Aku tak mau gentayangan, aku tak mau menjadi arwah penasaran seperti mereka.

  "Uh, kau tidak akan pernah menemui kami lagi,ya?" Peter bersungut-sungut, melihatku diam tak menggubrisnya.

   "Mati saja belum,kenapa kau harus mengungkit hal itu,sih!" Tukasku,balik bersungut-sungut.

  "Aku hanya membayangkan saat itu tiba.Aku hanya takut tak lagi bisa menemuimu,Risa." Peter memandang lurus kedepan, menerawang, seolah ada suatu objek yang sedang dia tatap disana.

   Aku mendekat kepadanya,dan udara dingin mulai menusuk di kulitku.


             🍁

Senjakala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang