6

57 15 3
                                    

"Hal rumit bukan hal yang menarik untuk di pecahkan, tapi di abaikan saja"- Kim Sohyun

.
.
.
.


Jimin melepas kasar tangan Seulgi sesaat setelah melihat Tae pergi meninggalkan aula. Jadi, bisa di bilang Jimin sengaja diam saat Seulgi datang menghampiri nya. Ia tidak tau, kenapa mendadak diri nya ingin membuat Sohyun kesal.

Seulgi yang hanya diam memperhatikan Jimin yang acuh. Yang pergi begitu saja tanpa permisi. Iya setidak nya bagi Seulgi ini adalah keuntungan yang menarik. Melihat hubungan persahabatan Sohyun dan Jimin renggang. Sesuatu yang paling di tunggu-tunggu nya selama ini.

Jimin telah sampai di dalam kelas. Wajah kesal nya terlalu ketara di mata Sohyun. Mata yang biasa nya menatap hangat berubah menjadi dingin. Bukan hanya pada nya, namun juga pada makhluk alien yang sering di sebut Sohyun.

Pemandangan yang lebih menyeramkan dari tebing yang curam. Hati Sohyun bahkan bergetar hebat tatkala hentakan kayu itu bergeser keras di bawah kendali pria dengan seringai yang mematikan.

Jimin benar-benar mendiami Sohyun. Dan Sohyun yang tak paham dengan keadaan. Jika untuk bertanya, Sohyun bukan pemegang peran yang hebat. Itu bukan menjadi hal yang biasa di lakukan nya.

"Yun.. Kamu ngerasa gak sih Jimin kaya sengaja ngediemin kamu gitu". Mina mengibas kipas cantik nya sambil sedikit menatap Jimin.

Sohyun hanya membalas dengan menaikkan kedua bahu nya santai. Walaupun hati nya kala itu tidak sesantai ekspresi nya.

"Kamu gak mau nyoba nanyak? Aneh banget aku liat nya.. Jangan jangan...... ". Sambung Mina.

"Udahlah Min, jangan suuzon dulu. Kali aja tuh anak itik lagi capek. Secara dia Osis kerjaan dia banyak". Sohyun mencoba berdamai dengan keadaan yang menurut nya tidak begitu mencengkam. Persepsi nya tentang Jimin saat ini setidak nya sedikit mewakili pertanyaan nya. Iya mungkin benar katanya, Jimin hanya lelah.

Tae yang sibuk memutar buku di tangan nya nampak acuh dengan Jimin yang ada di sebelah nya. Mengingat kejadian semalam membuat nya benar-benar sakit hati. Jimin yang selama ini di kenal baik, dengan berani nya bersikap kasar.

Seketika buku di tangan Tae jatuh dan terlempar pelan ke arah Jimin. Jimin menggeser kasar membuat Tae memasang wajah tak peduli. Sangat tak peduli malah.

Jimin sekejap menatap Taehyung tajam. Dan di balas santai oleh Tae. Bukan menantang, hanya malas meladeni tatapan mata tajam itu. Sedetik setelah nya Jimin memasang wajah smirk nya.
"Jadi lu gak akan nyerah?".

Tae menoleh saat Jimin mulai berbicara. Ia bersandar santai dengan tangan di lipat di depan dada. "gua gak akan mundur, sampai Sohyun memilih siapa di antara kita".

Jimin terkekeh pelan.
"Gua yang lebih dulu kenal"

"lebih dulu kenal, tapi gak jadian. Gua bakal pastiin Sohyun bakal jadi milik gua". Balas Tae.

"Jangan harap lu puas hanya karena ketampanan lu, Sohyun bukan tipe cewek yang ngeliat cowok dari fisik nya". Smirk Jimin sambil beranjak dari bangku lalu pergi ke luar kelas.

Tae hanya menyunggingkan senyum killer nya sambil mengibas rambut nya ke belakang.

.....................

Sohyun dan Mina tengah makan di kantin sambil bercanda ria bersama. Tapi di sela-sela candaan mereka, datang Tae dan Jimin yang berlari merebutkan kursi di meja mereka.

"Kalian apa-apaan si?". Kesal Mina.

Sohyun hanya menatap heran karena kelakuan dua pria di hadapan nya.

"gua duluan". Bentak Tae.

"Enak aja, gua yang duluan". Jawab Jimin.

Mina tercengang, sedangkan Sohyun hanya menggelengkan kepala pelan. Dan pada akhir nya Jimin yang berhasil duduk di hadapan Sohyun walaupun masih canggung saat Sohyun menatap nya.

"Sohyun, nanti pulang sekolah kamu gak sibuk?" tanya Jimin.

"Emang mau kemana??". Mina yang tampak antusias membuat Tae geli melihat nya.

"Gua mau ngajakin lu ke suatu tempat". Sambar Tae langsung tanpa permisi.

"Paan sii lu.. Kan gua yang nanyak".
Jimin memukul lengan Tae kasar tak terima karena Tae merusak moment nya.

"Idih suka-suka gua". Jawab Tae santai sambil memasukkan kerupuk ke mulut nya.

"Lu diem bisa gak sih?". Bentak Jimin.

"Gua punya mulut betewe". Jawab Tae tak mau kalah.

Mina menatap bergantian di antara nya karena bingung melihat kelakuan Jimin dan Tae yang aneh. Sedangkan Sohyun mendadak malas dan kehilangan mood makan siang nya.

Suara geseran kursi itu menjadi akhir dari perdebatan antara Jimin dan Tae. Sohyun yang beranjak dari duduk nya pergi begitu saja tanpa bicara apapun.

"Kalian sih, jadi marah kan Sohyun nya".
Mina menjitak kedua makhluk di depan nya sampai mengaduh kesakitan.

"Lu sih duluan". Tae mulai lagi.

"Elu!!". Balas Jimin.

"Ooohhhhhhh.. Gua paham.. ".
Suara lantang Mina membuat kedua nya menoleh kompak. "Pasti kalian lagi ngerebutin Sohyun kan? Yaelah.. Satu satu dong, satu sama Sohyun, satu nya lagi sama gua maksud nya". Mina tertawa puas.

"DIEM LU!!!!! ". Kedua nya kompak menjawab lalu pergi bersamaan dengan arah yang berbeda.  Sedangkan Mina menaikkan satu sudut bibir nya kesal.

..........

Sore itu Sohyun meminta izin pada Ibu nya untuk pergi ke Taman kota. Padahal tidak ada janji dengan siapapun, ia hanya bilang bahwa ingin jogging. Terlihat bagaimana ia mengenakan baju kaos, celana training dan sepatu olahraga. Entahlah hari ini ia hanya merasa sedikit suntuk.

Sohyun berlari kecil mengitari taman kota dengan headseat di telinga nya. Mendengarkan lagu sambil jogging bagi nya sangat menyenangkan. Setidak nya membuat suntuk nya sedikit berkurang.

Ketika sudah hampir melewati dua putaran, seseorang yang juga tengah berlari tidak sengaja menyenggol nya hingga terjatuh.

"Aw! ".

Orang itu membungkuk panik. "Astaga, maaf.. "

Sohyun di bantu berdiri sambil sedikit meringis kesakitan. Ia membersihkan telapak tangan nya yang kotor dan terdapat sedikit goresan kasar namun tak berdarah.

"Maaf, aku gak sengaja. Kamu baik-baik aja kan?". Orang itu masih panik merasa tidak enak karena sudah menabrak oranglain.

"Gak apa-apa kok". Jawab Sohyun.

"Bentar deh, kamu anak cheers kan?". Satu jari itu menunjuk santai di barengi secuil senyum di wajah orang itu. Sohyun menatap kaget, jelas saja orang yang tidak sengaja menabrak nya adalah senior nya di sekolah.

"Ahh iya..". Bibir itu mendadak kaku. Gugup sekaligus malu bertemu kakak senior di luar sekolah.

"Sekali lagi maaf yaa".

Sohyun membalas nya hanya dengan anggukan pelan dan senyuman tipis. Oke, tidak perlu banyak basa basi apalagi bertanya hal-hal yang membuat durasi ini begitu panjang. Sohyun tidak suka hal yang rumit. Jika sudah, maka melangkah pergi adalah suatu hal yang paling tepat saat ini.

Tentu saja, Sohyun bahkan telah berjalan beberapa langkah meninggalkan senior nya yang masih setia menatap nya. Sebelum akhir nya ia memutuskan melanjutkan lari kecil nya mengitari taman.



....................






Jan lupa VOTE yaaaa... 🤗🤗🤗




ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang