11. APAKAH INI AKHIR?

2.9K 187 20
                                    

Air hujan berjatuhan membasahi seluruh pakaian kami berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Air hujan berjatuhan membasahi seluruh pakaian kami berdua. Aku dapat merasakan hembusan hangat napasnya di leherku. Walaupun aku sudah beberapa kali meronta dari pelukannya, tangan kokohnya itu masih saja memelukku seolah tidak mau melepaskanku.

"Maaf udah bohongin kamu." Mas David terisak, "Mas nggak mau kamu kepikiran tentang Tama, Mas takut kamu cemburu. Mas sama Tama nggak saling cinta, kami cuma partner seks."

Aku hanya bisa diam mendengarkan pengakuannya,

Benarkah?

"Mas tahu kamu diteror, Mas takut ada hal buruk menimpa kamu. Alasan kenapa Mas nggak pernah mau ngebahas soal Cowok Gagah ke kamu, itu karena Mas nggak mau kamu kepikiran terlalu jauh. Ini urusan Mas, bukan urusan kamu."

"Ini juga urusanku!" nadaku sedikit membentak, "Mas nggak bisa ngusut hal ini sendiri, ini masalah kita berdua, si Cowok Gagah punya video kita."

Sejenak Mas David terdiam tapi tak lama dia melepaskan pelukannya lalu memegang kedua pundakku, "Everlyn udah cerita semuanya sama Mas. Oke, kita selidiki ini bersama tapi sekarang ayo ikut sama Mas ke dalam mobil," dia mengusap rambutku yang basah karena air hujan, "Kita pulang ke rumah Mas, Mas akan jelaskan semuanya sama kamu."

"Buat apa aku ikut sama Mas?" kupandangi raut wajahnya dengan teliti, "Mas aja nggak pernah mau berkomitmen sama aku."

"Jadi menurut kamu status hubungan itu jauh lebih penting dari pada cinta Mas ke kamu?" matanya menatap wajahku dengan saksama.

"Status hubungan juga penting untukku! Mas pikir aku apa?" kutatap kedua bola mata birunya, "Pelacur?"

"Siapa yang nganggap kamu pelacur, hah!?" dia membentakku penuh amarah, "Kamu itu sangat berharga untukku!"

"Tapi aku nggak bisa terus nunggu tanpa kepastian." air mataku mengalir, "Kalo memang Mas cinta sama aku, maka sekarang juga katakan bahwa Mas ingin berkomitmen sama aku, katakan bahwa Mas ingin menjadi pacarku, berani?"

Jujur aku sangat berharap dia berani mengatakannya, tapi yang kudapatkan Mas David menggelengkan kepalanya, "Mas belum bisa, Mas masih trauma."

"Kalo gitu lepasin aku!" dengan paksa kulepaskan kedua tangannya dari pundakku.

Di bawah guyuran air hujan yang deras, kulanjutkan langkah kakiku meninggalkannya sendirian. Aku tahu kok di belakangku Mas David sedang memandangi kepergianku. Tapi aku harus tegas, aku tidak mau menunggunya terus-terusan.

Aku memang mencintai Mas David, bahkan sangat mencintainya! Tapi kembali lagi, aku hanyalah seorang manusia biasa, punya batas kesabaran.

Jangan samakan aku dengan gay di luar sana yang bebas melakukan seks dengan berbagai jenis laki-laki tanpa sebuah status hubungan yang jelas. Juga jangan samakan aku dengan pelacur yang akan diberikan uang setelah memberikan jasanya. Selain permintaan untuk menjadikanku sebagai pacarnya, memangnya apa lagi yang kuminta dari Mas David?

BLUE SKIES [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang