Chapter 31

2.1K 185 70
                                    

One year later

Singto sudah berada di tingkat XII saat ini. Bahkan tinggal hitungan hari untuk melaksanakan Ujian Nasionalnya.

Sudah tak ada ekskul yang diikutinya sejak beberapa bulan yang lalu. Hanya sekolah, les, dan belajar di rumah saat malam hari.

Jangan kalian pikir kekasihnya terima-terima saja dengan keadaan seperti itu. Awalnya Krist juga sempat protes, namun karena pengertian yang diberikan Singto, siswa kelas XI IPA 2 itu tak lagi mengeluh.

Krist sekarang jadi siswa biasa tanpa ikut satupun ekstra kulikuler. Padahal dia sempat dicalonkan jadi anggota bantara, hanya saja dia lebih tertarik untuk melatih pramuka di SD yang dikepalai ibu Singto bersama sang kekasih.

...

Krist tiduran di kasurnya sambil menelfon sang pujaan hati.

"Kau sedang apa, mas?"

'Belajar matematika, dek. Besok masih ada tryout terakhir.'

Krist mendengus.

"Bukankan ujiannya sudah minggu depan? Kok masih tryout saja?"

Singto terkekeh. Dia sangat suka mendengar nada suara Krist yang merengek begitu.

'Ini tryout dari tempat lesku, sayang.'

"Jangan diforsir, mas. Aku tak mau saat ujian kau malah sakit."

'Iya, sayangku. Aku juga pasti istirahat kok. Kau juga tahu kan ini semua demi dirimu juga?'

"Ohoo.. kau seperti sedang berjuang mencari uang untuk melamarku saja."

'Memang itu tujuan akhirnya, kan?'

Blush.. merah total muka si manis.

"Ishh.. apaan sih, mas.."

Suara kekehan Singto makin keras saja. 'Pasti mukamu merah sekarang. Lucunya..'

"Sudah ah. Kau lanjut belajar sana. Jangan sampai tak lulus ujian, ya.."

'Ok, sayang. Love you..'

"Love you too, mas."

....


Krist melangkahkan kakinya ke cafe Felice, tempat janjiannya dengan sang kekasih. Tadi siang Singto mengiriminya pesan jika ingin bertemu di sini setelah dia selesai les Fisika sore ini.

Mata Krist langsung tertuju ke meja tempat biasa mereka menghabiskan waktu di cafe ini. Membuat senyumnya terukir cantik.

"Mas.. maaf ya aku lama." Dengan langkah cepat dia menghampiri meja Singto. Sudah ada dua gelas jus alpukat di sana.

"Tak apa, sayang. Aku juga baru datang. Dan maaf ya tak bisa menjemputmu dulu."

Krist mengibaskan tangan kanannya. "Tidak apa-apa. Aku diantar Ohm juga tadi."

"Naik sepeda?"

"Motor lah. Dia sudah diijinkan bapak pakai motor sekarang."

Lalu keduanya tertawa mengingat adik kandung Krist itu, yang sempat merengek pada sang ayah untuk menggunakan motor setelah masuk kelas IX SMP karena naksir teman satu sekolahnya.

"Minumlah dulu." Singto menyodorkan  satu gelas jus pada Krist.

"Terimakasih. Ada apa mas mengajakku bertemu disini?"

"Emm.. sebentar." Singto terlihat mengeluarkan sesuatu dari tas sekolahnya.

"Amplop?" Mata Krist memicing menerima sebuah amplop yang disodorkan Singto.

MOPDB SMA N 137 (SingtoXKrist) (Lokal AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang