"Mereka menyebalkan, tapi aku sayang"-Kim Sohyun
...
Weekend adalah hari yang paling di tunggu para pekerja yang teramat sibuk. Begitu juga dengan Tae dan Sohyun, ups Jimin juga. Iya, mereka berniat menghabiskan waktu weekend bersama di tempat wisata di Seoul.
Jujur saja, sangat sulit untuk Jimin dan Tae membujuk Sohyun agar ikut. Sohyun memang tidak begitu nafsu dengan jalan-jalan dan liburan. Karena bagi nya kasur adalah tempat segalanya. Lebih menenangkan dan membuat nyaman.
Tapi bukan berarti diri nya tak pernah liburan. Tentu pernah, jika teramat ingin ia baru akan pergi. Sebagus apapun mood nya jika tak berminat, ia akan memilih tetap di rumah. Tapi beruntung yang kali ini Jimin dan Tae berhasil membujuk nya meski dengan iming-iming merchandise BTS.
"Lu kenapa sih gak suka jalan-jalan?". Tanya Tae.
"Bukan gak suka, dia tu cuma males aja".jawab Jimin.
"Gua gak nanya lu". Kesal Tae.
"Iya bener kok yang Jimin bilang". Sahut Sohyun.
"Terus lu suka rebahan doang gitu?". Tanya Tae lagi.
"Gua tuh lebih suka rebahan sambil mantengin drakor, terus di temenin cemilan gitu. Dari pada keluar". Sahut Sohyun.
"Oh". Tae hanya ber oh ria. Memang sih Sohyun itu gadis pecinta kpop. Hampir dari segala barang nya berbau-bau korea. Bahkan di kamar nya pun banyak terpajang foto-foto artis korea.
Tae pun juga baru menyukai kpop sejak mendengar lagu 'way back home'. Dari sanalah ia jadi mulai ingin tahu tentang kpop, dan Tae sepertinya mengidolakan salah satu member red velvet. Hahaha. Ciee Tae.... Ya, walaupun berasal dari sana, dulu Tae tak begitu dengan artis di negara nya sendiri.
"Woi, Jim, lu gak suka sama artis cewe korea gitu?". Entah kenapa Tae ingin menanyakan itu pada Jimin.
"Emm.. Gak tau". Sahut Jimin santai. Jimin yang tengah sibuk memotret beberapa objek indah sebenar nya tak begitu paham dengan pertanyaan Tae.
Tae memutar bola mata malas nya. Jimin jika sedang fokus pada satu hal, dia tidak akan menghiraukan hal yang lain. Eh tunggu, Tae juga merasa diri nya seperti itu bukan? Oke, mungkin karena mereka masih satu darah jadi karakter nya akan mirip. Walau sedikit.
"Tae, Sohyun mana?". Jimin menyudahi potretan nya saat menyadari Sohyun tidak ada bersama mereka. Tae mengarahkan wajah nya tanpa menatap, arah nya ke bangku taman dekat bunga kertas.
Sohyun disana sedang duduk dengan ponsel di tangan nya. Dari wajah nya Sohyun kembali pada mood buruk seperti biasa. Kedua lelaki itupun menghampiri Sohyun, Jimin yang mengambil alih terlebih dulu duduk di seblah Sohyun.
"Kamu bosen?". Tanya Jimin halus.
Sohyun mengangguk tidak enak. Takut Jimin kecewa sebenar nya.
"Yaudah si ayo balik aja, mending di rumah makan-makan sambil nonton drakor". Ucap Tae tiba-tiba.
Sohyun mengangkat kepala nya melihat Tae yang seperti nya kesal. Entah karena apa. "Lu marah?".
Tae menoleh keras saat mendengar suara Sohyun nampak sedikit tak enak. Tae menggeleng keras menatap Sohyun dengan senyum berlebihan. "Gak, gak kok. Siapa yang marah? Gua ga marah kok sama lu. Kalo lu ngajak balik, ayo. Gua temenin nonton drakor seharian". Ujar Tae semangat.
"Gak apa-apa kan Jim kalo kita pulang aja?". Sohyun benar-benar sudah berada di ujung kejenuhan nya. Dunia luar bukan dunia yang terlalu ia nikmati. Pun pada hakikat nya ia tak begitu nyaman menjadi objek paling menonjol pada mata yang berlalu lalang.
Jimin mengangguk sambil tersenyum. Sohyun tau mungkin itu adalah bagian dari kekecewaan yang tertutup tapat. Mengenal Jimin cukup lama membuat nya paham dan mengetahui segala sesuatu tentang pria mochi itu.
"Elah.. Skuylah, lama amat". Ujar Tae yang sudah gregetan melihat Jimin dan Sohyun yang terlalu banyak drama.
Akhir nya mereka pun pulang, mampir sebentar ke rumah orangtua Sohyun kemudian kembali ke Ilsan. Jimin tetap ikut dengan membawa kendaraan sendiri. Di karenakan besok nya ia harus segera balik lagi ke Seoul untuk kuliah.
Sohyun menggeser kursi meja makan nya lalu mendaratkan tubuh nya di sana. Bukan hari yang melelahkan tapi membosankan. "Aish, apa gak ada sama sekali kegiatan? Gini bosen, gitu bosen. Sial". Umpat nya.
Jimin yang duduk di sofa hanya menghela nafas pelan. Tidak bisa bicara apapun atau memang hanya itu yang bisa ia lakukan ketika Sohyun sedang kesal. Tae menopang dagu di meja makan dan menatap Sohyun dengan wajah sok imut. Entahlah, ia selalu berpikir bahwa marah nya Sohyun itu luar biasa adalah seni yang indah.
"Kenapa lu liat gua ha?". Ujar Sohyun saat menyadari diri nya di perhatikan Tae.
Tae menautkan kedua ibu jari dan jari telunjuk, yang jika di rapatkan membentuk sebuah kotak. Seakan seperti memotret wajah Sohyun saja. Tae tersenyum, "lu marah aja cantik, apalagi senyum".
Plak!!!
Satu lemparan buku menghampiri kepala Tae. Tae tersentak memegang kepala nya dengan cepat menoleh melihat Jimin yang seperti sudah sangat muak mendengar gombalan Tae. Buku yang jatuh di belakang nya pun Tae ambil dan ia lemparkan kembali ke Jimin. "BOCAH, BISA DIEM GAK SIH LU?".
"Plis miror!". Sahut Jimin.
"Lu bener-bener ya". Tae tak mau kalah.
"Kalian mau tetep disini atau mau gua usir?". Ujar Sohyun beranjak menuju kamar nya. Berada di antara dua lelaki kardus itu bukan hal yang menyenangkan bagi Sohyun. Terlebih jika kedua nya sedang adu kekuatan. Its bad!!
"Yah lu mau ngapain?". Tanya Tae.
"Mau tidor!!". Teriak Sohyun lalu menutup pintu nya dengan keras. Kedua nya kini hanya bisa saling menyalahkan satu sama lain. Tae yang nampak kesal dan terus menyerang Jimin dengan argumen nya, sedangkan Jimin yang hanya memasang wajah menyebalkan dan sedikit berbicara melawan Tae.
Hingga berjam-jam lamanya, pun akhir nya kedua makhluk itu tertidur pulas di kasur depan televisi.
Sohyun yang merasa suasana hening dan damai membuka pintu perlahan. Ia menengok sedikit kepala nya dan melihat kedua sahabat nya tengah tertidur lelap seusai perang. Sohyun pergi mengambil dua selimut untuk sahabat nya. Ia menyelimuti sambil tersenyum senang dan penuh ketulusan.
"Oh dragon, biarpun dua anak itu menyebalkan, tapi gua sayang. Suer"., ucap Sohyun pelan.
**"*""*"*""***********
-jangan lupa vote-
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
Romance"Aku bingung untuk memilih. Bukan untuk membalas perasaan mereka, tapi waktu dan perasaan mereka lebih baik jika bukan hanya tentang aku" - Kim So-hyun "Selama apapun aku nunggu, jika kamu takdir ku, aku akan berlutut berterimakasih pada Tuhan. Jika...