20. KECELAKAAN

2.6K 156 7
                                    

Hari ini aku akan memindahkan barang-barang dari rumahku ke rumah Mas David

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini aku akan memindahkan barang-barang dari rumahku ke rumah Mas David.

Aku menyewa sebuah mobil untuk mengangkut barang-barang dari rumah, awalnya Mas David keukeuh ingin membantuku tapi aku menolak karena dia harus lebih banyak beristirahat.

Iya, setelah seharian kemarin puas menyodok pantatku di bathub kamar mandinya, malam harinya kami berdua melakukannya lagi berkali-kali di ranjang kamarnya.

Jika kuhitung mungkin sampai delapan kali.

Tiga hari yang lalu saat Mas David masih dirawat di rumah sakit, sebelumnya aku sudah menaruh motor matic-ku di garasi rumahnya. Aku hanya tinggal mengangkut barang-barangku saja dengan mobil box yang sudah kusewa.

"Ada lagi barangnya?" tanya Pak Ujang setelah membantuku memasukkan seluruh barang-barang ke dalam mobil.

"Nggak ada lagi, Pak." jawabku.

"Kalo begitu kita langsung berangkat aja."

Aku mengangguk setuju dan kami pun berangkat.

Aku duduk di sebelah kiri Pak Ujang yang sedang mengemudikan mobil.

Tiba-tiba layar iPhone-ku memberi sebuah notifikasi SMS dari nomor yang tidak kukenal.

Unknown Number
Dasar pelacur!
Mau-maunya tinggal bareng gadun!
Fuck!

Iya, aku tahu itu pasti si Cowok Gagah.

John
Kenapa?
Lo marah karena ketahuan kerja sama bareng Agung?

Unknown Number
Tadinya aku berharap Agung mati bareng gadunmu. :-(

Unknown Number
Tapi aku meleset.

Unknown Number
Sekarang aku nggak akan meleset lagi, hahaha ...

John
Maksud lo apa, hah?
Lo mau celakain Mas David lagi?

Unknown Number
Permainan seru kita baru dimulai.

Unknown Number
Sampai berjumpa di rumah sakit sayangku, muach ... :-*

Permainan apa?
Apa maksudnya?

Sialan!
Sekarang aku mengerti maksudnya!

"Berhenti sekarang juga!" bentakku kepada Pak Ujang.

"Emangnya kenapa, Pak John?" tanya Pak Ujang keheranan.

"Saya bilang berhenti sekarang juga!"

Pak Ujang pun menginjak rem mobil, tapi sayangnya rem mobil box itu blong. Berkali-kali dia menginjak rem mobil, tetap saja mobil tidak mau berhenti.

Sialnya lagi di depan sana ada sebuah tikungan tajam dan mobil box yang kami naiki melaju sangat kencang, kami berdua tentu saja panik.

Jika berada dalam situasi panik seperti ini, dulu Nenek-ku selalu mengajarkanku untuk tetap tenang.

Aku menghirup napas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya secara perlahan.

"Lompat!" perintahku.

"Kalo kita lompat kita bisa luka parah!" Pak Ujang sangat panik.

"Di tikungan sana jurang! Nggak ada pilihan!"

Segera kubuka pintu mobil, kemudian buru-buru aku melompat.

BRUK!

"Ahh!" aku merintih kesakitan, tubuhku jatuh ke jalanan beraspal kemudian menggelinding.

Nenek, tolong lindungi aku.
Aku masih ingin membahagiakan orang yang mencintaiku.

Setelah cukup lama tubuhku menggelinding di jalanan beraspal, aku merasakan kepalaku mulai pusing, lengan serta pipiku lecet parah dan darah mengalir dari pelipis kananku.

Di ujung sana aku tidak melihat mobil box yang kami naiki tadi.

Sudah pasti mobil itu jatuh ke jurang!

Tapi di mana Pak Ujang?
Apa dia masih di dalam mobil?
Dia tidak ikut melompat?

Kesadaranku menghilang, kemudian pandanganku berubah menjadi gelap.

Apakah aku akan mati di sini?

*****

Lenka - Go Deeper

BLUE SKIES [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang